Maret 07, 2020
0
www.idntimes.com


CONTOH PROPOSAL
Oleh Sri Wahyuni Harefa


BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah Penelitian
Istilah Pendidikan Agama Kristen (PAK) secara umum dapat diartikan sebagai usaha sadar tujuan  dan bersahaja untuk membimbing dan memperlengkapi individu atau kelompok menuju kedewasaan baik dalam hal berpikir, sikap, iman dan perilaku.[1]  Secara khusus PAK adalah pendidikan yang berdasar pada Alkitab  dan menjadikan Kristus sebagai pusat beritanya sehingga membawa peserta didik  masuk dalam persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri dan semakin serupa dengan Kristus.[2]  Oleh sebab itu PAK menuntut pemikiran dan pemahaman  serta pengelolaan yang sungguh-sungguh dari para pengelolanya yaitu guru Pendidikan Agama Kristen (PAK).  PAK bukanlah pilihan atau  program  tambahan dan sampingan (ekstrakurikuler), tetapi sesuatu pendidikan yang wajib untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas iman  peserta didik.[3]
Salah satu tujuan pembelajaran PAK yaitu membentuk spiritualitas siswa Kristen, sehingga memiliki kekuatan yang menghidupkan atau menggerakkan, dapat mempertahankan, mengembangkan, serta mewujudkan kehidupannya di tengah berbagai persoalan nmaupun tantangan hidup.  Dengan memiliki spiritualitas , siswa Kristen dapat menjadi orang yang memiliki sikap optimis, tabah, kuat, taat yang diaplikasikan dalam kehidupannya, mampu menjadi manusia yang memahami makna keberadaannya dan berperan menjadi berkat bagi orang lain, menghargai alam dan memuliakan  Allah dengan segala karyanya yang diwujudkan melalui tutur kata, perilaku, pola pikir dan gaya hidup yang benar dan hidup dalam iman serta ketaatan kepadaNya.[4]
Untuk mewujudkan  tujuan PAK, maka seorang guru PAK Wajib memiliki kompetensi.  Kompetensi tersebut salah satunya adalah kompetensi pedagogik.  Berdasarkan Undang-undang (UU) RI tentang Guru dan Dosen tahun 2005 No. 14  dan PP No.74 Bab II (pasal 3 ayat 4) :
        Kompetensi pedagogik adalah kemampuan  Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.[5]

 Artinya bahwa kompetensi pedagogik ini merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru  dalam mengelola kegiatan pembelajaran.  Oleh sebab itu, tidak semua orang bisa menjadi guru.  Jabatan guru hanya dipegang oleh orang yang memenuhi kualifikasi tersebut termasuk  guru PAK. [6]
Mulyasa (2007) dan Kunandar (2007) menginformasikan bahwa dalam konteks pendidikan nasional, kompetensi pedagogik meliputi lima aspek yaitu pertama, pemahaman guru terhadap peserta didik secara mendalam. Kedua, memahami landasan pendidikan.  Ketiga, merancang pembelajaran dan strategi yang dipilih  dalam pembelajaran.  Keempat, mampu mengevaluasi proses dan hasil belajar dan memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas.  Kelima, mampu memotifasi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.[7]
Kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh seorang guru PAK dapat berpengaruh dalam meningkatkan spiritualitas seorang siswa Kristen.  Sebab dalam kompetensi pedagogik, guru PAK berusaha untuk mengenal siapakah siswa yang akan dilayaninya dan pengenalan ini dapat membantu dalam merumuskan tujuan, sasaran, dan bahan pengajaran yang relevan sesuai kebutuhan siswanya.  Selain itu juga dapat membantu merencanakan strategi belajar mengajar, pendekatan yang lebih tepat sehingga mendorong terjadinya proses belajar  karena sudah memiliki gambaran tentang karakteristik siswa itu.  Pada akhirnya guru PAK akan lebih mudah mengatasi kesulitan belajar peserta didiknya dengan memberi pertolongan yang cocok bagi peserta didik melalui kegiatan konseling pribadi maupun bimbingan kelompok.[8]
Pendapat seorang Cornelius Jaarsma (1961) dalam tulisannya Human Development, Learning & Teaching mengatakan bahwa guru dalam perspektif pendidikan kristen harus memiliki pemahaman bahwa siswa Kristen bukanlah semata-mata makhluk biologis, sosiologis, dan kultural, melainkan insan religius.  Artinya bahwa di dalam diri siswa Kristen terdapat potensi dan kerinduan untuk berelasi dengan Tuhan Penciptanya karena di dalam dirinya ada Gambar dan Rupa Allah (Kej 1:26-27), Sehingga peristiwa belajar bagi siswa  merupakan perbuatan agamawi.  Oleh sebab guru PAK harus berupaya sedemikian rupa untuk mangaktifkan segi-segi rasional, moral, sosial, estetika, kebebasan dan tanggung jawab siswanya melalui pengajarannya.   Manusia diciptakan untuk menguasai dirinya sehingga dapat memainkan perannya dalam mengembangkan potensinya dalam terang kehendak Allah.  Oleh sebab itulah seorang Guru PAK sangat membutuhkan intervensi ilahi dari Allah dalam melakukan kegiatan pembelajaran.[9]
Menurut pandangan iman Kristen, dalam diri manusia ciptaan Allah terdapat sekaligus dua aspek natural dan supranatural.  Selain memiliki tubuh, juga memiliki nafas kehidupan yang berasal dari Allah (Kej 2:7) bahkan memiliki Roh dalam dirinya.  Selain itu manusia juga memiliki hati dimana di dalamnya ada pikiran, pertimbangan, perasaan, dan sikap.  Oleh aspek-aspek inilah manusia memiliki kemampuan untuk bisa berkomunikasi dengan Allah dan ia wajib memenuhi panggilan komunikasi itu serta terus menerus menyatakan dan menyadari dirinya sebagai makhluk religius.  PAK tidak lepas dari keterkaitan dengan aspek-aspek yang ada dalam diri manusia sehingga dalam menyajikannya perlu disajikan sedemikian rupa sehingga melibatkan dan memperbaharui keutuhan pribadi.[10]
Melalui kompetensi pedagogik, guru PAK dapat berperan banyak untuk menanamkan pemahaman dan nilai-nilai religius baik sikap bersyukur, hormat dan takut kepada Tuhan, memiliki kasih, kepedulian, dan keramahan terhadap sesama.  Tentunya guru PAK harus memikirkan metode dan strategi serta pendekatan yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai religius ini.[11]
Siswa-siswa Kristen merupakan makhluk yang berada dalam dilema karena di dalam dirinya  ada kecenderungan untuk menyimpang dari kehendak Allah (Kej 3).  Diakui oleh Rasul Paulus bahwa dosa  membuat manusia tidak mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan ukuran Allah (Rm. 5:12;3:23).  Oleh sebab itu Prof. Brian V. Hill (1991) mengemukakan bahwa dalam setiap proses pembelajaran, setiap guru PAK harus mengerti bahwa peserta didik adalah pribadi-pribadi dan kelompok yang berpredikat dusty angels ( malaikat yang sudah tercemar) dimana dosalah yang menyebabkan keadaan manusia berubah sehingga kemuliaannya tercemar.  Tetapi bukan hanya hal negatif saja yang ada dalam diri peserta didik, tetapi juga memiliki potensi moral, intelektual atau mental bahkan potensi keindahan.  Peranan seorang guru PAK  melalui kompetensi pedagogik yaitu membimbing peserta didik untuk mengalami pendamaian dan pemulihan dengan Allah di dalam Yesus Kristus karena dosa dan memotifasi agar siswanya  mengaktualisasikan semua potensi yang ada dalam dirinya.[12]
Pemahaman tentang siswa-siswa Kristen dalam kompetensi pedagogik sangat membantu guru PAK untuk merancang metode dan strategi yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran PAK, sebab kebutuhannya berbeda antara satu dengan yang lain.  Masing-masing berbeda dalam segi usia, gender (kelamin), temperamen dan juga berbeda dari segi gaya belajarnya.  Oleh sebab itu guru PAK harus melakukan pembelajaran sesuai dengan perbedaan yang dimiliki. Misalnya,  anak usia Sekolah Dasar  berbeda kebutuhannya  dengan remaja.  Kemudian  masing-masing peserta didik berbeda juga dalam hal temperamen.  Ada yang temperamen sanguin, kolerik, melankolis dan flegmatik.  Semua informasi ini harus  diketahui oleh seorang guru PAK.  Kalau tidak memiliki kompetensi pedagogik, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran PAK tidak bisa terlaksana.[13]
Tuhan Yesus sebagai Sang Guru Agung  telah memberikan teladan kepada setiap guru PAK dalam mengajar melalui seluruh kehidupanNya.  Keteladanan yang diberikan oleh Yesus dalam mengajar yaitu dia memiliki tujuan dalam mengajar yaitu pertobatan dan perubahan hidup serta dapat mempraktikkannya mengajar dan membimbing mereka.  Hasil dari didikan Yesus membuat murid-murid menjadi manusia yang terdidik dan berkepribadian kuat, dapat menghargai pribadi orang lain maupun diri sendiri bahakan bisa menjadi berkat bagi banyak orang baik dari segi pengajaran maupun keteladanan hidup.[14]
Oleh sebab itu penulis akan membuat sebuah karya ilmiah dengan judul: Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) Dalam Proses Belajar Mengajar Terhadap Spiritualitas Siswa Kristen Smp Negeri Di Kota Sidoarjo.  Penulis menemukan fakta di lapangan bahwa sampai sekarang ini masih ada guru PAK SMP Negeri Sidoarjo yang belum mengerti  dan menerapkan kompetensi pedagogik dalam pembelajaran PAK terhadap siswa contohnya tidak mampu mengembangkan kurikulum atau silabus dan RPP terkait dengan  pelajaran PAK, tidak bisa menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik  dan kesulitan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa, tidak mampu merancang strategi atau metode yang tepat sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan siswa.  Beberapa alasan guru PAK SMP Negeri di Sidoarjo ketika ditanyai yaitu  mereka belum pernah belajar tentang ilmu kependidikan, tentang teori dan praktik khusus PAK.  Mengajar siswa Kristen di SMP Negeri hanya untuk membantu siswa Kristen yang tidak memiliki guru PAK.[15]  Sedangkan menjadi guru  PAK lebih berat dan tinggi tuntutannya daripada mengajarkan pelajaran lainnya, karena dampak yang harus dicapai bagi siswa Kristen dalam pengajaran PAK yaitu membawa siswa-siswa Kristen untuk mengalami perubahan hidup dan  rindu membina persekutuan pribadi dengan Tuhan Yesus sehingga nyata dalam sikap dan perbuatan setiap hari.[16]
Penulis mengamati bahwa sekarang ini banyak siswa Kristen yang gampang pesimis ketika menghadapi masalah, bahkan melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar untuk mencari solusi permasalahan yang mereka hadapi misalnya, pemakaian obat terlarang.  Juga sikap hidup dan tutur kata tidak mencerminkan seorang yang hormat dan takut Tuhan, bahkan tidak peduli dengan sesama, tidak punya kasih, malas-malasan untuk beribadah.  Tidak hormat kepada gurunya di sekolah maupun kepada orang tua di rumah,  tidak bisa menjaga kekudusan hidup.  Banyak siswa Kristen yang tidak mampu menerima keberadaan dirinya bahkan gampang terpengaruh dengan kenikmatan duniawi untuk menutupi kelemahannya.[17]  Semua tindakan yang terlihat dari banyak siswa Kristen, menandakan bahwa spiritualitasnya tidak bertumbuh dengan baik.  Seorang guru PAK berperan penting  dan bertanggungjawab untuk bisa membawa siswa Kristen untuk mengalami perjumpaan yang sungguh-sungguh dengan Kristus, salah satu caranya yaitu melalui penerapan kompetensi pedagogik ketika melakukan pembelajaran.[18]

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah bahwa PAK bukanlah program tambahan atau sampingan (ekstrakurikuler), tetapi sesuatu pendidikan yang wajib untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu siswa-siswa Kristen.  Secara khusus PAK  bertujuan untuk membentuk spiritualitas siswa sehingga mereka memiliki kekuatan  untuk mempertahankan, mengembangkan serta mewujudkan  kehidupannya di tengah berbagai persoalan maupun tantangan hidup,   memiliki sikap optimis, tabah, kuat, taat.  Oleh sebab itu sangat dibutuhkan sekali kemampuan atau yang disebut sebagai kompetensi salah satunya pedagogik dari seorang guru PAK untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
Beberapa masalah yang ditemukan di lapangan yaitu:
1.    Di lapangan ditemukan bahwa sampai sekarang ini masih ada guru PAK SMP Negeri di Kota Sidoarjo yang masih belum mampu mengembangkan kurikulum, silabus dan RPP.  Diindikasikan bahwa diantara Guru PAK tidak memiliki kompetensi pedagogik.  Dari kenyataan di atas dimunculkan pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan kompetensi guru PAK?
2.    Di lapangan ditemukan diantara guru PAK mengalami kesulitan dalam mengembangkan kurikulum, silabus, RPP dan  mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa, tidak mampu merancang strategi atau metode yang tepat sesuai latar belakang dan kebutuhan siswa.  Diindikasikan bahwa diantara guru PAK tidak menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran PAK dengan benar.  Dari kenyataan di atas dimunculkan pertanyaan apakah usaha guru agar dapat merancang pembelajaran PAK dengan baik?
3.    Di lapangan ditemukan bahwa sekarang ini banyak siswa Kristen yang gampang pesimis ketika menghadapi masalah.  Diindikasikan bahwa siswa Kristen spiritualnya tidak mengalami pertumbuhan.  Dari kenyataan ini dimunculkan pertanyaan apakah pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK terhadap pertumbuhan spiritual siswa Kristen SMP Negeri di Sidoarjo?
4.    Di lapangan ditemukan bahwa ada guru PAK yang mengajar siswa Kristen di SMP Negeri hanya untuk membantu siswa Kristen yang tidak memiliki guru PAK.  Diindikasikan bahwa guru PAK tidak merasa terpanggil menjadi guru PAK untuk membimbing siswa mengalami perubahan dan memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus.  Dari kenyataan ini dimunculkan pertanyaan bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK dalam proses belajar mengajar terhadap spiritualitas siswa Kristen SMP Negeri di Kota Sidoarjo?
5.    Di lapangan  ditemukan masih ada siswa Kristen yang tidak berminat untuk mengikuti pembelajaran PAK.  Diindikasikan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, guru PAK tidak memahami latar belakang setiap siswa yang diajarinya.  Dalam hal ini dimunculkan bagaimana kompetensi pedagogik guru PAK memotifasi  siswa Kristen di SMP Negeri di kota Sidoarjo agar berminat untuk mengikuti pembelajaran PAK?  
6.    Di lapangan ditemukan bahwa pemakaian dan pemanfaatan kecanggihan teknologi dalam pembelajaran PAK masih kurang.  Diindikasikan masih ada guru PAK yang belum mengerti pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran PAK.  Dari kenyataan ini dimunculkan pertanyaan bagaimana guru PAK menggunakan teknologi dalam membelajarkan siswa di SMP Negeri Kota Sidoarjo?

Pembatasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti menjadi dua masalah karena bahasan tentang kompetensi pedagogik guru PAK dan spiritualitas siswa Kristen sangat luas yaitu pada nomor: 3 dan 4.
1.    Apakah pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK terhadap pertumbuhan spiritual siswa Kristen SMP Negeri di Sidoarjo?
2.    Bagaimana pengaruh pedagogik guru PAK dalam proses belajar mengajar terhadap spiritualitas siswa Kristen SMP Negeri di Kota Sidoarjo?


Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis menetapkan rumusan masalah yang akan dinyatakan  dalam bentuk pertanyaan penelitian: 
1.    Apakah pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK terhadap pertumbuhan spiritual siswa Kristen SMP Negeri di Sidoarjo? 
2.    Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK dalam proses belajar mengajar terhadap spiritualitas siswa Kristen SMP Negeri di Kota Sidoarjo?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.    Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK terhadap pertumbuhan spiritualitas siswa.
2.    Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK dalam proses belajar mengajar terhadap spiritualitas siswa Kristen Negeri di Kota Sidoarjo.
  
Kepentingan penelitian
Kepentingan Teoritis
Penelitian ini memiliki kepentingan teoritis yaitu:
1.    Menjadi pedoman dalam meningkatkan pelaksanaan pembelajaran PAK di Sekolah-sekolah.
2.    Mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik terhadap spiritualitas siswa.
3.    Memberi pengetahuan bahwa pentingnya seorang guru menguasai kompetensi pedagogik dalam melaksanakan pembelajaran.

Kepentingan praktis
Penelitian ini memiliki kepentingan praktis yaitu,
1.    Bagi penulis: Memotifasi penulis untuk lebih melatih kemampuan kompetensi pedagogik dan menjadi bahan masukan dalam melaksanakan pembelajaran PAK.
2.    Bagi Guru PAK: Menjadi acuan bagi guru PAK yang sudah mengajar di Sekolah SMP Negeri dalam mengevaluasi keberhasilan kompetensi pedagogik yang dimilikinya  maupun spiritualitas siswanya.
3.    Bagi Mahasiswa Prodi PAK STTIE Efrata: Memperluas wawasan mahasiswa prodi PAK tentang kompetensi pedagogik dan hubungannya dengan spiritualitas siswa.


Metodologi
Metode pengumpulan data
            Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengumpulkan data dengan menggunakan  kuesioner (angket)  yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat  pertanyaan atau pernyataan kepada guru PAK SMP Negeri di Kota Sidoarjo dan siswa Kristen yang dibina oleh guru tersebut untuk dijawab.[19]  untuk mengukur sikap atau pendapat dan persepsi guru-guru PAK SMP Negeri di Sidoarjo tentang pengaruh kompetensi pedagogik dalam proses belajar mengajar terhadap siswa, menggunakan skala likert. [20]
            Dalam skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.  Jawaban setiap item instrumen  mulai dari selalu, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah, tidak pernah dan skor tertinggi diberikan kepada jawaban selalu.[21]


Metode Penulisan
Penulis akan menganalisa  kompetensi pedagogik  guru PAK dalam proses  belajar mengajar terhadap spiritualitas siswa Kristen  SMP Negeri di Kota Sidoarjo dengan menggunakan metode kuantitatif.   Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang melihat sebuah permasalahan dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.  Digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dan dalam pengumpulan data menggunakan instrument penelitian.[22]
            Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.  Hipotesis kemudian diuji melalui pengumpulan data di lapangan.[23]  

Definisi Istilah
Pengaruh adalah suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di Alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.[24]
Kompetensi  adalah kemampuan yang ditunjukkan  dalam penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam mencapai suatu tujuan. [25]
Pedagogik adalah ilmu atau teori tentang mendidik mulai dari anak-anak sampai menuju kedewasaan  ke arah tujuan tertentu.[26]  
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.[27]
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang berdasar pada Alkitab sebagai Firman Allah dan Kristus sebagai pusat beritanya sehingga peserta didik semakin dewasa di dalam iman dan semakin serupa dengan Kristus.[28]
Belajar adalah proses yang dialami seseorang, dimana melibatkan salah satu atau keseluruhan kepribadiannya sehingga mengalami perubahan baik dalam segi emosi, intelek, rohani, keterampilan dan segi-segi fisik, kemudian berlangsung terus menerus  atau seumur hidup baik melalui lembaga formal maupun non formal.[29]
Mengajar adalah upaya pengajar untuk untuk mentransfer pengetahuan, keyakinan yang dimiliki kepada siswa sehingga mereka dapat menemukan konsep diri yang benar dan situasi sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi diatur dan dikelola oleh pengajar.[30]
Spiritualitas adalah kualitas gaya hidup seseorang sebagai hasil dari kedalaman hubungannya atau kedekatan dan keakrabannya dengan Allah.[31]
Siswa Kristen SMP Negri di Kota Sidoarjo adalah subjek dan objek dari proses pembelajaran pendidikan Agama Kristen, dimana mereka merupakan pribadi yang unik satu dengan yang lain dan memiliki kebutuhan yang berbeda sesuai dengan perkembangannya. Usianya berkisar antara 12-15 Tahun.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab.  Bab I adalah Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kepentingan penelitian, metodologi, metode penulisan, definisi istilah, sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang kajian teori,  kerangka berpikir, pengajuan hipotesis yang membahas konsep-konsep penting dari ahli berkaitan dengan penelitian yaitu masalah pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK dalam proses belajar mengajar terhadap siswa Kristen SMP Negeri di Kota Sidoarjo, hipotesis penelitian.
Bab III membahas tentang metodologi penelitian diantaranya: tempat, waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen, kisi-kisi instrumen, kalibrasi instrumen, instrumen final, analisis data, deskripsi kompetensi pedagogik pendidik di sekolah-sekolah, spritualitas anak didik dan mengkaji pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK dalam proses belajar mengajar terhadap siswa Kristen SMP Negeri di kota Sidoarjo.
Bab IV            membahas deskripsi hasil penelitian dan pembahasan tentang deskripsi hasil penelitian dan uji hipotesis.
            Bab V adalah            penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.




[1] B.S Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen,  (Yokyakarta: Andi, 1999),  hlm 58.
[2] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yokyakarta: Andi, 2010), hlm 5.
[3] B.S Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen,  (Yokyakarta: Andi, 1999), 58.
[4] John M. Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen, (Jawa Barat: Generasi Info media, 2007), hlm 16.
[5] Undang-undang Guru Dan Dosen, (Bandung: Fokus Media, 2011), 66.
[6] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), 7-9.
[7]B.S Sidjabat,  Mengajar Secara Profesional (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 81-83.
[8] B.S Sidjabat, Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani, (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 51.
[9] B.S Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen (Yokyakarta: Andi, 1999), 75.
[10] B.S Sidjabat, Mengajar Secara Profesional ((Bandung: Kalam Hidup, 1993)), 134-135.
[11] Ibid, hlm 135.
[12] B.S Sidjabat, Mengajar Secara Profesional (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 138.
[13] B.S Sidjabat, Menjadi Guru Profesional Dalam Perspektif Kristiani  (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 55-65.
[14] B.S Sidjabat, Menjadi Guru Profesional Dalam Perspektif Kristiani  (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 129-134.
[15] Wawancara dengan Bapak. Peniel Zebua, Guru PAK SMPN. 2 Sedati, 25 Maret 2014, pukul 10.00 Wib,di Jln. Jenggolo III/133 Pucang Sidoarjo.
[16] E.G. Homrighousen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 153.
[17] Mengajar langsung siswa-siswi Kristen di SMPN 1. Tanggulangin Sidoarjo,  mengamati sikap remaja dalam kelas Sekolah Minggu di Gepekris Jenggolo Sidoarjo, Jln Jenggolo III/133 Pucang Sidoarjo.  
[18]  John M. Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen, (Jawa Barat: Generasi Info media, 2007),  6.
[19] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: Alfabeta, 2013), 199.
[20] Ibid, hlm 199 .
[21] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan   (Bandung: Alfabeta, 2013), 135.
[22] Ibid, hlm 14.
[23] Ibid, hlm 14.
[24] Yosi abdian, Bahasa Dan Sastra Indonesia; Pengertian Pengaruh, Yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/1, diakses tanggal 5 Maret 2015 pukul 11.00 WIB.
[25] Wina  Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), 18.
[26] Moelyoto, Ilmu Pendidikan, (Malang: Diktat, 2009), 1.
[27] B.S Sidjabat, Mengajar Secara Profesional, (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 9.
[28] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip Dan Praktik Pendidikan Agama Kristen  (Yokyakarta: Andi, 2010), 5.
[29] B.S Sidjabat, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 9-10.
[30] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi  Standar Proses Pendidikan,  (Jakarta: Kencana, 2012), 96-99.
[31] John M. Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen, (Jawa Barat: Generasi Info media, 2007),  2.

0 komentar: