www.idntimes.com
CONTOH PROPOSAL SKRIPSI
Oleh: Trifinda Nur Isliko
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini
akan dijelaskan secara sistematis latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, signifikansi penulisan, kepentingan
teoritis, kepentingan praktis, metodologi, metode pengumpulan data, metode
penulisan, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
Latar
Belakang Masalah
Dasar utama seorang perempuan
menjadi pemimpin atau pendeta disuatu gereja adalah karena menurut Kejadian 1,
manusia baik laki-laki maupun perempuan diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah.[1]
Jadi, baik laki-laki maupun perempuan ikut ambil bagian dalam gambar dan rupa
Allah. Ini berarti laki-laki ataupun
perempuan sama dalam hal menjadi penerima janji-janji Allah dan juga dalam
menjalankan kewajibannya mereka kepada Allah.
Karena bagi Allah tidak ada perbedaan laki-laki maupun perempuan
semuanya sama.
Banyak
gereja di seluruh dunia yang semakin terbuka dengan kepemimpinan perempuan
sebagai pendeta, demikian juga dengan gereja-gereja yang ada di Indonesia. Setidaknya di Indonesia ini ada lebih dari
600 orang pendeta perempuan.[2] Dan salah satu gereja yang dipimpin oleh
seorang pendeta perempuan adalah di GKI Agape Tambak Adi. Tetapi kepemimpinan ibu gembala di GKI Agape
Tambak Adi bukan karena sebelumnya beliau sudah dipilih untuk menjadi gembala
di gereja tersebut melainkan karena ibu
gembala menerima pelimpahan kepemimpinan
dari suaminya yang telah meninggal
dunia. Hal ini disebabkan karena GKI
Agape Tambak Adi merupakan salah satu gereja yang memiliki sistem mewariskan
kepemimpinan kepada istri atau anak jika sang suami atau bapak gembala
meninggal dunia.
Demikian
halnya yang terjadi di GKI Agape Tambak Adi yang Sebelumnya dipimpin oleh bapak gembala yang bernama Yafet
Kuniawan. Setelah bapak Yafet meninggal dunia sejak tahun 2008, kepemimpinannya
sebagai seorang pendeta digantikan oleh istrinya yang bernama Ester Tjan mulai
tahun 2008-sekarang. Di satu sisi, ibu Ester
adalah seorang istri yang harus memikul
tanggung jawab kepemimpinan gereja seorang diri, karena menjadi seorang pemimpin
di gereja apalagi seorang perempuan yang
ditinggal suami merupakan hal berat.
Selama
masa kepemimpinan ibu Ester Tjan banyak
mengalami kesulitan dalam gereja, karena semasa hidup suaminya, saat ada masalah dalam gereja atau dengan jemaat
ibu gembala bersama suaminya akan
berusaha untuk mencari jalan keluar, tapi setelah suaminya meninggal dunia, ibu
gembala yang harus memikirkan masalah itu sendiri dan mencari jalan
keluarnya. Beliau harus mengurus sendiri
surat-surat gereja, sebagian jemaat yang tidak setia. Ada jemaat yang tidak mau mendengarkan
nasihat ibu gembala. Dan jemaat yang ada
selama masa kepemimpinan bapak Yafet Kurniawan semakin berkurang disebabkan ada yang menikah lalu pindah gereja. Ada juga yang meninggal dunia dan juga ada jemaat yang pergi begitu saja sejak
melihat kondisi bapak Yafet Kurniawan yang terkena penyakit stroke.[3] Ibu gembala juga pernah mengurus sebuah
masalah dengan dua orang jemaat yang bertengkar dengan maksud supaya
permasalahan antar jemaat itu dapat terselesaikan,
namun jemaat yang satunya menganggap beliau mengadili mereka sehingga jemaat
tersebut tidak mau bergereja. Namun
seiring berjalannya waktu jemaat tersebut kembali bergereja dan meminta maaf kepada beliau.
Sejak
masa kepemimpinan Ester Tjan dari tahun 2008 hingga sekarang, ada beberapa
program yang beliau jalankan salah satunya adalah diadakannya retreat jemaat
setahun sekali. Tujuannya adalah supaya ada persekutuan antara jemaat yang satu
dengan yang lain, serta ikatan persaudaraan jemaat tersebut semakin kuat dan
juga imannya semakin diteguhkan oleh pelayanan dari hamba Tuhan yang diundang. Meskipun ibu Ester Tjan sebagai pemimpin di
GKI Agape Tambak Adi, beliau tidak pernah menjalankan sakramen perjamuan kudus
dan baptisan kudus di sebabkan karena perempuan
tidak boleh melayani sakramen, kecuali gereja tersebut tidak memiliki hamba Tuhan laki-laki.
Sementara
itu program-program yang masih dijalankan sejak kepemimpinan bapak Yafet
Kurniawan hingga digantikan oleh istrinya adalah koor Mandarin dan setiap
jemaat yang berulang tahun mengumpulkan uang koin sesuai dengan usianya (sen
jatuh).[4] Meskipun begitu, kebanyakan jemaat yang ada
atau yang aktif saat ini adalah jemaat yang sudah lanjut usianya. Kebanyakan dari jemaat tersebut adalah hasil
pelayanan dari bapak Yafet Kuniawan yang masih setia sampai saat ini.
Di
lihat dari kepemimpinan ibu gembala GKI Agape Tambak Adi, dan selama penulis
melayani disana tidak pernah melihat ibu gembala mengadakan kunjungan kepada
jemaat. Kecuali ada jemaat yang sakit, ada acara ucapan syukuran di rumah
jemaat atau ada jemaat yang meninggal dunia. Sementara itu ibadah untuk pelayan-pelayan
Tuhan yang diadakan sebulan sekali, gembala sidang tidak pernah lagi ikut ambil
bagian di dalamnya. Dalam pelayanan di
ibadah umum, gembala sidang pun jarang
menyampaikan Firman Tuhan tapi sering mengundang hamba Tuhan dari luar.
Dalam
hal ini, maka timbul pertanyaan: sejauh manakah pola kepemimpinan ibu gembala
di GKI Agape Tambak Adi? Hal-hal khusus apa yang muncul dalam pola kepemimpinan
ibu gembala? Apakah kepemimpinannya berpengaruh pada pertumbuhan gereja? Tantangan
apa saja yang di hadapi ibu gembala saat ini? Tujuan penulis menganalisa topik
ini adalah ingin mengetahui secara pasti tentang kepemimpinan ibu gembala di
GKI Agape Tambak Adi, dan menjadi perhatian penulis dengan melihat keadaan GKI
Agape Tambak Adi.
Serta
menjadi salah satu tanggung jawab penulis sebagai mahasiswi yang terlibat dalam
pelayanan di gereja ini, supaya kepemimpinan yang ada di GKI Agape Tambak Adi
menjadi lebih baik. Oleh Karena itu
melihat kondisi GKI Agape Tambak Adi penulis merasa prihatin dan tertarik untuk
mengangkat sebuah judul: “Studi Kasus Tentang Kepemimpinan Ibu Gembala Yang Ada
Di GKI Agape Tambak Adi.”
Identifikasi
Masalah
Mengacu pada
topik penelitian ini, serta merujuk kepada latar belakang masalah sebagaimana
dipaparkan di atas, maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Dalam sebuah lembaga atau gereja pasti memiliki
seorang pemimpin yang mengkoordinasikan pekerjaan di dalamnya. Apa itu pemimpin?
2. Efektivitas seorang pemimpin dalam gereja sangat
diperlukan untuk pelayanannya. GKI Agape
Tambak Adi memiliki seorang ibu gembala yang menjadi pemimpin karena menerima
tanggung jawab dari suami yang telah meninggal.
Apakah pelayanan ibu gembala efektif atau tidak?
3. Dalam kepemimpinan ibu gembala di GKI Agape Tambak Adi
yang menerima warisan kepemimpinan dari suami yang telah meninggal tentu banyak
mengalami kendala dalam kepemimpinannya. Apa sajakah kendala-kendala yang
dialami oleh ibu gembala?
4. Setiap pemimpin dalam suatu organisasi atau gereja
memiliki harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. GKI Agape
Tambak Adi memiliki seorang ibu gembala yang mengambil alih kepemimpinan
suaminya. Bagaimanakah pengaruh ibu
gembala dalam kepemimpinan terhadap keadaan pertumbuhan jemaat?
5.
Setiap orang
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda termasuk para pemimpin dalam
gereja. Ibu gembala di GKI Agape Tambak
Adi menjadi pemimpin karena suaminya telah meninggal dan karakteristik yang
dimiliki oleh ibu gembala tentu berbeda dengan suaminya. Bagaimanakah karakteristik kepemimpinan yang
dimiliki ibu gembala GKI Agape Tambak Adi?
6.
Salah satu
penyebab maju atau mundurnya suatu gereja ditentukan oleh pemimpin dalam gereja
tersebut. Apa pentingnya pemimpin
gereja?
7.
Kepemimpinan
gembala yang kurang baik akan menghasilkan pertumbuhan jemaat yang tidak
sehat. Bagaimanakah menjadi gembala yang
baik?
Pembatasan Masalah
Merujuk pada pernyataan
judul karya tulis ini yakni “Studi Kasus Tentang Kepemimpinan Ibu Gembala Di
GKI Agape Tambak Adi”, dan berkaitan dengan sejumlah masalah yang telah
diidentifikasi di atas, maka penulis akan membatasi dengan empat masalah, yakni
nomor satu, dua, tiga, empat, dan lima sebagai berikut:
1. Dalam sebuah lembaga atau gereja pasti memiliki
seorang pemimpin yang mengkoordinasikan pekerjaan di dalamnya. Apa itu
pemimpin?
2. Efektivitas seorang pemimpin dalam gereja sangat
diperlukan untuk pelayanannya. GKI Agape
Tambak Adi memiliki seorang ibu gembala yang menjadi pemimpin karena menerima
tanggung jawab dari suami yang telah meninggal.
Sejauh manakah kepemimpinan ibu gembala di GKI Agape Tambak Adi efektif atau tidak?
3. Dalam kepemimpinan ibu gembala di GKI Agape Tambak Adi
yang menerima warisan kepemimpinan dari suami yang telah meninggal tentu banyak
mengalami kendala dalam kepemimpinannya.
Kendala-kendala apa saja yang dialami oleh ibu gembala di GKI Agape
Tambak Adi?
4. Setiap pemimpin dalam suatu organisasi atau gereja memiliki
harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. GKI Agape Tambak Adi
memiliki seorang ibu gembala yang mengambil alih kepemimpinan suaminya. Bagaimanakah pengaruh ibu gembala di GKI
Agape Tambak Adi dalam kepemimpinan terhadap keadaan pertumbuhan jemaat?
5.
Setiap orang
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda termasuk para pemimpin dalam gereja.
Ibu gembala di GKI Agape Tambak Adi menjadi pemimpin karena suaminya telah
meninggal dan karakteristik yang dimiliki oleh ibu gembala tentu berbeda dengan
suaminya. Bagaimanakah karakteristik
kepemimpinan yang dimiliki ibu gembala GKI Agape Tambak Adi?
Rumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut diatas, maka penulis
menetapkan rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apa itu pemimpin?
2. Sejauh manakah kepemimpinan ibu gembala di GKI Agape
Tambak Adi efektif atau tidak?
3. Kendala-kendala apa saja yang dialami oleh ibu gembala
di GKI Agape Tambak Adi?
4. Bagaimanakah pengaruh ibu gembala di GKI Agape Tambak
Adi dalam kepemimpinan terhadap keadaan
pertumbuhan jemaat?
5.
Bagaimanakah
karakteristik kepemimpinan yang dimiliki ibu gembala di GKI Agape Tambak Adi?
Tujuan Penelitian
Dengan mengacu kepada
judul penelitian dan merujuk pada masalah penelitian di atas, maka ada pun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan kepemimpinan.
2. Untuk menjelaskan efektivitas ibu gembala di GKI Agape
Tambak Adi.
3. Untuk menjelaskan kendala-kendala yang dialami ibu
gembala di GKI Agape Tambak Adi.
4. Untuk menjelaskan pengaruh ibu gembala dalam
kepemimpinan terhadap keadaan pertumbuhan jemaat.
5. Untuk menjelaskan karakteristik kepemimpinan ibu
gembala di GKI Agape Tambak Adi.
Kepentingan Penelitian
Hasil penelitian
mengenai “Studi Kasus Tentang Kepemimpinan Ibu Gembala Di GKI Agape Tambak Adi”. Melalui skripsi ini diharapkan akan membawa
dampak yang lebih baik bagi kepemimpinan gereja tersebut, baik kepemimpinan
secara teoritis maupun kepentingan secara praktis seperti berikut.
Kepentingan Teoritis
Secara teoritis, hasil
penelitian ini akan membawa kepentingan yang signifikan, diantaranya:
1. Secara
teoritis penulisan ini akan memberikan pemikiran yang benar dan penting
mengenai kepemimpinan gembala siding
GKI Agape Tambak Adi.
2. Melalui penulisan ini, jemaat dan gembala sidang dapat
mengetahui serta dapat mengatasi masalah-masalah yang ada didalam gereja
terkait dengan kepemimpinan gembala sidang.
3. Skripsi ini boleh menjadi gambaran ideal dalam
menganalisa kepemimpinan dalam gereja.
Kepentingan Praktis
Sedangkan kepentingan praktis sebagai berikut:
1. Bagi penulis, melalui penulisan skripsi ini penulis
dapat menambah wawasan, pengetahuan terkait dengan judul skripsi tersebut.
2. Bagi gembala sidang GKI Agape Tambak Adi, melalui
penulisan skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian pembelajaran dan referensi
bagi gembala dalam menjalankan kepemimpinannya.
3. Bagi kepustakaan hasil penelitian ini akan dijadikan
studi tentang kepemimpinan ibu gembala di gereja.
Metodologi
Metodologi merupakan
segala keterangan yang dipakai dalam melakukan penelitian untuk mengumpulkan
data-data serta informasi yang berkaitan dengan kepemimpinan ibu gembala. Adapun bagian-bagian dari metodolog adalah
metode penelitian data dan metode penulisan.
Metode
Penelitian
Dalam penelitian
skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Berupa penelitian yang menggunakan wawancara
karena penulis mendapat data-data melalui riset lapangan.
Usman mengatakan bahwa
metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa
interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu.[5]
Metode Penulisan
Dalam penelitiannya
penulis menggunakan metode penulisan deskriptif (Descriptive research). Di mana
memberikan gambaran mengenai suatu obyek
(kasus, fakta-fakta, keadaan, peristiwa dan sebagainya) secara
sistematis, detail dan objektif.
Muhammad Nazir
memberikan pengertian tentang metode deskriptif “Sebagai suatu metode dalam
status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.[6]
Metode
Pengumpulan Data
Untuk melengkapi data
dalam menganalisa kepemimpinan gereja khususnya di GKI Agape Tambak Adi, maka
penulis menggunakan pendekatan riset lapangan, berupa wawancara kepada gembala
sidang dan jemaat yang ada. Adapun tujuan wawancara adalah untuk meminta
penjelasan mengenai kepemimpinan yang ada di GKI Agape Tambak Adi.
Metode penggalian data skripsi ini juga dilengkapi
dengan riset kepustakaan dengan tujuan untuk mendukung dan melengkapi beberapa
data penulisan skripsi. Riset kepustakaan juga bertujuan untuk mereferensi
beberapa pandangan yang berkaitan dengan kepemimpinan gereja.
Definisi
Istilah
Pada bagian ini penulis
akan mendefinisikan beberapa kata penting yang ada pada judul skripsi ini.
Tujuannya adalah untuk mengerti dan memahami arti dari setiap kata dari skripsi
ini. Beberapa kalimat tersebut adalah Kepemimpinan, Gembala.
Kepemimpinan adalah merupakan
suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang
untuk mencapai suatu tujuan bersama.[7]
Gembala adalah seorang
yang bekerja sampai lelah, yang harus berhati-hati dan berani, dan yang mau
mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk dombanya.[8]
Ibu gembala yang ada di
GKI Agape Tambak Adi merupakan seorang gembala yang menerima tanggung jawab
kepemimpinan dari suaminya yang telah meninggal dunia.
Sistematika
Penulisan
Dalam bab I secara
sistematis akan dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kepentingan penulisan
baik secara teoritis maupun praktis, signifikansi penulisan, metodologi dan
sistematika penulisan.
Bab II kajian teori
tentang: kepemimpinan, kerangka berpikir
dan rumusan hipotesis.
Bab III
berisi tentang penjelasan metodologi penelitian: tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampling, teknik pengumpulan data, wawancara, dokumentasi dan observasi.
Bab IV deskripsi hasil
penelitian, dan pembahasan.
Bab V penutup yang
terkait di dalamnya yaitu kesimpulan, implikasi dan saran.
[1]
Jurnal, Pelita Zaman
(Bandung: Yayasan Pengembangan Kristen Pelita Zaman, 1997), hlm 24.
[2] Ibid, hlm 29.
[3] Wawancara Oleh Ester Tjan,
Rekaman, Surabaya, Indonesia, 5 Februari 2017.
[4]
Wawancara Oleh Ester Tjan,
Rekaman, Surabaya, Indonesia, 5 Februari 2017.
[5] Husaini Usman, dan Purnomo
Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Angkasa, 1996), hlm
81.
[6] Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia,
1988), hlm 63.
[7] Charles Kreating, Kepemimpinan: Teori Dan Pengembangannya
(Yogyakarta: Kanisius, 1986), hlm 9.
[8] M. Bons Storm, Apakah Pengembalaan Itu (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1986), hlm 21.
0 komentar:
Posting Komentar