www.idntimes.com
TATA CARA PENULISAN
A.
Bahan dan Ukuran
Bahan dan ukuran mencakup
naskah, sampul, warna sampul, tulisan pada sampul, dan ukuran.
1.
Naskah
Naskah dibuat diatas
kertas HVS 80 gram dan tidak bolak balik.
2.
Sampul
Sampul dibuat dari kertas buffalo atau sejenis dan diperkuat dengan kertas
karton dan dilapisi dengan plastik (hard cover). Tulisan yang tercetak
pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman judul. Pada sisi samping
dituliskan nama penulis, judul skripsi, dan tahun.
3.
Warna Sampul
Warna sampul adalah biru tua.
4.
Ukuran
Ukuran
halaman adalah 21,5 cm x 29,5 cm (ukuran kuarto /A4).
B. Pengetikan
1.
Naskah laporan
skripsi diketik dengan jarak 2 spasi.
2.
Huruf yang
digunakan jenis Times New Roman (ukuran 12 point) atau ekuivalen
dengannya.
3.
Pengetikan seluruh
naskah menggunakan jenis dan ukuran huruf yang sama.
4.
Lambang-lambang,
huruf, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik harus ditulis rapi dengan
menggunakan tinta hitam.
5.
Teknik
penyajian angka dan satuan
Jika kalimat dimulai dengan angka, angka tersebut harus
ditulis dengan huruf.
a.
Satuan ukuran yang tidak didahului dengan
angka harus ditulis utuh.
b. Simbol atau singkatan tidak boleh diawal kalimat.
c. Tanda persen (%) digunakan jika didahului oleh angka.
6.
Batas tepi
Batas tepi pengetikan dihitung dari tepi halaman dan diatur sebagai
berikut:
a.
Tepi atas 4 cm
b.
Tepi
bawah 3 cm
c.
Tepi
kiri 4 cm
d.
Tepi
kanan 3 cm
7.
Gambar, tabel, persamaan atau rumus yang ditonjolkan ditulis simetris terhadap tepi kiri dan kanan.
8. Pengetikan isi teks
Halaman naskah harus
diisi penuh. Artinya, isi teks diketik dari batas tepi kiri sampai batas tepi
kanan. Alinea dimulai pada jarak 1kali
tab (lima sampai tujuh huruf) dari tepi kiri.
C.
Penomoran
1.
Halaman
a.
Bagian awal
laporan, mulai dari halaman judul sampai ke lambang dan singkatan diberi nomor
halaman dengan angka romawi kecil dan ditulis di bagian bawah tengah (center).
b.
Bagian utama dan bagian akhir mulai dari
pendahuluan sampai halaman terakhir diberi nomor halaman dengan menggunakan
angka Arab.
c.
Nomor halaman dengan angka Arab ditempatkan
disebelah kanan atas, kecuali kalau ada judul bab. Untuk halaman yang demikian,
nomor halamannya ditulis di tengah bawah.
d.
Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari
tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas atau bawah.
2.
Tabel dan gambar diberi nomor urut dengan angka
Arab.
Jika dalam lampiran terdapat tabel dan gambar maka
penomoran tabel dan gambar dimulai dari 1 dengan tambahan kata tabel lampiran 1
atau gambar lampiran 1
4. Tabel dan gambar
a. Tabel.
·
Nomor tabel yang
diikuti dengan judul ditempatkan simetris di atas tabel tanpa diakhiri dengan
titik. Semua kata dalam judul tabel dimulai dengan huruf besar, kecuali kata
penghubung dan kata depan.
·
Tabel tidak boleh
dipenggal kecuali kalau memang panjang sehingga tidak mungkin diketik dalam
satu halaman.
·
Halaman lanjutan
tabel dicantumkan nomor tabel dan kata lanjutan tanpa judul.
·
Kolom-kolom diberi
nama dan dijaga agar pemisahan antara yang satu dengan yang lain cukup tegas.
·
Jika tabel lebih
lebar dari ukuran lebar kertas sehingga harus dibuat memanjang, maka bagian
atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri kertas.
·
Tabel yang lebih
dari dua halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.
b.
Gambar.
·
Gambar, grafik,
peta, dan foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).
·
Nomor gambar yang
diikuti dengan judulnya diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri
dengan titik. Penulisan
judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.
·
Gambar
tidak boleh dipenggal.
·
Jika gambar dilukis
melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas gambar harus diletakkan di
sebelah kiri kertas.
·
Ukuran gambar
(lebar dan tingginya) diusahakan supaya sewajarnya (tidak terlalu kurus atau
terlalu gemuk).
·
Letak/posisi gambar
di tengah (center).
D.
Pemakaian
Bahasa
1.
Bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia yang benar dan baik dengan menggunakan
peraturan ejaan yang berlaku (EYD).
2.
Istilah asing yang
belum adapadanan kata Indonesia dicetak miring.
E.
Teknis Pengetikan
1.
Bagian-Bagian Besar Karangan
a. Setiap
bagian besar (pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar ilustrasi,
pendahuluan, bab,
daftar kepustakaan, lampiran ) harus dimulai pada halaman bani.
b.
Judul bagi setiap bagian besar diketik
dengan huruf besar di tengah halaman.
c.
Ruang tepi atas untuk bagian besar
karangan ialah 12 spasi tunggal atau 6 spasi ganda
d.
Judul yang lebih panjang dari 48
ketukan harus dibagi sehingga menjadi dua baris
atau lebih dengan bentuk pyramid terbalik.
e.
Jarak antara tiap baris judul ialah dua
spasi tunggal
f.
Nomor bab, Judul bab, dan judul yang
lain tidak diakhiri dengan tanda baca (titik atau
lain).
g.
Angka-angka dan huruf di dalam garis
besar tidak ditulis di dalam uraian.
2. Bagian-bagian Kecil
Karangan
a.
Apabila suatu bab dibagi ke dalam
bagian-bagian kecil maka setiap bagian kecil itu
harus mempunyai judul yang ditulis menurut petunjuk di bawah ini.
b.
Bagian pertama sesudah judul bab
ditulis di tengah halaman dengan huruf besar bagi
huruf pertama dari setiap kata penting dan digarisbawahi. Judul bagian
pertama diletakan
tiga spasi tunggal di bawah judul bab atau uraian yang mendahuluinya
untuk bagian pertama.
c.
Bagian kedua sesudah judul bab
dituliskan di tengah halaman dengan huruf besar
bagi huruf pertama dari tiap kata penting dan tidak digarisbawahi.
Judul bagian kedua
diletakan dua spasi tunggal dibawah judul bagian pertama atau uraian yang
mendahuluinya.
d.
Bagian ketiga sesudah
judul bab ditulis di sebelah kiri halaman persis pada batas
ruang tepi kiri dengan mempergunakan huruf besar bagi huruf pertama
dari tiap kata penting
dan digarisbawahi. Judul bagian ketiga diletakan dua spasi tunggal dibawah
judul bagian kedua atau uraian yang mendahuluinnya.
e.
Bagian
keempat sesudah judul bab dituliskan disebelah kiri halaman persis pada
batas ruang tepi kiri dengan mempergunakan huruf besar bagi
huruf pertama dari tiap kata
penting. Judul bagian keempat diletakan dua spasi tunggal di bawah judul
bagian ketiga atau uraian yang mendahuluinya, tanpa
digarisbawahi.
f.
Bagian kelima sesudah judul
bab dituliskan pada permulaan alinea baru sesudah
diindensi delapan ketukan dengan menggunakan huruf pertama,
digarisbawahi dan diakhiri
dengan sebuah titik. Spasi antara alinea itu dengan alinea lain sama seperti
biasa, yaitu spasi ganda.
BAB IV
MEMBACA TINGKAT KEDUA
Membaca Inspeksional
Petunjuk-Petunjuk Umum
Penyelidikan
Sepintas
Bacalah
Sampul Buku
Keterangan
Sampul. Marilah kita kembali ke situasi dasar. Anda mempunyai
sebuah buku atau bahan
|
3.
Bilangan dan Cara Menulis
a.
Semua bilangan dari satu
sampai sepuluh harus ditulis dengan huruf. Misalnya satu, lima, sembilan,
sepuluh, tidak boleh ditulis 1, 5, 9,10.
b.
Bilangan-bilangan kelipatan
sepuluh , seratus dan seribu ditulis dengan huruf, seperti tiga puluh, dua
ratus, tiga ribu.
c. Bilangan
pecahan seperti setengah, seperempat, sepersepuluh, seperseratus ditulis dengan
huruf kecuali bilangan itu menjadi bagian dari bilangan yang lebih besar,
misalnya 57 1/4 .
d.
Ketentuan ketentuan di atas
tidak berlaku untuk nomor rumah, tanggal, nomor kutipan, bilangan-bilangan di
dalam tabel, decimal, nomor jalan nomor telepon dan sebagainya.
e.
Suatu kalimat baru sama
sekali tidak boleh dimulai dengan angka walaupun angka itu nomor rumah,
tanggal, tahun, jumlah uang atau lain-lain. Kalimat harus ditulis tidak mulai
dengan angka. Angka tersebut. Harus ditulis dalam bentuk huruf bila dipakai
pada permulaan kalimat.
f.
Bilangan yang terdiri dari
empat atau lebih angka ditulis dengan memberikan salah satu titik untuk
menyekat ribuan dan jutaan. Misalnya 3.250, 543.340, 10.400.500.
g.
Bilangan-bilangan persentasi
boleh dituliskan dengan angka arab jikalau lebih dari sepuluh. Misalnya, 13
persen, 75 persen dan sebagainya. Kata persen tidak boleh diganti dengan
simbol"%".
h.
Angka yang menunjukan
bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagiannya lebih mudah dibaca. Misalnya,
250 juta.
i.
Jika suatu kalimat menyebut
beberapa bilangan secara berurutan yang sebagian melebihi sepuluh (10 ) dan
sebagian kurang dari sepuluh (10 ), maka semua bilangan tersebut harus ditulis dengan
memakai angka.
4. Catatan Keterangan/ Footnote
a.
Nomor-nomor petunjuk itu
diketik pada permulaan catatan dan mundur delapan ketukan dari garis tepi kiri.
b.
Angka untuk nomor itu
diketik setengah spasi lebih tinggi dari baris catatan keterangan. Angka itu
diketik tanpa spasi atau titik antara angka dan catatan keterangan tersebut.
c.
Catatan keterangan yang
merupakan penunjukan sumber (referensi) mengandung unsur-unsur: Nama Pengarang,
Judul, Data Publikasi (Tempat Publikasi, Nama Penerbit, Tahun Penerbit), Jilid
dan Nomor Halaman. Unsur itu sama dengan unsur daftar kepustakaan (Bibliografi)
hanya susunannya berbeda.
d.
Catatan
keterangan / footnote diketik seperti contoh berikut: (lihat aturan Turabian
untuk lengkapnya)
2Slamet
Soeseno, Teknik Penulisan Ilmiah-Populer
(Jakarta: PT Gramedia, 1980), 50.
3S. Nasution dan. M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Disertasi thesis skripsi report
paper (Bandung: C. V.
Jemmars, 1980), 51.
4C. H. Jolinston et al., The Modern High School
(New York: Charles Scribner's Sons, 1914), 52.
Cara
Membuat
Catatan Keterangan Untuk Buku-buku
e. Satu
Pengarang
'Slamet Soeseno, Teknik
Penulisan Ilmiah-Populer (Jakarta:
PT Gramedia, 1980), 50.
f.
Dua atau Tiga Pengarang
2S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Disertasi Thesis Skripsi Report
Paper (Bandung: C.
V. Jemmars, 1980), 52.
g. Empat
atau lebih pengarang (singkatan et al.)
3C. H. Jolinston et al., The Modem High School
(New York: Charles Scribner's Sons, 1914), 52.
h. Karangan
oleh lembaga, perkumpulan dan sejenisnya
4Panitia
Pengembangan Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Umum Pembentukan Istilah
(Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975), 53.
i.
Pengumpulam redaksi
(penyadur, editor, Dired. Oleh)
5Harimurti
Kridalaksana, "Pembentukan Istilah Ilmiah dalam Bahasa Indonesia, "Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai Tjermin Manusia
Indonesia Bani, Dired. Oleh Lukman AU (Jakarta:
Gunung Agung, 1967), 54.
6J. N. D.
Anderson, ed,, The World's Religions (London; Inter-Varsity Fellowship,
1950), 55.
j.
Buku yang diterjemahkan
(singkatan: Dit. Oleh)
7Tim LaHaye, Mempelajari Alkitab Secara Praktis,
Dit. Oleh Junny J. Suliman (Bandung: Kalam Hidup, 1979), 56.
k.
Tidak ada nama pengarang
8Buku
Upacara-Upacara Masehi (Bandung: Kalam Hidup, [t. th.], 57.
l.
Tidak ada tempat penerbitan
(singkatan [t.t])
9H. W. F. Stellwag,
Kesitkaran-Kesukaran Dalam Pendidikan
([t.t]: C. V. Jemmars, [t. th.], 58.
m.
Nama penerbit tidak ditulis
(singkatan [t.p])
10D.
Van Dijik, et al., Pengarang
Agama Kristen (Bandung: [t. p.], 1950), 52.
n. Tahun
penerbitan tidak ditulis (singkatan [t. th.])
nRobert F.
Mager dan Peter Pipe, Analyzing
Performance Problems or 'You Really oughta Warna'
(Belmont: Fearon Publisher Inc., [t.th.], 60.
o. Dicetak
sendiri oleh pengarang
12N.
A. Ametembun, Metode Pengajaran
Berprograma (Bandung: Oleh Pengarang, 1973),
61.
p. Buku
yang termasuk suatu seri
13S. Kruyt, Pendidikan Seksuil, Seri Keluarga Sejahtera,
Nomor 3 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973), 62.
q. Edisi
yang mengalami perubahan
14Gorys
Keraf, Komposisi,
Perubahan (Ende: Nusa Indah, 1980), 64.
15H.
A.GleasonM» introduction to Descriptive
Linguistics, rev. ed. (New York : Holt,
Rinehart and winston, 1960), 64.
r.
Beberapa jilid
16Avery
Willis, Perkembangan Gereja^
2 jilid ( Semarang: Seminari Theologia Baptis Indonesia, 1976 ), 1 : IV-1.
Cara
membuat Catatan keterangan untuk ensiklopedia
s.
Artikel dari Ensiklopedia
yang nama pengarang tertulis
17W. M. Foley, "Adultery ( Christianity ),"
Encyclopedia Of Religion AndEthics, 1:131.
t. Artikel
dari Ensiklopedia yang nama pengarang tidak tertulis
18 "Arianisme," Ensiklopedia Umum, 1979, 79.
19
"Baptis,
Baptisan," Ensiklopedia Alkitab
Praktis, edisi kedua, 1978, 29.
Cara
membuat catatan keterangan untuk majalah
·
Urutan unsur pokok dari
majalah atau yang harus muncul dalam catatan keterangan adalah (1) nama
penulis; (2) Judul tulisan; (3) nama majalah; (4) bulan dan tahim penerbitan;
dan (5) nomor halaman yang dikutip
21Endah N. Notodirjo, "Bimbingan di Panti Asuhan," Gema Bimbingan, nomor
1,1979, 25.
22 Mochtar
Naim, "Mengapa Orang Minang Merantau?," Tempo, 31 Januari
1975, 36.
Cara
membuat catatan keterangan untuk journal
·
Urutan
unsur pokok dari jurnal yang harus muncul dalam catatan keterangan adalah (1)
nama penulis; (2) judul Misan; (3) nama journal: (4) nomor penerbitan - jika
ada (5) bulan dan tahun penerbitan; dan (6) nomor halaman yang dikutip.
20W.R.Estep,
" The Anabaptis View Of Salvation," Southwesteren Journal Of Theology,
20 ( spring, 1978 ): 47.
Cara
membuat catatan keterangan untuk surat kabar
·
Catatan keterangan dari
surat kabar mempunyai unsur (1) nama surat kabar; (2) tanggal, bulan dan tahun
penerbitan; (3) bagian - jika ada; (4) nomor halaman.
23Pikiran
Rakyat, 25 januari 1977, 2 .
Cara
membuat catatan keterangan untuk tesis dan disertasi yang belum diterbitkan
24Martinah Prodjo Witjokro, "Restorasi Meiji dan
Pengaruhnya Terhadap Pendidikan Di Djepang " (Skripsi Sarjana, Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jogjakarta, 1968), 44.
Cara membuat catatan keterangan untuk bahan yang tidak
diterbitkan
25Abas,
"Kebaktian Umum Sana-Sini," Paper Yang Disampaikan Dalam Persekutuan
Pendeta Baptis Semarang, Semarang 11 Mei 1977.
Cara
Membuat catatan keterangan untuk laporan rapat yang tidak diterbitkan
26Lembaga
Kebudayaan Kristen Indonesia, "Laporan Musyawarah Nasonal Kebudayaan
Kristen," Jogjakarta, 1964, hlm 10-11. (Stensilan).
Cara
membuat catatn keterangan untuk laporan yang diterbitkan
11 Laporan dari Panitia Kepada Badan Pengurus Lengkap
Gabungan Gereja Kristen,
Markus Nasrani, Ketua (Semarang: Badan Penerbit Gereja Kristen, 1950 ), 2.
Cara
membuat catatan keterangan untuk pernyataan lisan yang direkam
28Eddy
Wiriadinata, Dekan Fakultas Seminari Theologi Baptis Indonesia, "Pidato
Pembukaan Seminari Theologia Baptis Indonesia Program Kampus," Semarang,
Jawa Tengah, 16 Juli 1979.
Cara
membuat Catatan keterangan Untuk wawancara
29Raymon
Bellour, " Hypnosis," Wawancara Oleh Bambang Sutarman, Rekaman,
Semarang, Indonesia, 26 Juli 1988.
Cara
membuat catatan keterangan untuk seri atau rangkaian karya
30Luri Callinicos, Workers On The Rand, A Peoples History Of
South Africa, Vol. 2 (Athens, Ohio: Ohio University Press, 1985 ), 48.
31William M. Thackeray, The
Complete Works (Boston, 1899), voli3, The English Humorists, 121.
Cara
Membuat Catatan Keterangan Untuk Kutipan Buku Sumber Kedua
32Hart P.
Kelly, Education For What is Real
(New York: Harper & Row, 1947). Dikutip dalam Edward Krug, Curriculum Planning, (New York:
Harper & Row, 1950), 15.
Cara
Membuat Catatan Keterangan Untuk Kutipan Dari Kitab Suci
·
Catatan
Keterangan untuk kutipan dari Kitab Suci sbb: "Semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23).
·
Singkatan untuk nama
Kitab-kitab dari Alkitab harus sesuai dengan daftar "pengantar pada
catatan" yang ada di bagian muka Alkitab Terjemahan Baru Lembaga Alkitab
Indonesia.
Cara Membuat catatan keterangan dengan sumber yang dikutip
lebih dari satu kali
·
Apabila sumber kutipan baru
untuk pertama kali muncul di dalam teks, catatan keterangan harus dituliskan
dengan lengkap.
Apabila sumber yang dikutip untuk kali
yang kedua, ketiga dan seterusnya di dalam teks skripsi, catatan keterangan
dituliskan secara singkat saja. Singkatan itu dipakai walaupun catatan
keterangan pertama tidak dituliskan pada halaman yang sama.
· Singkatan
Ibid. dipakai tanpa menyebut nomor halaman apabila catatan keterangan yang
kedua dan seterusnya tidak diselingi dengan catatan keterangan dari sumber lain
dan bila kutipan kedua berasal dari halaman yang sama. Istilah Ibid. adalah
singkatan dari bahasa Latin Ibidem yang berarti pada tempat yang sama.
·
Contoh kutipan yang berasal
dari sumber dan halaman yang sama yang dikutip sebelumnya tanpa diselingi oleh
sumber lain.
33Komaruddin, Metode Penulisan Skripsi dan Tesis
(Bandung: Angkasa, 1982), 65.
34Ibid.
·
Apabila
sumber kutipan adalah sama tetapi halaman lain, singkatan Ibid. dan nomor
halaman untuk catatan keterangan yang kedua dan seterusnya.
·
Contoh kutipan yang berasal
dari sumber yang sama tetapi halaman lain tanpa diselingi oleh sumber lain.
35Komaruddin,
Metode Penulisan Skripsi dan Tesis (Bandung: Angkasa, 1982), 65.
36Ibid.
99.
·
Apabila
catatan keterangan kedua untuk pengarang yang sama diselingi dengan catatan
keterangan untuk pengarang yang lain, maka urutan unsur bagi catatan keterangan
ialah: nama akhir pengarang, singkatan judul sumber," dan nomor halaman.
·
Contoh sumber yang dikutip
sebelumnya tetapi diselingi oleh kutipan-kutipan lain pada halaman yang sama
atau halaman yang lain.
Marge Worten, Pedoman Menjadi Pelayan Tuhan,
berdasarkan Injil Lukas (Semarang: Seminari Theologia Baptis Indonesia, 1976),
III-7.
Djago Tarigan,
Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya (Bandung: Angkasa, 1987), 30.
39Marge
Worten, Siapakah Rohulkudus
7/w?_(Semarang: Seminari Theologia Baptis Indonesia, 1974), V-3.
40Worten, Pelavan Tuhanv
VII-8.
·
Apabila
catatan keterangan kedua yang berasal dari pengarang yang sama tetapi yang
diselingi dengan catatan keterangan dari pengarang yang lain maka urutan unsur
dari catatan keterangan ialah: nama akhir pengarang dan nomor halaman.
41Mark Worten, Pedoman Menjadi Pelayanan
Tuhan, Berdasarkan Injil Lukas (Semarang:
Seminari Theologia Baptis Indonesia, 1979),. III-7.
42Djago Tarigan, Membina Keterampilan Menulis
Paragraf dan Pengembangannya,
(Bandung: Angkasa, 1987),. 30. 43Worten,. VII-8.
Cara
Membuat Catatan Keterangan untuk penunjukan ke halaman lain (Cross-Reference)
·
Bila
penulisan ingin menunjukkan bagian lain di dalam uraian, nomor penunjuk akan
ditulis di dalam uraian sama seperti catatan keterangan lain.
·
Pada halaman catatan
keterangan akhir, suatu catatan seperti di bawah ini akan diketik
44Lihatlah.
31-35.
5.
Daftar Pustaka
Fungsi Daftar Kepustakaan
a. Daftar
Kepustakaan bermaksud memberikan daftar dari semua sumber yang dipergunakan
untuk membuat disertasi. Melalui daftar itu pembaca dapat mengetahui
keseluruhan sumber yang digunakan oleh peneliti. Dari daftar itu pula pembaca
yang ahli segera dapat menduga mutu pembahasan dalam skripsi.
Bentuk Daftar Kepustakaan
b.
Kepala Halaman, DAFTAR
KEPUSTAKAAN, diketik di tengah kertas 12 spasi dari tepi atas kertas, dengan
huruf besar.
c.
Jarak catatan kepustakaan yang pertama dengan
kepala halaman ada 3 spasi.
d.
Masing-masing kepustakaan dituliskan dengan
jarak baris 1 spasi tunggal.
e.
Jarak antara masing-masing kepustakaan adalah
spasi ganda.
f.
Huruf pertama dari baris pertama setiap kepustakaan
diketik tepat pada garis kiri tanpa indensi.
g.
Baris kedua dan selanjutnya dari setiap
kepustakaan diketik dengan indensi delapan ketukan huruf.
h.
Daftar kepustakaan yang memuat lebih dari
duapuluh lima sumber perlu digolongkan menurut jenis sumber-sumber itu: buku,
majalah, joumal, dan sebagainya.
i.
Unsur yang harus dimasukkan dalam sebuah
daftar kepustakaan: (1) nama pengarang; (2) judul buku; (3) data publikasi:
penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid; (4)
untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama
majalah, jilid, nomor dan tahun.
j.
Urutan data publikasi
adalah: tempat publikasi, penerbit dan penanggalan. Apabite ada banyak
penanggalan, maka dipergunakan tahun yang terakhir.
k.
Tanda titik dipergunakan
sesudah tiap kata keterangan: sesudah nama pengarang, sesudah judul buku,
sesudah penanggalan publikasi.
l.
Tanda titik dua dipergunakan
sesudah tempat terbit, serta tanda koma sesudah nama terbit.
Nama penulis. Judul tulisan. Tempat penerbitan: badan
penerbit, tahun penerbit.
Susunan
Daftar Kepustakaan
a.
Nama penulisan disusun
menurut abjad. Nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya yaitu: nama
keluarga, nama kecil. Nama-nama cina tidak perlu dibalik, karena selalu dimulai
dengan nama keluarga.
b.
Nama akhir (nama keluarga)
pada nama-nama inisial sangat sukar karena sering tidak ada. Sebagai patokan
ambil nama yang umumnya dikenal orang banyak. Misalnya Bpk. Wirdjono
Prodjodikoro dikenal sebagai Prodjodikoro.
c.
Jika penulis menulis lebih
dari satu karya, karya-karya itu disusun berurutan dan nama penulisnya untuk
karya yang kedua dan selanjurnya tidak dituliskan, melainkan diganti dengan
satu garis yang tak terputus sepanjang delapan ketukan. Garis itu dimulai dari
tepi kiri ketikan. Garis itu merupakan pengganti nama dan diikuti oleh tanda
titik.
d.
Jika buku itu disusun oleh
sebuah komisi lembaga, nama komisi atau lembga itu dipakai menggantikan nama
pengarang.
e.
Jika tidak ada nama
pengarang, maka urutannya harus dimulai dengan judul buku. Untuk judul didalam
bahasa Inggris, Jerman atau perancis kata sandang ( A,An,The, Het, Das, Die, Le, La, dsb ) Tidak
diperhitungkan bila judul disusun menurut abjad. Jadi kata berikutnya yang
harus diperhitungkan untuk penyusunan daftar kepustakaan.
Cara Membuat
Daftar Kepustakaan Untuk Buku-Buku
a.
Satu pengarang
Soeseno,
Slamet. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer.
Jakarta: PT Gramedia,1980.
b.
Dua atau tiga pengarang
Nasution, S. dan Thomas, M.
Buku
Penuntun Membuat Desertasi Thesis Skripsi Report Paper. Bandung: C.V. Jemmars, 1980.
c.
Empat atau lebih pengarang
(singkatan et al.)
Jonatan, C. H., et
al. The Modern High
School. New York: Charles
Scibner's Sons, 1914.
d.
Karangan oleh lembaga,
Perkumpulan dan sejenisnya
Panitia
Pengembangan Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1975.
e.
Pengumpulan redaksi
(Penyadur, editor )
Kridalaksana,
Harimurti. "Pembentukan Istilah Ilmiah dalam Bahasa
Indonesia" dalam Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai Tjermin Manusia
Indonesia Baru. Dired. Oleh
Lukman Ali. Jakarta: Gunung Agung, 1967. Andreson, J. N. D., ed. The Word's
Religions. Londons: Inter-Varsity Fellowship, 1950.
f.
Buku yang diteijemahkan
(singkatan: Dit. Oleh)
Lahaye,
Tim. Mempelajari Alkitab Secara Praktis. Dit. Oleh Junny J. Suliman. Bandung:
Kalam Hidup, 1919.
g.
Tidak ada nama pengarang
Buku Upacara-UpacaraMasehi.
Bandung: Kalam Hidup (t.th.).
h.
Tidak Ada Tempat penerbit (
Singkatan t.th)
Stellweg, H. W. F. Kesukaran-Kesukaran dalam Pendidikan. (t.t): C.V. Jmemmars, (t.th)
i.
Nama Penerbit tidak ditulis
(Singkatan t.p)
Dijikk, D.
Van, et al. Pengarang Agama Kristen,
Bandung: (t.p), 1950.
j.
Tahun Penerbit tidak ditulis
(Singkatan t.th.)
Mager, Robert F. dan pipe, peter.
Analyzing Performancen Problems or ' you really Oughta Wanna\Bt\morA: Fearn Publisher Inc., (t.th.)
k.
Dicetak sendiri oleh
pengarang
Ametembun,
N. A. Metode Pengajaran Berprograma.
Bandung: Oleh Pengarang, 1973.
l.
Buku yang termasuk suatu
seri atau rangkaian
Kruyt, S.
Pendidikan
Seksuil. Seri Keluarga Sejahtera, nomor 3.Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973. Callinicos, luli.
Workers on the Land. A Peoples History of Africa, Vol.2.
Athens,
Ohio: Ohio Univesity Press, 1985. Thackeray, William M. The Complete Works. Boston,
19899. Vo. 13, The English Humorists.
m.
Edisi yang mengalami
perubahan
Keraf, Goys, Komposisi. Perubahan.
Ende: Nusa Indah 1980. Gleason, H. A. An
Introduction to Descriptive Linguistice. Rev.Ed.
New York: Holt, Rinehart and Winston, 1960.
n. Beberapa jilid
Willis, Avery. Perkembangan Gereja.
2 Jilid, Semarang: Seminari Theologia Baptis Indonesia, 1976.
Cara
Membuat Daftar Kepustakaan Untuk Ensiklopedia
a.
Artikel
dari Enslikopedia yang nama pengarang tertulis
Foley, W. H. "Adultery
(Christianity)."
Encyclopedia of Religion and
Ethics.
b.
Artikel
dari Enslikopedia yang nama pegarang tidak ditulis
"ArianismEnslikopedia Umum. 1979.
"Baptis, Baptisan." Enslikopedia Alkitab Praktis.
Edisi kedua, 1978.
Cara
Membuat Daftar Kepustakaan Untuk Majalah
Notodirjo,
Endah N. " Bimbingan di Panti Asuhan." Gema Bimbingan, Nomor
1,1979, hlm 25.
Mochtar
Naim. " Mengapa Orang Minang Merantau?" Tempo, 31 Januari
1975, hlm. 36.
Cara
Membuat Daftar kepustakaan untuk Journal
Estep,
W. R. " The Anabaptis View of Salvation." Southwestern Journal Of Theology,
20 (Spring 1978): 47.
Cara
Membuat Daftar Kepustakaan Untuk Surat-kabar
Pikiran Rakyat,
25 Januari 19 77, hlm 2.
i
Cara
Mebuat Daftar Kepustakaan Untuk tesis dan disertai
yang belum diterbitkan
Witjokro, Martinah Prodjo. "
Restorasi Meiji dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan di Jepang." Skripsi
Sardjana, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jogjakarta, 1968.
Cara Membuat Daftar Kepustakaan Untuk Bahan Yang tidak
diterbitkan
Abas. " Kebaktian Umum
Sana-Sini." Paper yang disampaikan dalam Persekutuan
Pendeta Baptis Semarang, Semarang, 11 Mei 1977.
Cara
Membuat Daftar Kepustakaan Untuk Laporan Rapat yang tidak diterbitkan
Lembaga
Kebudayaan Kristen Indonesia. " Laporan Musyawarah Nasional Kebudayaan
Kristen. "Jogjakarta, 1964. (Stensilan).
Cara
Membuat Daftar Kepustakaan Untuk Laporan yang diterbitkan.
Laporan dari Panitia Kepala Badan
Pengurus Lengkap Gabungan Gereja Kristen.
Markus Nasrani, Ketua. Semarang: Badan Penerbit Gereja Kristen, 1950.
Cara
Membuat Daftar Kepustakaan Untuk Pernyataan Lisan yang direkam.
Wiriadinata, Eddy.
Dekan Fakultas Seminari Theologia Baptis Indonesia. " Pidato Pembukaan
Seminari Theologia Baptis Indonesia Program Kampus," Semarang, Java, 16
Juli 1979.
Cara
membuat Daftar Kepustakaan Untuk Wawancara
Bellour,
Raymond. "Hypnosis" Wawancara oleh Bambang Sutannan. Rekaman,
Semarang, 26 Juli 1988.
6. Halaman
Judul
a.
Baris-baris pada halaman
judul diketik di tengah kertas.
b.
Huruf besar dipakai untuk
mengetik judul skripsi, sebutan skripsi, Nama perguruan tinggi dan kota
perguruan tinggi
c.
Judul yang lebih dari 48
ketukan diketik di dalam bentuk pyramid terbalik dengan jarak dua spasi antara
masing-masing baris.
d.
Jarak antara baris pertama
judul dengan puncak kertas ialah sepuluh spasi tunggal
e.
Jarak antar judul dengan
maksud ialah sekitar 10-12 spasi tunggal. Jumlahnya' tergantung pada berapa
banyak baris yang akan dipakai untuk judul.
f.
Jarak antara maksud dengan
nama pengarang ialah 5 spasi tunggal atau lebih. Jumlah baris itu tegantung
pada jumlah baris yang akan dipakai untuk maksud penulisan.
g.
Jarak antara nama pengarang
dengan nama perguruan tinggi pengarang ialah spasi sisanya. Spasi sisa itu
terdapat dengan menghitung baris-baris dari tepi bawah kertas daripada tepi
atas kertas.
h.
Nama sekolah diketik pada baris kedua belas dari bawah Kertas.
i.
Kota Sidoarjo
terletak pada baris kesepuluh dari bawah kertas.
j.
Tahun Penulisan harus
terletak pada baris kedelapan dari bawah kertas agar ada tujuh spasi tunggal
kosong dibawahnya.
7. Indensi
a.
Setiap alenia baru dimulai
dengan ketikan huruf pertama yang masuk kedalam sejauh lima sampai tujuh
ketukan. Alenia baru tidak dimulai pada garis tepi ketikan sebelah kiri, agar
jelas bahwa suatu alenia baru dimulai.
b.
Lebar jorokan ke dalam huruf
pertama disebut indensi. Lebar indensi dihitung dengan ketukan huruf.
c.
Indensi akan tinggal lima sampai tujuh
ketukan huruf kosong antara huruf pertama dan tepi ketikan sebelah kiri.
Perhatikan contoh !
d. Alenia
baru ini dimulai dengan huruf "A" diketik setelah ketukan yang lima sampai tujuh.
Ada lima sampai
tujuh ketukan. Ada lima sampai tujuh
ketukan kosong.
8. Jarak
Baris
a.
Jarak antara baris dan
ketikan yang satu dengan baris ketikan berikutnya disebut "spasi".
b.
Spasi ganda dipakai untuk
seluruh tubuh tulisan, Kecuali kalau ada petunjuk khusus
c.
Spasi tunggal digunakan
untuk kutipan-kutipan langsung yang panjang (lebih dari empat baris), Untuk
menulis catatan keterangan (footnote), untuk beberapa jenis tabel, dan untuk
membuat daftar kepustakaan.
d.
Spasi tripel yang sama
dengan tiga spasi tunggal dipakai hanya pada keadaan khusus. Halaman yang
memerlukan pengetikan yang berjarak spasi tripel adalah antara
nomor bab dengan judul bab dengan judul bab, antara judul bab dengan baris
uraian diatasnya.
9. Kata-Kata
Asing Dan Istilah Khusus
a.
Kata-kata asing harus
digaris-bawahi atau dalam tanda kutip, Kecuali jika kata itu ada di dalam
kutipan yang dikutip seluruhnya dalam bahasa asing, atau merupakan gelar atau
nama asing atau jika kata itu sudah di Indonesia.
b.
Tanda kutipan ganda juga
dipakai konteks tertentu untuk menandai judul-judul, satu kata, huruf-huruf
atau angka-angka.
Contoh:
Dua puluh
makalah disisipkan dengan antara lain judul-judul " Latar Belakang,"
"Katalog Kartu"dan"Teknik-teknik."
Angka-angka
atau huruf dapat dipakai bagi setiap bagian, Misalnya,
"1","2", atau "a", "B", C'.dll.
c.
Dalam
bidang theologia sudah menjadi kebiasaan untuk mengkususkan istilah- istilah
dengan cara memakai tanda kutip tunggal jika diperlukan. Misalnya,
'Iman','percaya', dan 'setia'.
10. Kesalahan
ketikan
a.
Tidak boleh lebih dari tiga
kesalahan dalam bentuk apapun yang belum diperbaiki dalam setiap halaman.
Ketiga kesalahan yang belum diperbaiki termasuk kesalahan tik, ejaan, bahasa
atau tata cara menulis.(Jadi tidak boleh ada kesalahan ketikan!).
11. Kutipan
Langsung
a.
Pada
umumnya kutipan harus sama dengan aslinya, baik mengenai susunan kata- katanya,
ejaannya, maupun mengenai tanda bacanya.
b.
Apabila Panjang Kutipan
Langsung tidak lebih dari empat baris: Kutipan
disatukan langsung dengan uraian
·
Jarak baris ialah satu spasi
tunggal. Sama seperti uraian dimana kutipan disatukan.
·
Kutipan harus diapit dengan
tanda kutip (" ")
·Sesudah
kutipan selesai, nomor catatan keterangan diketik pada akhir kutipan tanpa
ketukan sela. Nomor itu diketik setengah spasi lebih tinggi dari baris itu.
Contoh:
·
Bila
ditanya mengenai sekolah itu, Spurgeon selalu menjelaskan bahwa dia maupum sekolah
"tidak pernah mencoba menjadikan seseorang sebagai gembala sidang. Kami
akan gagal jika mencobnya. Kami hanya menerima orang yang mengaku bahwa mereka
sudah dijadikan gembala sidang." Sekolah Spurgeon hanya mencoba....
c. Apabila
panjang kutipan langsung lebih dari empat baris:
· Kutipan
yang panjang lebih dari empat baris dipisahkan dari uraian dengan jarak dua
spasi, baik dari atas maupun bawah.
· Jarak
baris kutipan itu ialah spasi tunggal.
· Seluruh
kutipan dimasukan dari batas tepi kiri empat ketukan. Ada empat ketukan kosong
antara kutipan dan tepi kiri.
· Tanda
kutipan tidak dipakai untuk mengapit kutipan itu.
· Nomor
catatan keterangan diketik pada akhir kutipan itu tanpa sela.
· Kutipan
yang mengandung indensi biasa untuk alinea baru. Huruf pertama dari kutipan itu
masuk delapan ketukan dari tepi kiri.
Contoh:
Demokrasi bukanlah sesuatu yang
baru bagi masyarakat kita seperti yang dikemukan oleh Muhamad Yamin :
Sejak beribu-ribu tahun peradaban Indonesia, maka segala
putusan yang mengenai Negara dan masyarakat dipungut dengan berunding antara
anggota yang berkepentingan. Kata mufakat ialah cara-pemerintah menurut watak
dan peradaban bangsa Indonesia.
Nyatalah, bahwa demokrasi bagi kita
bukan barang impor.
d. Dilarang untuk memulai suatu kutipan langsung di dalam
uraian dan kemudian meneruskan didalam bentuk kutipan panjang. Misalnya, contoh
yang salah seperti berikut:
Hadiwijyono meneaiskan,
"Kepercayan pada Allah atau allah-allah dan akan hidup sesudah mati
menjadi latar belakang yang diisi oleh tiap akal- budi... dengan
lukisan-lukisan yang ditiru ataupun disalin.
12.
Kutipan Dengan Sebagian
Dihilangkan
a. Diperkenankan
untuk menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan
bagian itu tidak mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna
keseluruhannya.
b. Penghilangan
bagian kutipan ditunjukan dengan mempergunakan tiga titik dengan jarak satu
ketukan antara mereka Yaitu (....).
c. Apabila
bagian kalimat yang dihilangkan terletak pada akhir kalimat maka ketiga titik
itu yang berjarak satu ketukan ditambahkan satu titik untuk mengakhiri kalimat
itu (...). Contoh:
Demokrasi bagi kita bukanlah sesuatu
yang baru, sesuatu
barang impor, sebab "sejak
beribu-ribu tahun... segala keputusan .... Dipungut dengan berunding antara
anggota yang berkepentingan ... Perundingan itu sejajar dengan kelahiran
adat-asli yang menghendaki mupakat. "
d. Apabila
kalimat-kalimat yang dikutip dipisahkan oleh satu alenia atau lebih banyak
dalam satu karangan, maka penghilangan itu ditunjukkan dengan
diketik titik-titik berjarak satu ketukan ( )
Contoh:
Aturan
kedua untuk membaca secara analitis adalah, menyebutkan kesatuan keseluruhan
sebuah buku dalam satu kalimat saja, atau, paling banyak, dalam tidak lebih
beberapa kalimat.
Aturan
ketiga dalam pembaca secara analitis adalah, catat bagian- bagian utama buku
tersebut, dan tunjukan bagaimana bagian-bagian ini disusun dan dihubungkan
sebagai suatu keseluruhan antara satu dengan yang lain, kemudian terhadap
keseluruhan.
e.
Titik itu diletakkan di
dalam tanda kutip apabila kutipan itu diapit dengan tanda kutipan.
15.
KUTIPAN YANG BAGINYA DITEKANKAN OLEH
PENELITI.
15.1. Cara
untuk menekankan kata-kata dalam kutipan ialah dengan menggarisbawah kata-kata
itu.
15.2. Perubahan
pada kutipan yaitu menambah garis bawah kata-kata
tertentu harus diterangkan dalam tanda kurung segi empat ([ ]) Pada akhir
kutipan. Boleh juga menambah catatan keterangan agar menerangkan nmaksudnya.
15.3.
Keterangan itu berbentuk seperti ini: [
garisbawah dari saya, peneliti ]
16. KUTIPAN
YANG MENGANDUNG KESALAHAN
16.1. Kesalahan
atau keganjilan, entah dalam persoalan ejaan maupun dalam soal-soal
ketatabahasaan, tidak boleh diperbaiki oleh peneliti.
16.2. Demikian
pula kalau peneliti tidak setuju dengan sesuatu di dalam kutipan.
16.3. Peneliti
wajib menandai kesalahan ejaan atau lain dengan mengetik [
sic ] dibelakang kesalahan yang terdapat. Singkatan sic itu berarti begitu.
16.4. Peneliti
diperkenankan menempatkan perbaikan atau catatan dalam tanda kurung segi
empat langsung dibelakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki atau diberi
catatan tidak setuju akan hal itu.
16.5. Ejaan
lama tidak diperkenankan untuk dirubah dengan ejaan baru
Pada
hari itu, tanggal 17 Agustus, Presiden [sic ] Soekarno [ Soekarno- Hatta ] atas nama
bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi baru sepuluh tahun
kemudian, yaitu pada Tahun 1950 [ yang betul adalah tahun 1955 ] diadakan
pemilihan umum yang pertama.
17. MENYINGKAT
KATA
17.1. Tidak
boleh menyingkat kata jamak. Tidak dapat diterima menuliskan seperti "se-
tidak2nya", "ke-dua2nya","ber-api2" dan sebagainya.
17.2. Singkatan
seperti dsb., dll.,sbb., dan semacamnya tidak boleh dipakai.
17.3. Singkatan
Ilmu atau tata tulis seperti op,cit,et,al, dan sebagainya tidak boleh dipakai.
17.4. Hanya
singkatan ibid. yang boleh dipakai dalam catatan keterangan.
20.
NOMOR HALAMAN
20.1.
Nomor halaman bagian
pendahuluan ditulis dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dsb). Nomor itu
diketik di tengah bagian bawah halaman berjarak dua
spasi dari uraian. Perhitungan nomor dimulai dengan halaman judul walaupun
nomor halaman tidak diketik pada halaman judul.
20.2.
Nomor halaman teks ditulis
dengan angka Arab (1, 2, 3, dsb.)
20.3.
Nomor halaman teks ditulis
pada sudut halaman sebelah kanan atas dan berjarak tiga
spasi ganda dari tepi atas kertas. Akan ada lima spasi tunggal kosong antara
tepi atas kertas dan nomor halaman.
20.4.
Nomor halaman teks ditulis
dua spasi dari uraian.
20.5.
Nomor halaman teks dimulai
dengan angka satu dan halaman-halaman berikut diberikan nomor-nomor menurut urutan
yang semestinya. Halaman bab baru akan diberi nomor yang berikut dengan nomor
halaman sebelumnya.
20.6. Halaman
kepustakaan akan diberi nomor halaman yang berurutan dengan nomor halaman
tambahan dari teks.
21. TANDA-TANDA BACA
21.1. Sesudah
titik (.), tanda tanya (?), tanda (!), dan tanda titik dua (:) perlu ada dua
ketukan kosong.
21.2. Sesudah
tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda kurung (), dan tanda kurung siku
([]) hanya diperlukan satu ketukan kosong.
21.3. Tidak
ada ketukan kosong sebelum atau sesudah tanda garis putus dua (--), tanda
hubung (-), atau tanda pisah (-).
21.4. Tanda
titik dan tanda koma diketik di dalam tanda kutip (walaupun hanya satu huruf
atau angka yang diapit oleh tanda kutip itu. Misalnya, "1," atau
"a."
21.5. Tanda
tanya dan tanda seru diketik di luar tanda kutip kecuali tanda tanya atau tanda
seru yang termasuk di dalam kutipan itu sendiri. Contoh:
a.
Bagaimana caranya ia dapat
menunjukkan bahwa "kejahatan menghasilkan kebaikan"? (Tanda tanya itu
di luar tanda kutip karena tidak asal dari kutipan.)
Dapat
ditanyakan: "Perlukah seseorang kehilangan seluruh dunia agar menemui
dirinya sendiri?" (Tanda tanya berasal dari kutipan dan karena itu diketik
di dalam tanda kutip.)
0 komentar:
Posting Komentar