www.idntimes.com
CONTOH PROPOSAL
Oleh Agus Wahyudi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bagian pendahuluan ini akan dibahas mengenai : latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, hipotesis masalah, kepentingan penelitian meliputi
kepentingan teoritis dan kepentingan praktis, metodologi penelitian, definisi
istilah, dan sistematika penulisan.
Latar Belakang Masalah
Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi
Aletheia yang berdiri sejak 9 September 2001sebagai
respon Amanat Agung Tuhan Yesus dengan tujuan untuk mengembangkan pelayanan. Gereja Kristus
Rahmani Indonesia (GKRI) Misi
Aletheia
berdiri dan diresmikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas dan menjadi lembaga gereja berbadan hukum yang sah di negara Republik
Indonesia dan berhak mengembangkan dirinya di seluruh Indonesia bahkan ke
seluruh dunia. Menanggapi panggilan Allah
supaya Injil sampai kepada ujung bumi, maka Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI)
Misi Aletheia berdiri dengan visi: menjadikan Gereja Kristus Rahmani Indonesia
(GKRI) Misi Aletheia sebagai Gereja yang berdoa, Gereja yang mengasihi, Gereja
yang mengutus dan Gereja yang bersaksi.[1]
Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi
Aletheia terus berbenah dengan cara mengembangkan program pelayanan dan peningkatan
kegiatan gerejawi. Setiap satu tahun
sekali, diadakan evaluasi program-program pelayanan serta penyusunan program
kegiatan pelayanan untuk satu tahun ke depan.
Beberapa program pelayanan yang ada di GKRI Misi Aletheia, antara lain:
KAUM ( Kursus Alkitab Untuk Melayani), Pemuridan, PPA ( Pusat Pengembangan Anak
), KOMSEL, Bacaan Alkitab Setahun, kegiatan ibadah tengah minggu, dan
lain-lain. Yang bertujuan untuk
menjangkau jiwa-jiwa serta memuridkannya, agar menjadi orang-orang kristen yang
tangguh dalam iman, mengakar kuat, bertumbuh serta berbuah di dalam Tuhan Yesus
Kristus bagi kemuliaan-Nya. Tidak hanya
itu, jemaat-jemaat yang sudah lama menjadi kristen diharapkan semakin setia dan
memperlihatkan buah-buah dari pertumbuhan rohaninya yang sehat.[2]
Petani memiliki harapan yang besar terhadap
pertumbuhan tanaman yang ia tanam, ia berharap agar tanamannya bertumbuh secara
sehat, normal dan menghasilkan buah. Demikian
juga dengan Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI), memiliki harapan besar
agar anggota jemaatnya mengalamai pertumbuhan rohani yang maksimal. Sehingga gereja memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk memfasilitasi
setiap anggota jemaat dalam memperoleh
pengetahuan dan pemahaman yang benar akan Firman Tuhan. Jadi setiap program gereja dipastikan harus
dapat berjalan dengan baik demi mewujudkan harapan yakni setiap jemaat dapat
bertumbuh kerohaniannya denganbaik.
Tetapi ternyata tidak mudah untuk melaksanakan setiap program gereja
yang sudah tersusun dan terencana dengan baik.
Ada banyak kendala, seperti : kesulitan dana, kurangnya SDM ,kesulitan
dalam waktu pelaksanaan, jemaat kurang mendukung, dan lain-lain.[3]
Dari sekian banyak kendala yang penulis
amati, ternyata yang paling menghambat adalah jemaat yang kurang mendukung.
Artinya sedikit sekali jemaat yang terlibat aktif dalam setiap kegiatan atau
program gereja. Sedangkan tujuan utama program dibuat adalah untuk menolong
jemaat bertumbuh dalam kerohaniannya.
Tidak dapat dipungkiri jika jemaat sulit untuk ikut terlibat aktif dalam
program gereja, karena rata-rata jemaat adalah para pekerja kantoran, pembisnis,
karyawan perusahaan dan karyawan pabrik yang terikat secara waktu dan tuntutan pada
pekerjaanya.
Berdasarkan pengamatan penulis yang berkaitan
dengan kondisi jemaat di Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi Aletheia
yang telah dijelaskan penulis diatas, maka diperlukan sebuah program yang lebih
efektif yang memungkinkan setiap anggota jemaat dapat mengikuti dan
melakukannya di rumah masing-masing sehingga dapat menyesuaikan waktunya sesuai
dengan kebutuhannya. Dengan kata lain
gereja tidak harus membuat program yang pusat berkegiatannya di gereja, tetapi
gereja memfasilitasi dan terus memantau jemaat dengan program yang berbasis
rumah. Sehingga jemaat dapat tetap terlayani dalam memenuhi kebutuhan
kerohaniannya.
Dalam pertumbuhan rohani, dibutuhkan proses
dan pembimbingan yang tepat dan dengan sarana yang tepat pula. Dengan demikian setiap jemaat menyadari bahwa
proses pembelajaran tersebut adalah bagian dari dirinya untukkebaikan dan
kemajuan bersama. Sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan memenuhi apa yang menjadi tujuan
dan harapan gereja. Jadi, jemaat harus memahami bahwa untuk bertumbuh
rohaninya, jemaat harus terus belajar.
Dalam buku KAMBIUM, Berakar Dalam Kristus disebutkan bahwa setiap orang percaya harus
mengalamai pertumbuhan rohani. Hal
tersebut dapat terwujud jika setiap orang percaya mengikuti pimpinan Roh Kudus
yang membawa orang percaya menjadi lahir baru dan terarah kepada keserupaan
dengan Kristus. Disebutkan dalam buku
tersebut, ada lima hal yang dapat menjadi sarana agar orang percaya dapat
bertumbuh secara rohani, salah satunya yaitu: bersaat teduh secara
teratur. Inilah yang disebut dengan
disiplin rohani. Waktu teduh atau Saat
Teduh adalah
Waktu
untuk bersekutu dengan Tuhan secara pribadi melalui firman dan doa yang
dikhususkan secara teratur. Waktu teduh sebagai undangan istimewa dari Tuhan
untuk bertemu dengan-Nya secara pribadi, membawa kita memikirkan tentang Tuhan
dan mendorong kita menghadap Tuhan dengan hati siap.[4]
Dari
berbagai macam sarana untuk pertembuhan rohani yang penulis telah sebutkan di
atas, program gereja berbasis rumah adalah salah satu program gereja yang
sangat efektif yaitu dengan menggunakan buku pemuridan KAMBIUM. Buku Kambium merupakan salah
satu bahan waktu teduh pribadi untukmempelajari suatu topik setiap hari. Kelebihan buku ini adalah dilengkapi bahan
renungan, diformat sebagai buku pemuridan, mudah dipelajari, tidak perlu ada
pengajaran di kelas atau pembicara khusus, fleksibel dalam hal waktu belajar
dan mampu mendorong persekutuan pribadi dengan Tuhan dan pemahaman Firman
secara pribadi. Karena hal tersebut merupakan strategi pelayanan yang
mampu menjangkau setiap jemaat dengan baik.
Sehingga jemaat mampu memelihara hubungannya secara pribadi dengan Tuhan
dalam saat teduh yang teratur.[5]
Program
Berbasis Rumah adalah program yang dirancang secara praktis, sestematis dan
terukur melalui kerjasama dengan keluarga-keluarga jemaat dalam
penyelenggaraannya untuk mencapai dan meningkatkan hasil pelayanan yang
maksimal. Selain itu, gereja juga
merancang, membuat serta memperkenalkan konsep atau model yang akan
dipergunakan sebagai sarana program berbasis rumah tersebut, sehingga setiap
jemaat mampu mempergunakannya dengan baik dan benar.[6]
Sebagai
gereja yang harus mengusahakan setiap jemaatnya bertumbuh kerohaniannya, maka
diperlukan setrategi pelayanan yang efektif, sehingga dapat mencapai tujuan
amanat Agung Tuhan Yesus yaitu menjadikan setiap orang percaya murid-Nya. Oleh sebab itu gereja harus membangun suatu
pelayanan yang menarik dan merangsang jemaat untuk bertumbuh
kerohaniannya. Agar setiap jemaat
mengetahui maksud dan tujuan Allah dalam kehidupannya.
Melalui
pengamatan dan wawancara penulis terhadap beberapa jemaat GKRI Misi Aletheia,
ternyata masih ditemukan bahwa jemaat belum memahamiarti pentingnya bersaat
teduh, jemaat juga belum memiliki waktu
teduh yang teratur, jemaat membaca Alkitab hanya sekadarnya saja. Bahkan penulis juga menemukan dilapangan
bahwa masih ada jemaat GKRI Misi Aletheia yang tidak pernah bersaat teduh
maupun berdoa dalam keluarganya atau rumah tangganya. Sehingga hal tersebut berdampak terhadap
pertumbuhan rohani jemaat GKRI Misi Aletheia.[7]
Dengan demikian gereja GKRI Misi
Aletheia didorong agar memiliki sarana atau program yang baik dan efektif untuk
membawa jemaat bertumbuh secara rohani, mengenal Yesus secara pribadi,
mencintai Firman-Nya dan semakin berkarakter Kristus. Salah satunya adalah program baca Alkitab
pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium. Menurut, Katekismus Singkat Westminster 1, orang
percaya yang bertumbuh kerohaniannya dapat dilihat sebagai berikut :
1. Memiliki
kehidupan yang berpusat pada Allah, memuliakan Allah serta menikmati Allah.
2. Mampu
memandang seluruh kehidupan ini sebagai hidup yang harus dijalani secara sadar
bagi penghormatan kepada Allah, sekaligus dalam suatu semangat pelayanan bagi
nama-Nya.
Dengan
alasan tersebut diatas penulis mengambil judul skripsi : Pengaruh Disiplin Baca
Alkitab “Pola Bacaan Alkitab Setahun Dengan Menggunakan Buku Pemuridan Kambium”
Terhadap Pertumbuhan Kerohanian Jemaat Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI)
Misi Aletheia, Sidoarjo. Penulis
memiliki harapan yang besar terhadap karya tulis ini agar setiap pembaca maupun
gereja memiliki pemahaman, bahwa tidak semua program gereja yang berpusat
kegiatan di gereja dapat dilakukan dengan baik dan efektif untuk semua
jemaat. Sehingga diperlukan program
gereja yang efektif dalam pelayanan penjangkauan seluruh jemaat yang berbasis
rumah, untuk pertumbuhan kerohanian jemaat.
Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas, sebagaimana
telah dipaparkan oleh penulis dalam latar belakang masalah, maka ditemukan
beberapa masalah yang teridentifikasi sebagai berikut :
1. Dilapangan ditemukan bahwa gereja belum maksimal
memfasilitasi jemaat untuk mendukung pertumbuhan kerohaniannya. Diindikasikan bahwa salah satuprogramnya
yakni Bacaan Alkitab Setahun belum berjalan maksimal. Berdasarkan fakta tersebut maka muncullah
pertanyaan, mengapa program Bacaan Alkitab Setahun tersebut tidak berjalan ?
2. Dilapangan ditemukan bahwa diantara jemaat kurang
mendukung dalam pelaksanaan program-program gereja yang berkaitan dengan upaya
untuk pertumbuhan kerohanian jemaat. Diindikasikan bahwa program yang berpusat
kegiatan di gereja sulit dihadiri jemaat karena kesulitan dalam menyesuaikan
waktunya. Pertanyaannya adalah bagaimana
agar jemaat dapat mendukung program gereja dan terlayani dengan baik untuk
pertumbuhan rohaninya?
3. Dilapangan ditemukan bahwa gereja belummenerapkan
disiplin baca Alkitab yang terpola dan terencana dengan baik. Diindikasikan
bahwa setiap keluarga belum memiliki sarana bersaat teduh yang sama. Pertanyaannya,
bagaimana penerapan pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku
pemuridan Kambium dapat digunakan untuk bersaat teduh dengan efektif, terukur
dan terpantau?
4. Dilapangan ditemukan bahwa diantara jemaat belum
melakukan saat teduh dan membaca Alkitab
dengan terpola dan teratur demi menunjang pertumbuhan
kerohaniannya. Diindikasikan bahwa
jemaat dalam bersaat teduh danmembaca Alkitab hanya sekadarnya saja. Pertanyaannya, sejauh mana pengaruh disiplin
baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium
terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia ?
Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi
masalah diatas, maka penulis membatasi beberapa poin yang dianggap penting
dalam penelitian skripsi ini, yaitu nomor 1, 3 dan 4:
1. Dilapangan ditemukan bahwa gereja belum maksimal
memfasilitasi jemaat untuk mendukung pertumbuhan kerohaniannya. Diindikasikan bahwa salah satu programnya
yakni: Bacaan Alkitab Setahun belum berjalan maksimal. Berdasarkan fakta tersebut maka muncullah pertanyaan,
mengapa program Bacaan Alkitab Setahun tersebut belum berjalan maksimal?
2. Dilapangan ditemukan bahwa gereja belum menerapkan
disiplin baca Alkitab yang terpola dan terencana dengan baik. Diindikasikan bahwa setiap keluarga belum
memiliki sarana bersaat teduh yang sama.
Pertanyaannya, bagaimana penerapan pola bacaan Alkitab setahun dengan
menggunakan buku pemuridan Kambium dapat digunakan untuk bersaat teduh dengan
efektif, terukur dan terpantau?
3. Dilapangan ditemukan bahwa jemaat tidak melakukan saat
teduh dan membaca Alkitab dengan terpola
dan teratur demi menunjang pertumbuhan kerohaniannya. Diindikasikan bahwa jemaat dalam bersaat
teduh dan membaca Alkitab hanya sekadarnya saja. Pertanyaannya, sejauh mana pengaruh disiplin
baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan memakai buku pemuridan kambium
terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia ?
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi dan
batasan masalah diatas, maka peneliti menetapkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa salah satu program gereja yakni: Bacaan Alkitab
Setahun belum berjalan maksimal ?
2. Bagaimana penerapan pola “bacaan Alkitab setahun dengan
menggunakan buku pemuridan Kambium” dapat digunakan untuk bersaat teduh dengan
efektif, terukur dan terpantau?
3. Sejauh mana pengaruh disiplin baca Alkitab pola “bacaan
Alkitab setahun dengan memakai buku pemuridan Kambium” terhadap pertumbuhan
kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia ?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka penulis memiliki tujuan dalam penulisan karya
ilmiah ini, adapun tujuan tersebut sebagai berikut :
1. Untuk
menjelaskan bahwa gereja GKRI Misi Aletheia harus dapat melayani seluruh
jemaatnya dengan baik dan efektif agar bertumbuh kerohaniannya melalui disiplin
baca Alkitab.
2. Untuk
menjelaskan penerapan program disiplin baca Alkitab pola “bacaan Alkitab
setahun dengan menggunakan buku pemuridan kambium” kepada seluruh jemaat GKRI
Misi Aletheia.
3. Untuk
menjelaskan pengaruh disiplin baca Alkitab pola “bacaan Alkitab Setahun dengan
menggunakan buku pemuridan kambium” terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI
Misi Aletheia.
Hipotesis Masalah
Hipotesis
awal dalam penelitian ini, bahwa pertumbuhan rohani seseorang tidak dapat
dicapai dengan hanya berdoa dan mengikuti setiap kegiatan gerejawi. Hal
tersebut juga penting, tetapi memiliki sebuah disiplin dalam membaca Alkitab
dengan cara dan sarana yang tepat yaitu dengan pola “bacaan Alkitab setahun
dengan memakai buku pemuridan Kambium”, sangat dapat memengaruhi pertumbuhan
kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia
Kepentingan Penelitian
Melalui penulisan dan hasil
penelitian skripsi ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:
Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam
penulisan ini dapat memberikan pemahaman dan informasi bagi pengembangan
program gereja bahwa dengan menerapkan disiplin baca Alkitab pola bacaan
Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium dapat memengaruhi
pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia.
Manfaat Praktis
1. Bagi
Sekolah Tinggi Teologi Injili Efrta
Hasil
dari penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi para pembaca dan
menjadi referensi dalam mengembangkan program pelayanan gereja dalam rangka
untuk memfasilitasi jemaat dalam pertumbuhan kerohaniannya. Disiplin baca Alkitab Pola bacaan Alkitab
setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium, merupakan strategi pelayanan
yang efektif melalui pendekatan secara langsung kepada jemaat dalam keluarga
masing-masing.
2. Bagi
para gembala, penginjil, guru Sekolah Minggu, dan Fulltimer gereja hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat
dan menambah wawasan, serta dapat menjadi referensi dalam memilih dan
merencanakan disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun yang akan
diterapkan kepada diri sendiridan jemaatnya.
3. Bagi
Jemaat GKRI Misi Aletheia
Jemaat GKRI Misi Aletheia dapat
terlayani sekaligus dapat belajar Alkitab dengan cara dan sarana yang tepat.
Jemaat GKRI Misi Aletheia mampuberperan aktif dalam mengikuti program disiplin
baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan
Kambium, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan kerohaniannya.
4. Bagi
GKRI Misi Aletheia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
informasi, dan menjadi referensi serta menjadi bahan evaluasi dalam
pengembangan program pelayanan gerejawi, kaitannya dengan menerapkan program
disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku
pemuridan Kambium dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat.
Metodologi Penelitian
Seseorang belajar karena ingin mengetahui sesuatu.
Keinginan untuk mengetahui itu dilakukan dalam suatu proses yang sistematis,
analitis, empiris dan terkendali. Proses yang demikian inilah yang dimaksud
dengan metodologi penelitian.[9] Metode penelitian yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitan kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.[10]Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan
untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan
melalui pendekatan kualitatif.
Metode Penulisan
Pada penelitian ini digunakan Metodologi dengan
pendekatan kualitatif, yang mempunyai karakteristik alami (natural setting)
sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada
hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa
induktif serta makna merupakan hal yang esensial. Ada banyak macam metodologi penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif, delapan diantaranya yakni: etnografi, studi
kasus, studi dokumen/teks, studi sejarah, grounded theory, interaktif,
partisipatories, serta penelitian tindakan kelas.[11]Dalam hal ini penelitian yang
digunakan Penulis yakni:
1. Penelitian studi kasus (case study),
yaitu: suatu penelitian yang dilaksanakan untuk meneliti suatu kelompok
masyarakat tertentu dalam waktu tertentu dengan cara observasi, wawancara, dan
mempelajari berbagai macam dokumen yang terkait dengan penelitian.
2. Penelitian etnografi adalah
melakukan studi yang mendalam tentang prilaku yang terjadi dalam sebuah
kelompok sosial masyarakat, dengan cara observasi mendalam dan wawancara yang
mendalam.
Tempat Penelitian
Tempat
penelitian, GKRI Misi Aletheia, Sidoarjo, adapun yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah Jemaat GKRI Misi Aletheia ( tidak termasuk Gembala,Wakil Gembala,
dan Fulltimer ) dengan mengambil sampel 15 responden yang telah mengikuti
program KAMBIUM. Dalam pengambilan
sampel ini penulis akan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber pengambilan data dengan
pertimbangan tertentu, yaitu dengan memilih orang-orang yang dianggap memiliki
pengetahuan dari situasi yang sedang diteliti oleh penulis.[12]
Metode Pengumpulan
data
Penelitian mencakupi
pengumpulan informasi mengenai variabel yang ada dalam penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan
informasi kualitatif adalah observasi dan wawancara. Sedangkan analisa data dalam penelitian
kualitatif merupakan kegiatan setelah
pengumpulan data empirik. Secara garis
besar kegiatan menganalisa data adalah mengelompokkan data, menyajikan data
setiap variabel, melakukan analisa dan menjawab rumusan masalah, dan melakukan
kajian untuk uji hipotesis yang telah diajukan.[13]
Definisi Istilah
Program
gereja adalah sebuah perencanaan kegiatan pelayanan gerejawi yang akan
dikerjakan secara terjadwal, terukur dan terkontrol sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Tujuan pembuatan perencanaa program gerejawi adalah
menentukan langkah-langkah sebagai proses kegiatan, untuk menetapkan dan
mencapai sasaran utama yang dilaksanakan secara bertahap, serta untuk
menetapkan penjadwalan, pendanaan dan sumberdaya manusia.[14]
Pola
bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium adalah sebuah
program baca Alkitab secara teratur dan terpola melalui waktu teduh.[15]
Pertumbuhan
rohani merupakan buah kehidupan rohani orang percaya, yaitu karakter Kristus di
dalam diri orang percaya yang ditumbuhkan oleh Roh Kudus yang bekerja dari
dalam untuk memperbaharui, mengubahkan, dan menyucikan kehidupan orang
percaya. Roh Kudus akan memimpin dan
menolong orang percaya dalam menjadikan Kristus sebagai Pusat ( yaitu sebagai
Tuhan dan tujuan ) hidup.[16] Sasaran utama Allah memulihkan keadaan
manusia adalah pengembangan karakter, Dia ingin agar orang percaya bertumbuh
secara rohani dan menjadi serupa dengan Kristus. Menjadi serupa dengan Kristus
tidak berarti manusia kehilangan kepribadiannya dan menjadi sebuah robot yang
tidak berakal budi. Keserupaan dengan Kristus berarti mengubah karakter bukan
kepribadian.[17]
Sistematika Penulisan
Bab
pertama: Pendahuluan yang terkait didalamnya, latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
hipotesis masalah, kepentingan penelitian yang meliputi kepentingan teoritis
dan kepentingan praktis, metodologi penelitian, definisi istilah, dan
sistematika penulisan.
Bab
kedua: Menguraikan kajian teori tentang Pengaruh Program Disiplin baca Alkitab
pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium terhadap
pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia Sidoarjo, kerangka berpikir,
dan hipotesa.
Bab
ketiga: Berisi tentang penguraian penjelasan metode penelitian, tempat dan waktu
penelitian, menguraikan populasi, sampel
penelitian, definisi masing-masing variabel, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisa data untuk menguji hipotesa.
Bab
keempat: Menguraikan hasil penelitian dan Pembahasan
Bab
kelima: Kesimpulan, Implikasi dan Saran.
[1]. Buku Sejarah,Tata Gereja dan Tata LaksanaGKRI Misi Aletheia, Sidoarjo
[4]KAMBIUM, Berakar Dalam Kristus Pemuridan Melalui Waktu Teduh ( Yayasan
Gloria, Yogyakarta, 2011 ), hal. 80. (KAMBIUM singkatan dari “Komunitas
Pertumbuhan Iman untuk Menjadi Murid Kristus”, bertujuan meletakkan dasar-dasar
pertumbuhan iman kristiani untuk menjadi murid Kristus dan menjadikan orang
lain murid Kristus di manapun ia berada dan diutus)
[5]Ibid, hal. 15
[7]Wawancara Terhadap 6 keluarga Jemaat
GKRI Misi Aletheia yang Penulis lakukan pada minggu, 3 dan 10 September 2017
[8] G.I. Williamson, Katekismus Singkat Westminster, Volume 1
( Surabaya: Momentum, 2009 ), Hal. 3 - 5
[9]W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2000 ), hal. VI
[10]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,
2008), hal. 9
[11] Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif
Skripsi dan Tesis (Yogjakarta: Suaka Media, 2015), hal. 11
[12]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R &D (Bandung:
ALFABETA, 2007 ) hal. 219
[13]Asep Saepul Hamdi E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan ( Deepublish, 2014 ), hal. 48
[14]Google Book : Suharto
Prodjowijono, Manajemen Gereja Sebuah
Alternatif (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008 ), hal. 51
[15]KAMBIUM, Berakar Dalam Kristus Pemuridan Melalui Waktu Teduh (Yogyakarta: Yayasan
Gloria, 2016 ), hal. 6-7
[16]Ibid, hal. 72 - 73
[17]Rick Warren, The Purpose Driven Life ( Malang: Gandum Mas, 2007 ), hal. 193
0 komentar:
Posting Komentar