Maret 07, 2020
0
www.idntimes.com


CONTOH PROPOSAL
Oleh Sunarti



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian
          Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting untuk pemerataan dan meningkatkan kualitas pendidikan, dimana melaluinya setiap sekolah dapat menentukan apa yang harus dikerjakan saat proses belajar mengajar berjalan.
Menurut Wina Sanjaya pengertian standar proses pendidikan adalah:                                             
“Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Bab 1 Ayat 6).Dari pengertian di atas, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Pertama,standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan, yang berarti standar proses pendidikan dimaksud berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu di mana pun lembaga pendidikan itu berada secara nasional. ...Kedua, standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, standar proses pendidikan dimaksud dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran.”[1]

Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang dapat dianalisa untuk setiap bagian-bagiannya dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan.



1

Salah satu bagian yang banyak mempengaruhi proses pendidikan adalah guru hal ini seperti diungkapkan oleh Wina Sanjaya:
... sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengansiswa sebagai subyek dan obyek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya kurang bermakna. Oleh sebab itu untuk mencapai standar proses pendidikan, sebaiknya dimulai dengan menganalisis komponen guru.[2]

Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis,  tetapi pekerjaan yang dinamis, yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itulah guru dituntut peka terhadap dinamika perkembangan masyarakat, baik perkembangan kebutuhan yang selamanya berubah, perkembangan sosial, budaya, politik, termasuk perkembangan teknologi.[3]
            Merujuk pada hal di atas istilah guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dapat dipahami dalam tiga  pengertian dasar: Pertama guru dalam perspektif Kristen mempunyai arti menyangkut pembahasan umum tentang guru serta seluk beluk keguruan dari sudut pandang iman Kristen.  Kedua guru yang Kristen berkaitan dengan jati diri serta peranan guru sebagai orang Kristen dimana tidak tergantung dalam bidang studi apa ia melayani.  Ketiga guru yang mengajarkan iman Kristen menunjuk pada mereka yang mengajarkan iman Kristen saja.[4]
Pengertian guru PAK ditegaskan oleh Stephen Tong :
seorang guru PAK adalah seorang yang didalam dirinya sendiri memiliki keyakinan, kepercayaan yang teguh, ibadah yang beres, memiliki sifat moral dan hidup kesucian, kebajikan yang sesuai dengan agamanya, sehingga ia mengerjakan segala sesuatu dengan bertanggung jawab untuk kekekalan. Guru PAK selalu dituntut segala sesuatu yang berkaitan dengan cara hidup, dengan pertanggung jawaban keagamaan dan moral[5]

Hal diatas yang mana ditanggapi Hendro Puspito menyatakan dengan adanya guru-guru PAK yang mengajarkan pemahaman Alkitab secara benar maka masyarakat secara umum akan mengerti dan memahami ajaran dan pendidikan agama tersebut. Secara perlahan PAK akan bertumbuh dalam kehidupan masyarakat sehingga akhirnya dapat menumbuhkan solidaritas dalam kehidupan sosial.[6]
            Luas wilayah kabupaten Sidoarjo 634,38 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 1.929.585 jiwa. Terdiri dari delapan belas kecamatan, tigapuluh satu kelurahan dan tiga ratus duapuluh dua desa.[7] Kabupaten Sidoarjo merupakan sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia.  Kabupaten ini berbatasan dengan kota Surabaya dan kabupaten Gresik di utara, selat Madura di timur, kabupaten Pasuruan di selatan, serta kabupaten Mojokerto di sebelah barat.  Berdasarkan geografinya Sidoarjo berada di dataran rendah. Sidoarjo dikenal dengan sebutan kota delta karena berada diantara dua sungai besar pecahan kali Brantas, yakni kali Mas dan kali Porong.  Beberapa kota kecamatan yang ada di kabupaten Sidoarjo yang cukup besar adalah kecamatan Taman, kecamatan Krian, kecamatan Candi, kecamatan Porong, kecamatan Gedangan, kecamatan Tarik, kecamatan Sidoarjo dan kecamatan Waru.[8]
            Melalui penulisan skripsi  ini peneliti bertujuan ingin  meneliti pengaruh kompetensi  guru PAK GTT yang ada di  kecamatan Sidoarjo. Pada saat sekarang di kecamatan Sidoarjo kehadiran guru PAK  GTT sangat diperlukan khusus untuk mendidik anak-anak yang ada di Sekolah Dasar Negeri. Menurut data dari Dispendik Sidoarjo di kecamatan Sidoarjo ada sekitar tigapuluh tujuh SDN diantaranya adalah SDN Bulusidokare, SDN Pucang , SDN Sidokare , SDN Suko, SDN Bluru Kidul, SDN Banjarbendo, SDN Celep , SDN Cemeng Bakalan I, SDN Gebang , SDN Jati, , SDN Kemiri, SDN Lebo, SDN Lemahputro, SDN Magersari, SDN Pucanganom, SDN Rangkah Kidul, SDN Sarirogo, SDN Sekardangan, SDN Sidoklumpuk, SDN Sumput, SDN Urangagung, SDN Cemengkalang yang ada di kecamatan Sidoarjo.[9]
            Dimana dari data di atas berdasarkan penelitian lapangan secara langsung mulai tanggal 28 Oktober sampai dengan 6 November 2013 ada yang sudah mempunyai guru PAK seperti di SDN Pucang I, Pucang II, Pucang III, Pucang IV, SDN Kemiri, SDN Celep II, SDN Sidokare I, SDN Sidokare II, SDN Sidokare IV, SDN Sidokumpul, SDN Sidoklumpuk, SDN Lebo, SDN Suko II, SDN Jati I, SDN Cemengkalang, SDN Lemahputro I, SDN Lemahputro III, dan SDN Banjarbendo. Tetapi  ada juga  yang belum mempunyai guru PAK seperti SDN Magersari, SDN Pucanganom, SDN Celep I, SDN Suko I, SDN Sidokare III, SDN Gebang, SDN Rangkahkidul,SDN Cemeng, SDN Bluru, SDN Sekardangan, SDN Sumput, SDN Urangagung dan SDN Sarirogo.  Dari data SDN yang ada diatas rata-rata satu, dua bahkan empat sekolah diajar oleh satu guru yang sama mulai dari kelas I sampai kelas VI SD. Sedang jumlah total guru menurut data KKG (Kelompok Kerja Guru) di seluruh kabupaten Sidoarjo ada sekitar empat puluh orang guru PAK yang mengajar di SD di seluruh kabupaten Sidoarjo yang terdaftar di KKG.[10]
            Dari kondisi di atas peneliti ingin memahami hubungan  antara kompetensi guru PAK GTT terhadap pembentukan karakter kristiani anak SDN di Kecamatan Sidoarjo. Melalui penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kompetensi Guru PAK GTT (Guru Tidak Tetap) Terhadap Pembentukan Karakter Kristiani Anak SDN Di Kecamatan Sidoarjo”.

Identifikasi Masalah
            Bertolak dari latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1.  Beberapa SDN di  kecamatan Sidoarjo ada yang belum memiliki guru PAK.
2.   Satu orang guru PAK GTT dapat mengajar satu atau lebih di  SDN sekaligus mulai dari kelas I sampai kelas VI.
3.   Apakah ada kesadaran yang mendalam dari pihak sekolah untuk mengusahakan guru PAK GTT di setiap SDN di kecamatan Sidoarjo?
4.   Apakah pengertian kompetensi guru secara umum?
5.   Sejauhmana kompetensi guru PAK GTT di SDN di kecamatan Sidoarjo?
6.   Kompetensi guru PAK GTT mempunyai pengaruh terhadap pembentukan karakter kristiani anak SDN di wilayah kecamatan Sidoarjo.

Pembatasan Masalah
            Ruang lingkup penelitian ini dibatasi  pada pokok - pokok bahasan :
1.   Pengertian pengaruh kompetensi guru  secara umum terkait dengan pembentukan karakter anak.
2.  Pengaruh kompetensi guru PAK GTT terkait dengan pembentukan karakter anak.
3.  Pembentukan karakter kristiani anak SDN di kecamatan Sidoarjo.

Rumusan Masalah
            Pokok - pokok masalah dalam skripsi ini dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:
1.    Apakah yang dimaksud dengan  pengertian pengaruh  kompetensi guru secara   umum terkait dengan pembentukan karakter anak?
2. Bagaimana pengaruh  kompetensi guru PAK GTT  terkait dengan pembentukan karakter anak?
3. Sejauhmana pengaruh kompetensi guru PAK GTT terhadap pembentukan karakter kristiani anak SDN di kecamatan Sidoarjo?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memahami  pengaruh kompetensi guru secara umum terhadap pembentukan karakter anak  SDN di kecamatan Sidoarjo.
2. Dengan penelitian deskriptip / survey untuk memahami bagaimana pengaruh kompetensi guru PAK GTT terhadap pembentukan karakter anak  SDN di kecamatan Sidoarjo.
3. Untuk memahami sejauhmana pengaruh kompetensi guru PAK GTT terhadap pembentukan karakter kristiani anak  SDN di kecamatan Sidoarjo.

Kepentingan Penelitian
            Hasil penelitian mengenai “Pengaruh Kompetensi Guru PAK GTT Terhadap Pembentukan Karakter Kristiani Anak SDN Di Kecamatan Sidoarjo” ini diharapkan akan membawa dampak yang nyata bagi para guru PAK GTT dan peserta didik yang ada di kecamatan Sidoarjo, baik kepentingan secara teoritis maupun kepentingan secara praktis seperti berikut ini.

Kepentingan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian mengenai pokok ini akan membawa kepentingan yang signifikan, diantaranya:
1.    Bagi penulis supaya mempunyai pemahaman tentang pengaruhkompetensi guru PAK GTT yang dapat membawa pengaruh bagi pembentukan karakter kristiani anak. Sehingga membuat penulis semakin giat dalam mengajar di SDN sebagai guru PAK GTT.

Kepentingan Praktis
            Sedangkan secara praktis, hasil penelitian mengenai pokok ini akan membawa kepentingan-kepentingan yang signifikan, sebagai berikut:
1.    Bagi anak - anak  SDNsupaya sesudah dididik tentang PAK mereka mampu menerapkan ilmu pengetahuannya  dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam keluarga, lingkungan gereja, sekolah dan masyarakat.
2.    Bagi SDN di kecamatan Sidoarjo  supaya mempunyai kesadaran yang mendalam untuk terus mengusahakan adanya guru PAK di setiap SDN di kecamatan Sidoarjo.
3.    Bagi para guru PAKGTT supaya kehadiran guru PAK GTT dapat membimbing anak dalam pengajaran Alkitab secara benar sehingga anak dapat mengimplementasikan iman kristen dalam kehidupan sehari-hari melalui karakter yang mempermuliakan nama Kristus.
4.    Bagi para guru sekolah minggu supaya terus termotivasi di dalam panggilan untuk melayani anak-anak dengan berpijak pada Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pengajarannya sehingga anak dapat mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus.
5.    Bagi orang tua sesudah dididik tentang PAK anak mampu menerapkan ilmu pengetahuannya di dalam kehidupan keluarga.
6.    Bagi lembaga gereja supaya dapat mendorong jemaat yang mempunyai beban sebagai guru untuk dapat diperlengkapi secara khusus sebagai guru PAK .
7.    Bagi STTIE supayamenjadi lembaga  yang efektif  untuk mendidik para guru PAK menjadi teladan dalam pembentukan karakter kristiani anak.

Hipotesis
1.    Jika guru PAK GTT yang ada  di SDN di kecamatan Sidoarjo memahami secara benar pengaruh kompetensi guru maka akan termotivasi untuk mengembangkan diri.
2.   Kompetensi guru PAK GTT  SDN di kecamatan Sidoarjo  akan meningkatkan efektifitas dalam pembentukan karakter kristiani anak di SDN kecamatan Sidoarjo.
3.    Jika guru PAK GTT  SDN di kecamatan Sidoarjo memahami secara benar tentang pengaruh kompetensi guru terhadap pembentukan karakter kristiani anak, maka akan terjadi perubahan pemikiran tentang pentingnya kompetensi guru PAK GTT di setiap SDN di kecamatan Sidoarjo.

Metodologi

Metode Penelitian
Dalam penelitian  skripsi ini memakai metode penelitian kualitatif dimana untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas terhadap situasi pendidikan yang diteliti diperlukan wawasan yang luas dari peneliti untuk dapat menjelaskan situasi pendidikan dengan lebih terperinci.Dengan analisa data berbentuk induktif yakni dengan memaparkan data-data yang didapat dilapangan sebagai landasan untuk mengambil sebuah hipotesa.[11]

Metode Pengumpulan Data
            Dengan teknik pengumpulan data trianggulasi yaitu menggunakan pengumpulan data secara gabungan.Untuk mengumpulkan data digunakan metode penelitian antara lain:
           Pertama, observasi lapangan merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsungbahwa peneliti langsung terlibat dalam penelitian maupun tidak langsunghanya mengumpulkan informasi terkait dengan obyek penelitian misalnya orang lain yang bercerita,  tetapi peneliti tidak terlibat secara langsung dalam penelitian) oleh peneliti dengan menggunakan rancangan observasi penelitian sebagai instrument.Rancangan observasi penelitian  yangberisi item-item kejadian yang digambarkan akan terjadi. Mencatat data observasi secara terstruktur.[12]
            Kedua, metode wawancara digunakan penulis  dengan menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu persatu diperdalam untuk mendapatkan informasi atau keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.Penulis menentukan para koresponden yang dianggap mewakili untuk diwawancarai secara langsung dalam hal ini khusus kepada guru PAK GTT yang ada di SDN di kecamatan Sidoarjo.[13]
          Ketiga, metode kuesioner dilakukan penulis dengan cara membuat beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh koresponden yang telah ditentukan.  Untuk memperoleh hasil kuesioner dengan hasil mantap adalah dengan proses pengamatan terhadap situasi dan kondisi riil lapangan penelitian.
            Keempat, sampel dalam penelitian ini terdiri dari kelompok koresponden yang ada di  lembaga SDN Pucang I, SDN Pucang II, SDN Pucang III, SDN Pucang IV, SDN Sidoklumpuk, SDN Sidokumpul, SDN Sidokare I, SDN Sidokare IV, SDN Celep II, SDN Lemahputro I, SDN Lemahputro III, SDN Jati, SDN Cemengkalang dan SDN Suko II, yaitu: para guru PAK GTT, peserta didik kelas V dan VI, orangtua/wali peserta didik  kelas V dan VI serta guru sekolah minggu di kecamatan Sidoarjo. Sampel dalam penelitian ini yang merupakan  koresponden pengisi kuesioner terdiri dari empat kelompok utama. 
          Kelima, dokumentasi, penulis mengumpulkan data dengan cara mencatat dan memotret ruang kelas, kondisi peserta didik dan pendidik ketika proses belajar mengajar pelajaran agama kristen berjalan untuk melengkapi data primer yang didapat melalui observasi, wawancara, kuesioner dan sampel.
          Keenam, uji validitas dan kredibilitas berbagai data menggunakan banyak sumber untuk satu data yang diperjelas melalui observasi, wawancara, kuesioner, sampel dan dokumentasi.Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisa secara kualitatif deskriptif sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak.[14]

Definisi Istilah
            Istilah - istilah penting dalam penetian ini yang dijadikan sebagai kata kunci adalah :
1.    Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang dalam konteks kristen.[15]
2.    Kompetensi adalah kewenangan untuk memutuskan atau bertindak dalam konteks sebagai guru PAK yang mendidik anak kristen berdasarkan otoritas Alkitab.[16]
3.    Guru PAK GTT adalah guru non PNS yang mengajarkan iman kristen menunjuk pada mereka yang mengajarkan agama kristen saja, dalam arti mereka menggeluti secara khusus dalam pekerjaan tersebut.[17]
4.  Pembentukan adalah proses, perbuatan, cara membentuk karakter anak menurut teladan Tuhan Yesus.[18]
5. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, tabiat, watak seseorang yang diberikan Tuhan sejak lahir untuk menjadi serupa dengan Kristus.[19]
6.    Kristiani adalah berciri kristen.[20]
7.    Anak adalah keturunan dari ayah dan ibu (keturunan yang kedua) dimana secara khusus menunjuk pada anak-anak kristenkhusus kelas Vdan kelas VI yang ada di SDN di kecamatan Sidoarjo.[21]
8.   SDN di kecamatan Sidoarjo menunjuk pada sekolah dasar yang ada di kecamatan Sidoarjo dimana penelitian lapangan ini dilakukan.

Sistematika Penulisan
            Bab I, berisi  pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan  masalah, rumusan  masalah, tujuan penelitian, kepentingan penelitian, hipotesis, metodologi, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
            Bab II, berisi kajian teori yang meliputi menjabarkan kompetensi  guru secara umum terhadap pembentukan karakter anak, pengaruh kompetensi guru PAK GTT terhadap pembentukan karakter anak, pembentukan karakter kristiani anak SD.
            Bab III,berisi metodologi penelitian, observasi lapangan, wawancara,sampel, kuesioner, dokumentasi, teknik pengumpulan data, pengembangan instrument dan analisis data.
            Bab IV,  berisi pembahasan dan hasil penelitian yang berhubungan denganpengaruh kompetensi guru PAK GTT  SDN  terhadap pembentukan karakter kristiani anak SDN di kecamatan Sidoarjo, karakter kristiani anak SDN di kecamatan Sidoarjo.
            Bab V, penutup yang  berisikesimpulan dan saran.




[1] H.Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 4.

[2]Ibid. hlm.13-14.
                [3]Ibid. hlm.17.
[4] B.S Sidjabat, Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani (Bandung: Kalam Hidup, 1994), hlm. 35.
[5] Mary Setiawani dan Stephen Tong, Seni Membentuk Karakter Kristen (Surabaya: Momentum, 2005), hlm. 42.
[6] Hendro Puspito, Sosiologi Agama ( Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, 1990), hlm. 57-66.
[7] http://www.sidoarjokab.go.id
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten Sidoarjo
[9] http://www.dispendiksidoarjo.net/
[10] KKG di SDN Pucang I tanggal 5 Oktober 2013
[11]  Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, tth), hlm. 15.
[12]  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ( Yogyakarta: Rineka Cipta edisi revisi,2010), hlm. 272.
[13]Ibid. hlm.270.
[14] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, tth), hlm. 14.
[15]Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka 1989), hlm. 597.
[16]Ibid. 445.
[17] B.S Sidjabat, Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani (Bandung: Kalam Hidup 1994), hlm. 35.
[18]Ibid. 133.
[19]Ibid. hlm.389.
[20]Ibid. hlm.456.
[21]Ibid. hlm.47.

0 komentar: