kompasiana.com
Contoh Proposal
Oleh: Marsel Mbeo
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
bab ini akan dipaparkan secara sistematis yaitu: latar belakang masalah.
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
kepentingan penulisan baik secara teoritis maupun praktis, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.
Latar
Belakang Masalah
Saksi
Yehuwa adalah salah satu sekte keagamaan yang sangat menekankan pengajaran pada
akhir zaman. Menurut Charles Taze Russell
yang lahir pada tanggal 16 Februari 1852 di Allegheny dekat Pittsburgh,
Pennsylvania, Amerika Serikat, sebagai anak keluarga kaya raya bernama Joseph
L. Russell dan Ana Eliza, mengajarkan
bahwa peristiwa akhir zaman atau “The
Time Of The End” sudah dimulai sejak tahun 1799 Masehi dan berakhir pada
Oktober 1914 Masehi.[1]
Gerakan
ini mula-mula dipelopori oleh seorang tokoh yang bernama Charles Taze Russell
(1852-1916). Semula sebagai anggota
Gereja Presbyterian ia tidak puas dan kemudian keluar dari gereja pada umur 17
tahun dan tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Anak Allah dan adanya hukuman
kekal. Hakikat nerakapun di tolaknya.[2]
Russell
masuk lagi ke Gereja Sevent Day
Adventist (Advent Hari Ketujuh) dan mulai dipengaruhi oleh ajaran gereja ini
terutama mengenai perhitungan-perhitungan kedatangan Yesus kedua kali. Di bawah pengaruh ajaran Adventisme pada
tahun 1870 Russell merasa memperoleh Wahyu untuk menyingkapkan rahasia-rahasia
Alkitab. Sebagai seorang pemuda yang
kaya ia banyak belajar dan mendalami ilmu theologia, dan pada tahun 1872
membentuk kelompok pemahaman Alkitab yang selalu berhimpun untuk selalu
mempelajari Kitab-Kitab Suci mengenai kerajaan Yehuwa dan kedatangan Yesus
Kristus yang kedua kalinya.[3]
Pada
tahun 1874 Russell menerbitkan risalah tentang maksud dan sifat kedatangan
Tuhan Yesus kedua kali dan pada tahun 1877 menerbitkan selebaran berjudul Tiga
Alam atau Rencana Pelepasan Dari Dosa.
Dalam risalah terakhir ini diceritakan tentang kehadiran Kristus secara
rahasia di bumi ini sejak tahun 1874, dan tentang masa peralihan yang
berlangsung selama 40 tahun yang akan berakhir dalam tahun 1914 dan akan
disusul dengan datangnya kerajaan 1000 tahun.[4]
Menjelang
beberapa tahun kemudian, Russell memisahkan diri dari Gereja Advent pada tahun
1879, dan mendirikan Watch Tower Bible
and Tract Society dan menerbitkan majalah berjudul “Zion’s Watch Tower and Herald of Christ’s Presence” yang berisi
ajaran mengenai penafsiran Alkitab. Watch Tower Bible and Tract Society secara
resmi dibentuk menjadi badan hukum pada tahun 1884 di Pittsburg di bawah
undang-undang Negara bagian Pennsylvania.
Pada tahun 1909 pusat perkumpulan ini dipindahkan dari Pittsburg ke
Brookryn, New York, dan seperti di Inggris dan Canada dibentuk Internasional
Bible Student Association.[5]
Tidak
dapat disangkal bahwa warna ajaran yang dikemukakan oleh Russell terpengaruh
Adventisme dan juga ajaran Christadelphian yang sudah lebih dahulu berdiri di
Amerika Serikat sejak tahun 1838, karena ajaran-ajaran Russell mirip dengan
ajaran Christadelphian.[6] Ini juga terlihat karena Alkitab terjemahan
Christadelphianlah yang sering dipakai Russell yaitu terjemahan The Emphatic
Diaglott 1864, karya Benyamin Wilson.[7]
Pada
dasarnya Saksi-Saksi Yehuwa sangat bersemangat untuk dapat menerangkan segala
sesuatu tentang Allah dan rencana-Nya mengenai manusia dan dunia berdasarkan
penyelidikan dari Saksi-Saksi Yehuwa yang saksama atas Alkitab. Dari penyelidikan demikian dihasilkan ajaran-ajaran
yang ditulis Saksi-Saksi Yehuwa dalam literatur Saksi-Saksi Yehuwa, khususnya
studi atas Alkitab yang ditulis Russell dan belakangan ini dapat dikatakan
menjadikan buku Karena Allah Itu Benar
Adanya (Let God Be True) sebagai buku dogmatika.[8]
Allah Yehuwa adalah sumber kekuatan atau energi yang
tidak terbatas, dikarenakan Allah Yehuwalah pemegang
otoritas tertinggi dalam hal kekuasaan dan hak akan penyembahan.[9] Di sisi lain Saksi-Saksi Yehuwa
juga berpendapat bahwa Allah Yehuwa adalah Allah yang berbelaskasihan, murah
hati, lambat marah, berlimpah dengan kebaikan hati yang penuh kasih dan
kebenaran. Ia baik, sabar, setia dan
siap mengampuni.[10]
Allah memiliki satu sifat yaitu kasih.[11]
Allah mengasihi semua orang dan telah
mengutus Putra-Nya yaitu Yesus Kristus sebagai korban pendamaian bagi dosa-dosa
manusia.[12] Karena manusia telah mewarisi dosa maka
manusia tidak dapat menjalankan perintah Allah dengan sempurna. Dari awal Allah Yehuwa telah mempersiapkan
dan menetapkan Yesus Kristus sebagai Raja yang terbaik untuk membuat semua
bangsa bersatu dan tidak menderita lagi.
Sebagai bukti Yesus Kristus mati dikayu salib untuk menghapus dosa-dosa
manusia.[13]
Yesus Kristus menurut Saksi-Saksi Yehuwa
merupakan ciptaan Tuhan yang sulung dan utusan-Nya di bumi untuk memperkenalkan
kasih Tuhan dan Ia pemegang otoritas kedua dalam kekuasaan. Yesus bukan Tuhan melainkan makluk yang tidak
berhak disembah.
Saksi-Saksi Yehuwa juga mengatakan bahwa,
Yesus Kristus bukanlah Allah, tetapi suatu allah (a god, Yoh 1:1 NW). Yesus
Kristus adalah ciptaan yang sulung (pertama) yang kemudian diangkat Allah
sebagai Anak-Nya dan rekan penciptaan (Ams 8:22; Kol 1:15 NW).
Sejak semula adalah Kalam itu, dan Kalam itu berada
dengan Allah itu, dan suatu allahlah Kalam itu…. Segalanya dijadikan dengan
perantaraan Dia; dan tak ada yang telah ada itu dijadikan tanpa dengan
perantaraan Dia (Yoh 1:1,3 NW).
Peliharalah keadaan hati ini di dalam dirimu yang
juga ada di dalam diri Yesus Kristus, yang walaupun Ia berada dalam rupa Allah,
tidak mempertimbangkan perebutan, yakni untuk menjadi sama dengan Allah (Fil
2:5-6 NW).[14]
Pandangan
Saksi-Saksi Yehuwa mengenai Yesus
Kristus dapat dilihat dengan jelas dalam kutipan berikut:
Yesus bukan Allah Yehuwa, tetapi berada dalam rupa
Allah, Ia sudah ada sebelum semua makluk lain ada, sebab Ialah anak pertama
yang dijadikan oleh Allah… setelah Allah menjadikan Dia sebagai
Anaknya yang sulung, maka Allah menggunakan Dia sebagai rekan sekerjanya dalam
menjadikan sekalian kejadian yang lain.
Karena Ia berkuasa dan menjabat kedudukan tinggi ini sebagai Logos dan
sebab Ia adalah makluk lain, maka Ia adalah suatu Allah, tetapi bukan Allah
yang mahakuasa, yang adalah Yehuwa.[15]
Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa Yesus hanyalah
makluk yang diciptakan Allah Yehuwa
yang paling pertama (sulung), selanjutnya, Yesus diangkat sebagai anak oleh Allah Yehuwa
dan kemudian dijadikan rekan
sekerja Allah Yehuwa di dalam
penciptaan dan pemerintahan, baik di sorga maupun di bumi. Namun,
Yesus tidak
bisa
disetarakan dengan Allah Yehuwa sebab Yesus hanyalah ciptaan. Dan
memang sebelum Anak Tunggal Allah ini, yaitu Yesus
datang ke bumi, Ia tidak menganggap diri-Nya sama dengan Allah Yehuwa, Ia tidak memandang
diri-Nya sebagai yang sebanding dalam kekuasaan dan kemuliaan dengan Allah yang
mahakuasa,
Ia tidak mengikuti perbuatan Setan dan merancangkan untuk menjadikan diri-Nya
sama atau sebanding dengan Allah yang
maha tinggi ataupun merampas kedudukan
Allah.[16]
Berhubungan dengan pandangan
Saksi-Saksi Yehuwa mengenai pribadi Yesus.
Maka dapat di simpulkan bahwa Yesus dapat dikatakan Mesias atau Kristus
yang telah dinubuatkan lama sebelum Ia lahir di dunia, dan pada saat Yesus
dibaptis, Ia menjadi Mesias atau Kristus.[17] Demikianlah Saksi-Saksi Yehuwa
menyebut Yesus Kristus sebagai saksi yang setia dan benar[18]
Pergumulan lain yang harus juga
dipikirkan
oleh agama Kristen ialah bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa Roh Kudus hanyalah tenaga aktif Allah,
yang berperan penting dalam menjalankan perintah-perintah Tuhan, Karena Roh
Kudus merupakan ciptaan Tuhan maka Dia bukan Tuhan, dan tidak berpribadi.[19]
Roh Kudus yang digunakan dalam Alkitab
menyatakan bahwa ini adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang
digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud tujuan-Nya. Sampai taraf tertentu, ini dapat disamakan
dengan listrik, atau tenaga yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi[20] Jadi
hanya Tuhan Bapa (Yehuwa) yang berhak disembah.[21]
Menurut
Saksi-Saksi Yehuwa, Roh Kudus
tidak dapat dipercayai sebagai Pribadi, tetapi hanya dianggap sebagai roh atau
kekuatan yang keluar dari Yehuwa, karena nama Roh Kudus, dalam Alkitab NW dan
tulisan-tulisan Saksi Yehuwa selalu ditulis dengan huruf kecil (roh kudus),
sebagai roh saja.
Roh Suci adalah kuasa Allah yang tidak nampak
dan selalu giat menggerakan para hambanya untuk melakukan kehendak-Nya.[22] Perjanjian Baru mempunyai perantara yang
lebih baik, dan kuasa yang lebih kuat untuk kebenaran dari pada
kuasa Sepuluh Hukum yang diukir dengan huruf-huruf di
atas batu. Padanya ada suatu kemuliaan
yang tidak akan gaib. Kuasanya untuk
kebenaran ialah roh Allah atau daya tenaga yang aktif.[23]
Mengenai
Penafsiran tentang Roh Kudus yang hanya sekedar roh atau kekuatan atau energi dari Allah, dikemukakan beberapa ayat sebagai
berikut:
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus
(diterjemahkan sebagai roh dalam NW) Allah (Ef 4:30a). Dan tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus
(diterjemahkan sebagai roh dalam NW)
yang akan diutus Bapa dalam nama-Ku (Yoh 14:26a).[24]
Allah
Yehuwa merupakan penguasa atas segala sesuatu baik yang ada
di bumi maupun di surga.
Allah Yehuwa menciptakan Adam
dan Hawa yang dijanjikan hidup yang kekal, kemudian manusia digoda oleh Iblis
sehingga manusia
kehilangan haknya untuk hidup kekal itu, karena itu roh manusia tidak kekal
lagi, dan bila hidup berakhir, maka berakhir pula roh itu, sekali dan
selamanya. Tetapi, roh itu sebenarnya
bukan mati, melainkan hanya tidur sampai hari kebangkitan kelak yang bertepatan
dengan kedatangan Kerajaan Seribu Tahun.
Manusia yang tidak mengaku
Yehuwa akan dimusnahkan, bagi manusia
tidak akan ada lagi kehidupan kembali.
Tidak ada pengadilan akhir, dan ajaran tentang roh yang kekal adalah
ciptaan Iblis yang adalah pembohong sejak semula.[25]
Mengingat kebenaran yang dipalsukan oleh gaya
pengajaran dari Saksi-Saksi Yehuwa, maka dapat dikatakan bahwa pengajaran
Saksi-Saksi Yehuwa sangat bertentangan dengan pengajaran Alkitab, terkait
Tritunggal. Maka menyadari akan bahaya ini, penulis terbeban untuk melihat
secara jauh dan menyelidiki dengan seksama, sehingga dengan kondisi inilah
penulis mengangkat topik skripsi: “Konsep Allah Dalam Pandangan Saksi Yehuwa
Dan Implikasinya Bagi Ajaran Tritunggal”
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang masalah sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, maka
penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Terkait dengan kepercayaan kepada Allah
yang Esa, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa mereka adalah penyembahan kepada
Allah yang benar, dan bukan seperti yang dipercayai dan yang juga di sembah
oleh kaum Kristen yaitu penyembahan kepada Allah Tritunggal. Dengan demikian bagaimana konsep Allah
menurut Saksi-Saksi Yehuwa?
2.
Saksi-Saksi Yehuwa sangat menekankan
akan pengajarannya tentang Allah yang Esa yang dari pada-Nya berasal segala
sesuatu. Bagaimana latar belakang dan
sejarah kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa tentang Allah yang Esa?
3.
Bagi umat Kristen, hanya ada satu Allah
saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia
kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala
sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia umat percaya hidup. Apakah dasar dari Saksi-Saksi Yehuwa menolak
Yesus Kristus yang adalah Allah?
4.
Roh Kudus adalah Pribadi dari Allah
Tritunggal dan sumber kehidupan. Dia
juga jaminan bagi semua orang percaya, dan kemudian Dia memeteraikan orang
percaya sehingga orang percaya yang telah dimeteraikan menjadi tanda bahwa
mereka adalah milik Allah dan diberikan jaminan bahwa Allah akan terus
memlihara orang percaya dan akan menyempurnakan keselamatan orang percaya pada
akhirnya.[26]
Lalu mengapa Saksi-Saksi Yehuwa menolak Roh Kudus yang adalah Pribadi ketiga
dari Allah Tritunggal?
5.
Allah di dalam pandangan kekristenan
adalah Allah yang tidak terbatas keberadaan-Nya, ada sebagai Allah Bapa, Allah
Putra, dan Allah Roh Kudus. Ia berdaulat
mutlak, dari kekekalan, berdasarkan kehendak bebas-Nya, Ia menetapkan segala
sesuatu yang terjadi. Allah, dalam
providensi-Nya, memelihara segala sesuatu berdasarkan otoritas-Nya yang
berdaulat. Sejauh mana implikasi teologis mengenai konsep Allah Tritunggal yang
dipandang dari iman Kristen?
Pembatasan Masalah
Merujuk pada pernyataan judul sripsi ini yakni “Konsep
Allah Dalam Pandangan Saksi Yehuwa Dan Implikasinya Bagi Ajaran Tritunggal” dan
berkaitan dengan sejumlah masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka
penulis membatasi dalam 1,3,4,5.
1.
Terkait dengan kepercayaan kepada Allah
yang Esa, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa mereka adalah penyembahan kepada
Allah yang benar, dan bukan seperti yang dipercayai dan yang juga di sembah
oleh kaum Kristen yaitu penyembahan kepada Allah Tritunggal. Dengan demikian bagaimana konsep Allah
menurut Saksi-Saksi Yehuwa?
2.
Bagi umat Kristen, hanya ada satu Allah
saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia
kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala
sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia umat percaya hidup. Apakah dasar dari Saksi-Saksi Yehuwa menolak
Yesus Kristus yang adalah Allah?
3.
Roh Kudus adalah Pribadi dari Allah
Tritunggal dan sumber kehidupan. Dia
juga jaminan bagi semua orang percaya, dan kemudian Dia memeteraikan orang
percaya sehingga orang percaya yang telah dimeteraikan menjadi tanda bahwa
mereka adalah milik Allah dan diberikan jaminan bahwa Allah akan terus
memlihara orang percaya dan akan menyempurnakan keselamatan orang percaya pada
akhirnya.[27]
Lalu mengapa Saksi-Saksi Yehuwa menolak Roh Kudus yang adalah Pribadi ketiga
dari Allah Tritunggal?
4.
Sejauh mana implikasi teologis mengenai
konsep Allah Tritunggal yang dipandang dari iman Kristen?
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut di atas, maka berikut ini
ditetapkan rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
penulis sebagai berikut:
1.
Bagaimana konsep Allah menurut
Saksi-Saksi Yehuwa?
2.
Apakah dasar dari Saksi-Saksi Yehuwa
menolak Yesus Kristus yang adalah Allah?
3.
Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa menolak Roh
Kudus yang adalah Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal?
4.
Sejauh mana implikasi teologis mengenai
konsep Allah Tritunggal yang dipandang dari iman Kristen?
Tujuan Penulisan
Dengan mengacu pada judul penulisan dan merujuk pada
rumusan masalah penulisan di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk menjelaskan konsep Allah menurut
Saksi-Saksi Yehuwa?
2.
Untuk menjelaskan dasar dari Saksi-Saksi
Yehuwa menolak Yesus Kristus yang adalah Allah?
3.
Untuk menjelaskan mengapa Saksi-Saksi
Yehuwa menolak Roh Kudus yang adalah Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal?
4.
Untuk menjelaskan Sejauh mana implikasi
teologis mengenai konsep Allah Tritunggal yang dipandang dari iman Kristen?
Kepentingan Penulisan
Hasil
penulisan mengenai “Konsep Allah dalam Pandangan Saksi Yehuwa Dan Implikasinya
Bagi Ajaran Tritunggal” ini diharapkan akan membawa signifikansi yang nyata
dalam lingkup dinamika kekristenan, baik kepentingan secara teoritis maupun kepentingan
secara praktis seperti berikut.
Kepentingan
Teoritis
Secara
teoritis, hasil penulisan mengenai pokok ini akan membawa kepentingan yang
signifikansi, diantaranya:
1.
Penulisan ini secara teoritis akan
memberikan sumbangsih yang penting dalam ranah studi teologi, terutama dalam
studi sistematika secara khusus dalam rangka menjadi refrensi bagi upaya
merumuskan studi sistematika terhadap ajaran Tritunggal.
2.
Penulisan ini juga dapat memberi
kontribusi yang penting di dalam upaya pengembangan teologi sistematika.
3.
Skripsi ini boleh menjadi gambaran ideal
dalam wujud pelayanan Kristen di dalam berapologet terhadap ajaran sesat secara
khusus pandangan Saksi Yehuwa.
Kepentingan
Praktis
Sedangkan
secara praktis, hasil penulisan skripsi ini akan membawa kepentingan-kepentingan
yang signifikan, sebagai berikut:
1.
Bagi penulis, konsep Allah menurut iman
Kristen merupakan konsep yang sangat sulit dipahami sehingga membutuhkan penjelasan dari setiap orang Kristen di dalam
mempertanggung jawabkan konsep Allah menurut pandangan iman Kristen yang benar,
sehingga skripsi ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait dengan
studi sistematika.
2.
Melalui skripsi ini dapat menjadi bahan
pengajaran untuk kalangan Kristiani di dalam berapologetis dengan pemahaman
yang alkitabiah. Supaya setiap orang
Kristen mampu mengenali setiap pengajaran sesat, seperti Saksi-Saksi Yehuwa.
3.
Hasil akhir dari setiap penulisan
skripsi ini ialah supaya mendorong setiap kalangan orang Kristen untuk tetap
memegang dan mempercayai akan konsep Allah yang benar sehingga tidak mudah
digoncangkan oleh ajaran sesat sacara khusus pemahaman saksi-saksi Yehuwa.
Metode
pengumpulan data
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan penulis berupa studi pustaka,
dan
wawancara tokoh-tokoh Saksi-Saksi Yehuwa serta
menggunakan materi-materi yang terdapat dalam Alkitab dan tulisan-tulisan atau buku-buku yang terkait dengan penulisan skripsi.
Sistematika
Penulisan
Dalam
Bab I secara sistematis akan dijelaskan Latar belakang masalah. Identifikasi
masalah, Pembatasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan penulisan, Kepentingan
penulisan baik secara teoritis maupun praktis, Signifiknasi penulisan,
Metodologi, dan Sistematika penulisan.
Bab
II berisi pembahasan terhadap konsep Allah menurut Saksi-Saksi Yehuwa.
Bab
III berisi pembahasan terhadap konsep Allah menurut Iman Kristen.
Bab
IV menjelaskan mengenai implikasinya bagi ajaran Tritunggal.
Bab
V berisi penutup yang meliputi: kesimpulan, implikasi dan saran.
[1]Herlianto. Saksi Yehuwa, Siapa dan Bagaiman Mereka?,
(Bandung: Kalam Hidup, 1996), hlm 15.
[2]Ibid, hlm 15.
[3]Ibid, hlm 16.
[4]Ibid, hlm 17
[5]Ibid, hlm 17.
[6]Christadelphian
merupakan suatu gerakan yang berasal dari Inggris, pencetusnya bernama John
Thomas yang lahir di London pada tahun 1832. Ciri khas dari ajaran ini antara
lain: lebih menekankan akan hal-hal yang bersifat akhir zaman dan kemudian
tidak mengakui ajaran Tritunggal, yang ada hanya satu Allah saja. Yesus
dipercaya bukan sebagai Anak Allah, tetapi sebagai manifestasi Roh Allah dalam
diri manusia. Kristus baru ada setelah Yesus lahir, dan Yesus tidak dipercaya
sebagai Tuhan. Roh Kudus hanya dipercaya sebagai alat kuasa yang keluar dari
Allah Bapa.
[7]Herlianto. Saksi Yehuwa, Siapa dan Bagaiman Mereka?, (Bandung: Kalam Hidup,
1996), hlm 18.
[9]Ibid, hlm 13.
[11]Menara
Pengawal, Memberitakan Kerajaan Yehuwa, Pemerintahan Yang Bebas Korupsi, (Jakarta: Saksi-Saksi
Yehuwa, 2015), hlm 9.
[12]Menara
Pengawal, Memberitakan Kerajaan Yehuwa.
Apakah Allah Peduli Kepada Anda?, (Jakarta: Saksi-Saksi Yehuwa,
2014), hlm 6.
[13]Menara
Pengawal, Memberitakan Kerajaan Yehuwa, Cara Menikmati Pekerjaan Anda, (Jakarta:
Saksi-Saksi Yehuwa, 2015), hlm 16.
[14]Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab,.
(Jakarta: Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab, Kebenaran
Itu Akan Membebaskan Kamu 1960), hlm 40.
[15]Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab, Karena Allah Itu Benar Adanya. (Jakarta:
Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab, 1960), hlm 32-33.
[16]Ibid, hlm 34.
[17]Ibid. hlm 38.
[18]Siapa
Yang Melakukan Kehendak Yehuwa, Dewasa Ini?, (Jakarta: Saksi-Saksi Yehuwa
Indonesia, 2013), hlm 2.
[19]Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab. Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal ?.
(Jakarta: Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab, 1989), hlm 20.
[20]Ibid, hlm 3.
[21]Ibid, hlm 20.
[22]Ibid, hlm 112.
[23]Ibid, hlm 197.
[24]Ibid, hlm 198.
[25]Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab. Begini Sajakah Hidup Ini?, (Jakarta:
Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab, 1975), hlm 22.
[26]Anthony A. Hoekam, Alkitab Dan Akhir Zaman, (Surabaya:
Momentum, 2009),hlm 84-85.
[27]Anthony A. Hoekam, Alkitab Dan Akhir Zaman, (Surabaya:
Momentum, 2009),hlm 84-85.
0 komentar:
Posting Komentar