Maret 07, 2020
0
www.idntimes.com


CONTOH PROPOSAL
Oleh Agus Wahyudi


BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bagian pendahuluan ini akan dibahas mengenai : latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, hipotesis masalah, kepentingan penelitian meliputi kepentingan teoritis dan kepentingan praktis, metodologi penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

Latar Belakang Masalah
Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi Aletheia yang berdiri sejak 9 September 2001sebagai respon Amanat Agung Tuhan Yesus dengan tujuan untuk mengembangkan pelayanan.  Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi Aletheia berdiri dan diresmikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas dan menjadi lembaga gereja berbadan hukum yang sah di negara Republik Indonesia dan berhak mengembangkan dirinya di seluruh Indonesia bahkan ke seluruh dunia. Menanggapi panggilan Allah supaya Injil sampai kepada ujung bumi, maka Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi Aletheia berdiri dengan visi: menjadikan Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi Aletheia sebagai Gereja yang berdoa, Gereja yang mengasihi, Gereja yang mengutus dan Gereja yang bersaksi.[1]
Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi Aletheia terus berbenah dengan cara mengembangkan program pelayanan dan peningkatan kegiatan gerejawi.  Setiap satu tahun sekali, diadakan evaluasi program-program pelayanan serta penyusunan program kegiatan pelayanan untuk satu tahun ke depan.  Beberapa program pelayanan yang ada di GKRI Misi Aletheia, antara lain: KAUM ( Kursus Alkitab Untuk Melayani), Pemuridan, PPA ( Pusat Pengembangan Anak ), KOMSEL, Bacaan Alkitab Setahun, kegiatan ibadah tengah minggu, dan lain-lain.  Yang bertujuan untuk menjangkau jiwa-jiwa serta memuridkannya, agar menjadi orang-orang kristen yang tangguh dalam iman, mengakar kuat, bertumbuh serta berbuah di dalam Tuhan Yesus Kristus bagi kemuliaan-Nya.  Tidak hanya itu, jemaat-jemaat yang sudah lama menjadi kristen diharapkan semakin setia dan memperlihatkan buah-buah dari pertumbuhan rohaninya yang sehat.[2]
Petani memiliki harapan yang besar terhadap pertumbuhan tanaman yang ia tanam, ia berharap agar tanamannya bertumbuh secara sehat, normal dan menghasilkan buah.  Demikian juga dengan Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI), memiliki harapan besar agar anggota jemaatnya mengalamai pertumbuhan rohani yang maksimal.  Sehingga gereja memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memfasilitasi setiap anggota jemaat dalam  memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang benar akan Firman Tuhan.  Jadi setiap program gereja dipastikan harus dapat berjalan dengan baik demi mewujudkan harapan yakni setiap jemaat dapat bertumbuh kerohaniannya denganbaik.  Tetapi ternyata tidak mudah untuk melaksanakan setiap program gereja yang sudah tersusun dan terencana dengan baik.  Ada banyak kendala, seperti : kesulitan dana, kurangnya SDM ,kesulitan dalam waktu pelaksanaan, jemaat kurang mendukung, dan lain-lain.[3]
Dari sekian banyak kendala yang penulis amati, ternyata yang paling menghambat adalah jemaat yang kurang mendukung. Artinya sedikit sekali jemaat yang  terlibat aktif dalam setiap kegiatan atau program gereja. Sedangkan tujuan utama program dibuat adalah untuk menolong jemaat bertumbuh dalam kerohaniannya.  Tidak dapat dipungkiri jika jemaat sulit untuk ikut terlibat aktif dalam program gereja, karena rata-rata jemaat adalah para pekerja kantoran, pembisnis, karyawan perusahaan dan karyawan pabrik yang terikat secara waktu dan tuntutan pada pekerjaanya.
Berdasarkan pengamatan penulis yang berkaitan dengan kondisi jemaat di Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi Aletheia yang telah dijelaskan penulis diatas, maka diperlukan sebuah program yang lebih efektif yang memungkinkan setiap anggota jemaat dapat mengikuti dan melakukannya di rumah masing-masing sehingga dapat menyesuaikan waktunya sesuai dengan kebutuhannya.  Dengan kata lain gereja tidak harus membuat program yang pusat berkegiatannya di gereja, tetapi gereja memfasilitasi dan terus memantau jemaat dengan program yang berbasis rumah. Sehingga jemaat dapat tetap terlayani dalam memenuhi kebutuhan kerohaniannya.
Dalam pertumbuhan rohani, dibutuhkan proses dan pembimbingan yang tepat dan dengan sarana yang tepat pula.  Dengan demikian setiap jemaat menyadari bahwa proses pembelajaran tersebut adalah bagian dari dirinya untukkebaikan dan kemajuan bersama.  Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan memenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan gereja. Jadi, jemaat harus memahami bahwa untuk bertumbuh rohaninya, jemaat harus terus belajar.
Dalam buku KAMBIUM, Berakar Dalam Kristus disebutkan bahwa setiap orang percaya harus mengalamai pertumbuhan rohani.   Hal tersebut dapat terwujud jika setiap orang percaya mengikuti pimpinan Roh Kudus yang membawa orang percaya menjadi lahir baru dan terarah kepada keserupaan dengan Kristus.  Disebutkan dalam buku tersebut, ada lima hal yang dapat menjadi sarana agar orang percaya dapat bertumbuh secara rohani, salah satunya yaitu: bersaat teduh secara teratur.  Inilah yang disebut dengan disiplin rohani.  Waktu teduh atau Saat Teduh adalah
Waktu untuk bersekutu dengan Tuhan secara pribadi melalui firman dan doa yang dikhususkan secara teratur. Waktu teduh sebagai undangan istimewa dari Tuhan untuk bertemu dengan-Nya secara pribadi, membawa kita memikirkan tentang Tuhan dan mendorong kita menghadap Tuhan dengan hati siap.[4]

            Dari berbagai macam sarana untuk pertembuhan rohani yang penulis telah sebutkan di atas, program gereja berbasis rumah adalah salah satu program gereja yang sangat efektif yaitu dengan menggunakan buku pemuridan KAMBIUM.  Buku Kambium merupakan salah satu bahan waktu teduh pribadi untukmempelajari suatu topik setiap hari.   Kelebihan buku ini adalah dilengkapi bahan renungan, diformat sebagai buku pemuridan, mudah dipelajari, tidak perlu ada pengajaran di kelas atau pembicara khusus, fleksibel dalam hal waktu belajar dan mampu mendorong persekutuan pribadi dengan Tuhan dan pemahaman Firman secara pribadi.  Karena hal tersebut merupakan strategi pelayanan yang mampu menjangkau setiap jemaat dengan baik.  Sehingga jemaat mampu memelihara hubungannya secara pribadi dengan Tuhan dalam saat teduh yang teratur.[5]
            Program Berbasis Rumah adalah program yang dirancang secara praktis, sestematis dan terukur melalui kerjasama dengan keluarga-keluarga jemaat dalam penyelenggaraannya untuk mencapai dan meningkatkan hasil pelayanan yang maksimal.  Selain itu, gereja juga merancang, membuat serta memperkenalkan konsep atau model yang akan dipergunakan sebagai sarana program berbasis rumah tersebut, sehingga setiap jemaat mampu mempergunakannya dengan baik dan benar.[6]
            Sebagai gereja yang harus mengusahakan setiap jemaatnya bertumbuh kerohaniannya, maka diperlukan setrategi pelayanan yang efektif, sehingga dapat mencapai tujuan amanat Agung Tuhan Yesus yaitu menjadikan setiap orang percaya murid-Nya.  Oleh sebab itu gereja harus membangun suatu pelayanan yang menarik dan merangsang jemaat untuk bertumbuh kerohaniannya.  Agar setiap jemaat mengetahui maksud dan tujuan Allah dalam kehidupannya.
            Melalui pengamatan dan wawancara penulis terhadap beberapa jemaat GKRI Misi Aletheia, ternyata masih ditemukan bahwa jemaat belum memahamiarti pentingnya bersaat teduh, jemaat  juga belum memiliki waktu teduh yang teratur, jemaat membaca Alkitab hanya sekadarnya saja.  Bahkan penulis juga menemukan dilapangan bahwa masih ada jemaat GKRI Misi Aletheia yang tidak pernah bersaat teduh maupun berdoa dalam keluarganya atau rumah tangganya.  Sehingga hal tersebut berdampak terhadap pertumbuhan rohani jemaat GKRI Misi Aletheia.[7]
            Dengan demikian gereja GKRI Misi Aletheia didorong agar memiliki sarana atau program yang baik dan efektif untuk membawa jemaat bertumbuh secara rohani, mengenal Yesus secara pribadi, mencintai Firman-Nya dan semakin berkarakter Kristus.  Salah satunya adalah program baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium.  Menurut, Katekismus Singkat Westminster 1, orang percaya yang bertumbuh kerohaniannya dapat dilihat sebagai berikut :
1.     Memiliki kehidupan yang berpusat pada Allah, memuliakan Allah serta menikmati Allah.
2.     Mampu memandang seluruh kehidupan ini sebagai hidup yang harus dijalani secara sadar bagi penghormatan kepada Allah, sekaligus dalam suatu semangat pelayanan bagi nama-Nya.
3.     Mampu menaati dan mengasihi Allah, mengasihi diri sendiri dan mengasihi sesamanya.[8]
            Dengan alasan tersebut diatas penulis mengambil judul skripsi : Pengaruh Disiplin Baca Alkitab “Pola Bacaan Alkitab Setahun Dengan Menggunakan Buku Pemuridan Kambium” Terhadap Pertumbuhan Kerohanian Jemaat Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Misi Aletheia, Sidoarjo.  Penulis memiliki harapan yang besar terhadap karya tulis ini agar setiap pembaca maupun gereja memiliki pemahaman, bahwa tidak semua program gereja yang berpusat kegiatan di gereja dapat dilakukan dengan baik dan efektif untuk semua jemaat.  Sehingga diperlukan program gereja yang efektif dalam pelayanan penjangkauan seluruh jemaat yang berbasis rumah, untuk pertumbuhan kerohanian jemaat.

Identifikasi Masalah
            Dari uraian di atas, sebagaimana telah dipaparkan oleh penulis dalam latar belakang masalah, maka ditemukan beberapa masalah yang teridentifikasi sebagai berikut :
1.     Dilapangan ditemukan bahwa gereja belum maksimal memfasilitasi jemaat untuk mendukung pertumbuhan kerohaniannya.  Diindikasikan bahwa salah satuprogramnya yakni Bacaan Alkitab Setahun belum berjalan maksimal.  Berdasarkan fakta tersebut maka muncullah pertanyaan, mengapa program Bacaan Alkitab Setahun tersebut tidak berjalan ?
2.     Dilapangan ditemukan bahwa diantara jemaat kurang mendukung dalam pelaksanaan program-program gereja yang berkaitan dengan upaya untuk pertumbuhan kerohanian jemaat. Diindikasikan bahwa program yang berpusat kegiatan di gereja sulit dihadiri jemaat karena kesulitan dalam menyesuaikan waktunya.  Pertanyaannya adalah bagaimana agar jemaat dapat mendukung program gereja dan terlayani dengan baik untuk pertumbuhan rohaninya?
3.     Dilapangan ditemukan bahwa gereja belummenerapkan disiplin baca Alkitab yang terpola dan terencana dengan baik. Diindikasikan bahwa setiap keluarga belum memiliki sarana bersaat teduh yang sama. Pertanyaannya, bagaimana penerapan pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium dapat digunakan untuk bersaat teduh dengan efektif, terukur dan terpantau?
4.     Dilapangan ditemukan bahwa diantara jemaat belum melakukan saat teduh dan membaca Alkitab  dengan terpola dan teratur demi menunjang pertumbuhan kerohaniannya.  Diindikasikan bahwa jemaat dalam bersaat teduh danmembaca Alkitab hanya sekadarnya saja.  Pertanyaannya, sejauh mana pengaruh disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia ?

Pembatasan Masalah
            Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi beberapa poin yang dianggap penting dalam penelitian skripsi ini, yaitu nomor 1, 3 dan 4:
1.     Dilapangan ditemukan bahwa gereja belum maksimal memfasilitasi jemaat untuk mendukung pertumbuhan kerohaniannya.  Diindikasikan bahwa salah satu programnya yakni: Bacaan Alkitab Setahun belum berjalan maksimal.  Berdasarkan fakta tersebut maka muncullah pertanyaan, mengapa program Bacaan Alkitab Setahun tersebut belum berjalan maksimal?
2.     Dilapangan ditemukan bahwa gereja belum menerapkan disiplin baca Alkitab yang terpola dan terencana dengan baik.  Diindikasikan bahwa setiap keluarga belum memiliki sarana bersaat teduh yang sama.  Pertanyaannya, bagaimana penerapan pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium dapat digunakan untuk bersaat teduh dengan efektif, terukur dan terpantau?
3.     Dilapangan ditemukan bahwa jemaat tidak melakukan saat teduh dan membaca Alkitab  dengan terpola dan teratur demi menunjang pertumbuhan kerohaniannya.  Diindikasikan bahwa jemaat dalam bersaat teduh dan membaca Alkitab hanya sekadarnya saja.  Pertanyaannya, sejauh mana pengaruh disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan memakai buku pemuridan kambium terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia ?

Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka peneliti menetapkan  beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.     Mengapa salah satu program gereja yakni: Bacaan Alkitab Setahun belum berjalan maksimal ?
2.     Bagaimana penerapan pola “bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium” dapat digunakan untuk bersaat teduh dengan efektif, terukur dan terpantau?
3.     Sejauh mana pengaruh disiplin baca Alkitab pola “bacaan Alkitab setahun dengan memakai buku pemuridan Kambium” terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia ?

Tujuan Penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis memiliki tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, adapun tujuan tersebut sebagai berikut :
1.  Untuk menjelaskan bahwa gereja GKRI Misi Aletheia harus dapat melayani seluruh jemaatnya dengan baik dan efektif agar bertumbuh kerohaniannya melalui disiplin baca Alkitab.
2.  Untuk menjelaskan penerapan program disiplin baca Alkitab pola “bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan kambium” kepada seluruh jemaat GKRI Misi Aletheia.
3.  Untuk menjelaskan pengaruh disiplin baca Alkitab pola “bacaan Alkitab Setahun dengan menggunakan buku pemuridan kambium” terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia.

Hipotesis Masalah
            Hipotesis awal dalam penelitian ini, bahwa pertumbuhan rohani seseorang tidak dapat dicapai dengan hanya berdoa dan mengikuti setiap kegiatan gerejawi. Hal tersebut juga penting, tetapi memiliki sebuah disiplin dalam membaca Alkitab dengan cara dan sarana yang tepat yaitu dengan pola “bacaan Alkitab setahun dengan memakai buku pemuridan Kambium”, sangat dapat memengaruhi pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia

Kepentingan Penelitian
Melalui penulisan dan hasil penelitian skripsi ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penulisan ini dapat memberikan pemahaman dan informasi bagi pengembangan program gereja bahwa dengan menerapkan disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium dapat memengaruhi pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia.

Manfaat Praktis
1.     Bagi Sekolah Tinggi Teologi Injili Efrta
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi para pembaca dan menjadi referensi dalam mengembangkan program pelayanan gereja dalam rangka untuk memfasilitasi jemaat dalam pertumbuhan kerohaniannya.  Disiplin baca Alkitab Pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium, merupakan strategi pelayanan yang efektif melalui pendekatan secara langsung kepada jemaat dalam keluarga masing-masing.
2.     Bagi para gembala, penginjil, guru Sekolah Minggu, dan Fulltimer gereja  hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan, serta dapat menjadi referensi dalam memilih dan merencanakan disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun yang akan diterapkan kepada diri sendiridan jemaatnya.
3.     Bagi Jemaat GKRI Misi Aletheia
Jemaat GKRI Misi Aletheia dapat terlayani sekaligus dapat belajar Alkitab dengan cara dan sarana yang tepat. Jemaat GKRI Misi Aletheia mampuberperan aktif dalam mengikuti program disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan kerohaniannya.
4.     Bagi GKRI Misi Aletheia
Hasil penelitian  ini diharapkan dapat memberikan manfaat, informasi, dan menjadi referensi serta menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan program pelayanan gerejawi, kaitannya dengan menerapkan program disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat.

Metodologi Penelitian
            Seseorang belajar karena ingin mengetahui sesuatu. Keinginan untuk mengetahui itu dilakukan dalam suatu proses yang sistematis, analitis, empiris dan terkendali. Proses yang demikian inilah yang dimaksud dengan metodologi penelitian.[9]  Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.  Metode penelitan kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.[10]Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kualitatif.

Metode Penulisan
            Pada penelitian ini digunakan Metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang mempunyai karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif serta makna merupakan hal yang esensial.  Ada banyak macam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, delapan diantaranya yakni: etnografi, studi kasus, studi dokumen/teks, studi sejarah, grounded theory, interaktif, partisipatories, serta penelitian tindakan kelas.[11]Dalam hal ini penelitian yang digunakan Penulis yakni:
1.     Penelitian studi kasus (case study), yaitu: suatu penelitian yang dilaksanakan untuk meneliti suatu kelompok masyarakat tertentu dalam waktu tertentu dengan cara observasi, wawancara, dan mempelajari berbagai macam dokumen yang terkait dengan penelitian.
2.     Penelitian etnografi adalah melakukan studi yang mendalam tentang prilaku yang terjadi dalam sebuah kelompok sosial masyarakat, dengan cara observasi mendalam dan wawancara yang mendalam.

Tempat Penelitian
Tempat penelitian, GKRI Misi Aletheia, Sidoarjo, adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Jemaat GKRI Misi Aletheia ( tidak termasuk Gembala,Wakil Gembala, dan Fulltimer ) dengan mengambil sampel 15 responden yang telah mengikuti program KAMBIUM.  Dalam pengambilan sampel ini penulis akan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber pengambilan data dengan pertimbangan tertentu, yaitu dengan memilih orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan dari situasi yang sedang diteliti oleh penulis.[12]

Metode Pengumpulan data
Penelitian mencakupi pengumpulan informasi mengenai variabel yang ada dalam penelitian.  Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi kualitatif adalah observasi dan wawancara.   Sedangkan analisa data dalam penelitian kualitatif  merupakan kegiatan setelah pengumpulan data empirik.  Secara garis besar kegiatan menganalisa data adalah mengelompokkan data, menyajikan data setiap variabel, melakukan analisa dan menjawab rumusan masalah, dan melakukan kajian untuk uji hipotesis yang telah diajukan.[13]

Definisi Istilah
            Program gereja adalah sebuah perencanaan kegiatan pelayanan gerejawi yang akan dikerjakan secara terjadwal, terukur dan terkontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan pembuatan perencanaa program gerejawi adalah menentukan langkah-langkah sebagai proses kegiatan, untuk menetapkan dan mencapai sasaran utama yang dilaksanakan secara bertahap, serta untuk menetapkan penjadwalan, pendanaan dan sumberdaya manusia.[14]
            Pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium adalah sebuah program baca Alkitab secara teratur dan terpola melalui waktu teduh.[15]
            Pertumbuhan rohani merupakan buah kehidupan rohani orang percaya, yaitu karakter Kristus di dalam diri orang percaya yang ditumbuhkan oleh Roh Kudus yang bekerja dari dalam untuk memperbaharui, mengubahkan, dan menyucikan kehidupan orang percaya.  Roh Kudus akan memimpin dan menolong orang percaya dalam menjadikan Kristus sebagai Pusat ( yaitu sebagai Tuhan dan tujuan ) hidup.[16]  Sasaran utama Allah memulihkan keadaan manusia adalah pengembangan karakter, Dia ingin agar orang percaya bertumbuh secara rohani dan menjadi serupa dengan Kristus. Menjadi serupa dengan Kristus tidak berarti manusia kehilangan kepribadiannya dan menjadi sebuah robot yang tidak berakal budi. Keserupaan dengan Kristus berarti mengubah karakter bukan kepribadian.[17]

Sistematika Penulisan
Bab pertama: Pendahuluan yang terkait didalamnya, latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, hipotesis masalah, kepentingan penelitian yang meliputi kepentingan teoritis dan kepentingan praktis, metodologi penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
Bab kedua: Menguraikan kajian teori tentang Pengaruh Program Disiplin baca Alkitab pola bacaan Alkitab setahun dengan menggunakan buku pemuridan Kambium terhadap pertumbuhan kerohanian jemaat GKRI Misi Aletheia Sidoarjo, kerangka berpikir, dan hipotesa.
Bab ketiga: Berisi tentang penguraian penjelasan metode penelitian, tempat dan waktu penelitian,  menguraikan populasi, sampel penelitian, definisi masing-masing variabel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data untuk menguji hipotesa.
Bab keempat: Menguraikan hasil penelitian dan Pembahasan
Bab kelima: Kesimpulan, Implikasi dan Saran.



[1]. Buku Sejarah,Tata Gereja dan Tata LaksanaGKRI Misi Aletheia, Sidoarjo
[2]. PROSATA, Program Satu Tahun( GKRI Misi Aletheia, Sidoarjo )
[3] Pengamatan Penulis dan Hasil Evaluasi Tahunan Program Gereja 2015-2016
[4]KAMBIUM, Berakar Dalam Kristus Pemuridan Melalui Waktu Teduh ( Yayasan Gloria, Yogyakarta, 2011 ), hal. 80. (KAMBIUM singkatan dari “Komunitas Pertumbuhan Iman untuk Menjadi Murid Kristus”, bertujuan meletakkan dasar-dasar pertumbuhan iman kristiani untuk menjadi murid Kristus dan menjadikan orang lain murid Kristus di manapun ia berada dan diutus)
[5]Ibid, hal. 15
[6]Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 1 ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008 ), Hal. 505
[7]Wawancara Terhadap 6 keluarga Jemaat GKRI Misi Aletheia yang Penulis lakukan pada minggu, 3 dan 10 September 2017
[8] G.I. Williamson, Katekismus Singkat Westminster, Volume 1 ( Surabaya: Momentum, 2009 ), Hal. 3 - 5
[9]W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2000 ), hal. VI
[10]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA, 2008), hal. 9
[11] Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis (Yogjakarta: Suaka Media, 2015), hal. 11
[12]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R &D (Bandung: ALFABETA, 2007 ) hal. 219
[13]Asep Saepul Hamdi E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan ( Deepublish, 2014 ), hal. 48
[14]Google Book : Suharto Prodjowijono, Manajemen Gereja Sebuah Alternatif (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008 ), hal. 51
[15]KAMBIUM, Berakar Dalam Kristus Pemuridan Melalui Waktu Teduh (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2016 ), hal. 6-7
[16]Ibid, hal. 72 - 73
[17]Rick Warren, The Purpose Driven Life ( Malang: Gandum Mas, 2007 ), hal. 193

0 komentar: