www.idntimes.com
CONTOH PROPOSAL
Oleh Yeti Y. G
BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam
bab pendahuluan ini penulis akan membahas secara sistematis tentang latar
belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, kepentingan penelitian meliputi kepentingan teoritis dan
kepentingan praktis, metode penelitian, definisi istilah dan sistematika
penulisan.
Latar
Belakang Masalah
Keluarga
Kristen ialah keluarga yang hidup bersama Yesus Kristus. Keluarga adalah akar
dari sebuah kehidupan. Di dalam keluarga
kehidupan seorang anak dilahirkan dan dibentuk.
Sikap, karakter, tingkah laku, dan keberhasilan seorang anak nantinya tergantung
dari bagaimana anak diasuh, dibesarkan dan dididik dalam keluarganya.[1]
Menurut
Gunarsa dalam keluarga yang ideal ( lengkap ) maka ada dua individu yang
memainkan peran penting yaitu peran ayah dan peran ibu. Secara umum peran ibu adalah memenuhi
kebutuhan biologis dan fisik, merawat dan mengurus keluarga dengan sabar,
mendidik, mengatur, dan membimbing anak, serta menjadi contoh dan teladan bagi anak. Secara umum peran ayah adalah sebagai pencari
nafkah, menjadi suami yang penuh perhatian, memberi rasa aman, berpatisipasi
dalam pendidikan anak, sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, dan
membimbing anak.[2]
Keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama
dan utama bagi setiap anak. Di dalam
keluarga anak mendapat rangsangan, hambatan, dan pengaruh yang pertama dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, baik biologis maupun psikologis. Di dalam keluarga, anak juga mempelajari
norma atau aturan dalam hidup bermasyarakat.
Melalui kehidupan dalam keluarganya, anak dilatih tidak hanya mengenal
norma tetapi juga menghargai dan mengikuti norma-norma dan pedoman hidup dalam
masyarakat. Seringkali anak mengenal dan
meniru model-model dari orang tua sebagai anggota masyarakat.[3]
Anak
tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Orang tua merupakan dasar pendidikan pertama
bagi anak, di mana anak akan mendapatkanbanyak
hal, termasuk juga dalam pembentukan pribadi atau karakter anak.[4] Maka dari itu pola asuh dalam keluarga sangat
dibutuhkan. Polaasuh merupakan suatu
proses interaksi antara anak dan orang tua selama anak dalam pengasuhan. Di dalam kegiatan pengasuhan, orang tua bukan
hanya mengurus segala kebutuhan anak tetapi bagaimana cara mendidik,
membimbing, mendisiplin serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.[5]
Demikian
juga terjadi di keluarga-keluarga yang ada di Desa Ternate Selatan, di mana
keluarga yang ideal yaitu anak di asuh oleh kedua orang tuanya. Tetapi kenyataannya tidak demikian, ada
beberapa keluarga yang anaknya diasuh oleh orang tua wali. Hal tersebut terjadi karena diantara mereka
melahirkan atau hamil di luar nikah.
Kepala
Desa Ternate Selatan mengatakan bahwa, ada 25 keluarga wali atau keluarga yang
mengasuh anak di luar nikah. Sedangkan
anak-anak yang lahir di luar nikah berjumlah 27 orang. Orang tua wali pekerjaannya adalah petani dan
nelayan, yang hampir setiap hari mereka di ladang dan di laut. Waktu orang tua wali bertemu dengan anak-anak
juga pada pagi hari dan malam hari, sehingga waktuyang orang tua wali miliki
untuk berinteraksi dengan anak-anak sangat sedikit.[6]
Bapak
Kalep Pulingdaka memaparkan bahwa di desa ternate selatan banyak anak yang
hamil di luar nikah dikarenakan dengan kebiasaan-kebisaan yang ada di kampung
contohnya pergaulan anak begitu bebas, orang tua lebih sibuk dengan
pekerjaannya dari pada membimbing anak remaja dalam hal pacaran. Di Desa
Ternate Selatan juga karena sering ada acara-acara pesta atau doa penghiburan
untuk orang sakit, sehingga anak-anak remaja sering menggunakan kesempatan ini,
untuk bertemu dengan lawan jenis di tempat yang gelap-gelap. Faktor lain juga
karena tidak ada hiburan lain, selain anak-anak disuruh orang tua untuk bekerja
keras, sehingga di saat anak-anak remaja mendapatkan kesempatan untuk bertemu
dengan lawan jenis, anak-anak remaja akan melakukan hubungan seks. Faktor adat
juga yang dari dulu sudah ditanamkan oleh nenek-moyang yang ada di Desa Ternate
Selatan bahwa kawin dulu baru menikah. Dikarenakan belum ada persiapan yang
cukup dari pihak laki-laki dan perempuan yang menikah sehingga menyebabkan
banyak anak-anak yang sudah hamil di luar pernikahan. Walaupun ini bertentangan
dengan kebenaran Firman Tuhan.[7]
Kehamilan
di luar nikah merupakan salah satu dampak dari perilaku seks bebas yang melanda
remaja. Perilaku seksual di luar nikah
pada remaja adalah perilaku karena adanya dorongan seksual yang dilakukan oleh
lawan jenis dan belum resmi terikat dalam pernikahan. Perilaku seksual dapat menimbulkan beberapa
akibat, seperti kehamilan di luar nikah yang tidak dikehendaki, kurang sehatnya
ibu dan bayi, putus sekolah bagi yang masih sekolah, penyakit menular dan
depresi.[8]
Berdasarkan
pengamatan penulis di Desa Ternate Selatan, dan wawancara dengan kepala Desa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja hamil di luar nikah yaitu : rendahnya
interaksi di tengah-tengah keluarga, keluarga yang tertutup terhadap informasi
seks dan seksualitas, orang tua yang tidak merestui hubungan anak-anak, dan
juga karena terpengaruh gaya hidup modern misalnya menonton video porno.[9]
Dalam
kehidupan seorang anak, terdapat banyak faktor yang secara tidak langsung dapat
membentuk karakter anak, salah satunya adalah pola asuh orang tua. Di dalam keluarga, anak pertama kali mengenal
lingkungan. Dengan kata lain, keluarga
adalah lingkungan sosial pertama bagi setiap anak. Perlu diketahui bahwa di dalam budaya Indonesia
yang dimaksud dengan keluarga tidak hanya terdiri dari keluarga inti yakni
Ayah, ibu, dan saudara kandung, tetapi juga keluarga besar yang mencakup kakek,
nenek, paman, bibi, dan seterusnya. Pengaruh
keluarga inti sangat kuat dalam pembentukkan karakter anak.[10]
Karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri
sendiri, dan sesama manusia. “ menurut
Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia istilah karakter berarti sifat-sifat
kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti, tabiat, watak, yang membedakan seseorang
dari yang lain; tabiat; watak”.[11]
Menurut
ibu Rosti, salah satu Guru di SD Desa Ternate Selatan menjelaskan bahwa
anak-anak yang di asuh oleh orang tua wali, memiliki kebiasaan-kebiasaan yang
kurang baik seperti, sering memukuli temannya tanpa alasan, melawan orang tua,
suka memberontak dan juga tidak dengar-dengaran. Dalam belajar mereka sangat taat karena takut
kepada guru, tetapi waktu jam istrahat pasti ada kejadian-kejadian aneh yang
akan mereka buat contohnya seperti memukuli teman-teman, ada yang sudah mulai
merokok, dan bolos sekolah. Di karenakan
anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua yang
mengasuhnya, sehingga banyak anak yang memiliki
karakter yang kurang baik.[12]
Yerimson
Hinadang seorang Guru Agama Krsiten di SMP Negeri Ternate Selatan menjelaskan
bahwa anak-anak yang lahir di luar nikah lebih banyak berdiam diri. Dalam pembelajaran, mereka sering tidak
mendengarkan apa yang disampaikan oleh Guru.
Dan di dalam masyarakat atau di lingkungan keluarga, mereka memiliki
karakter yang pemberontak dan tidak mau di atur.[13]
Ibu Leti selaku orang
tua wali memaparkan bahwa cara mendidik anak-anak yang di luar nikah, biasanya
menggunakan cara yang kurang baik.
Dikarenakan anak-anak yang lahir di luar nikah memiliki sifat
pemberontak. Contohnya disaat anak-anak
yang lahir di luar nikah tidak mematuhi perintah orang tua wali, maka ada
kata-kata makian yang dilontarkan, ada juga yang memukul dengan rotan, ada juga
yang mengeluarkan kata kutuk, ada juga yang mengumpat. Di tambah lagi dengan anak-anak sering
menonton acara televisi yang kurang mendidik, sehingga membentuk karakter anak
menjadi pemberontak. Bagi anak yang
penurut tidak akan mengalami hal seperti yang di atas, tetapi bagi anak yang
tidak penurut, akan mengalami hal seperti ini.
Di tambah lagi jika anak-anak melakukan perlawanan dengan orang tua
wali, kadang anak-anak yang lahir di luar nikah di usir dari rumah.[14]
Merujuk
pada permasalahan diatas mendorong penulis untuk menulis skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Wali Kristen Terhadap Pembentukan Karakter Anak
Yang Lahir Di Luar Nikah Di Desa Ternate Selatan”. Diharapkan melalui karya ilmiah ini penulis
dapat memberikan konstribusi terhadap masyarakat yang ada di Desa Ternate
Selatan khususnya penulis tentang pembentukan karakter anak
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas maka diidentifikasikan beberapa masalah yang
dianggap sangat penting untuk dibahas dalam penulisan skripsi, diantaranya:
1. Pola
asuh orang tua adalah hubungan interaksi antara orang tua dengan anak.
Pemberian pola asuh yang baik, dapat mengupayakan anak menjadi pribadi yang
utuh dan berintegrasi. Karakter, emosi
dan kemandirian anak tidak terjadi begitu saja, karena banyak faktor yang
mempengaruhinya.Salah satu yang sangat mempengaruhi adalah pola asuh orang tua
di dalam keluarga. Jika demikian
bagaimana pola asuh orang tua yang baik terhadap anak?
2. Hamil
di luar nikah merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh orang tua, gereja
dan bahkan juga bagi masyarakat.Anak-anak
yang hamil di luar nikah membuat orang tua merasa tidak berhasil dalam
mendidik karakter anak. Bagaimana cara
orang tua mendidik anak agar tidak terjadi hamil di luar nikah?
3. Keluarga
merupakan tempat di mana seorang anak bertumbuh dan berkembang, sehingga
keluarga banyak berperan dalam membentuk karakter atau kepribadian seorang
anak. Bagi kebanyakan anak, keluarga
merupakan tempat yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, baru setelah itu
sekolah dan masyarakat. Jadi pembentukan
karakter pada anak merupakan tanggung jawab bagi setiap orang tua. Jika demikian bagaimana cara membentuk
karakter anak?
4. Di jaman sekarang banyak remaja yang gagal
dalam pedidikan karena hamil di luar nikah.
Remaja yang hamil di luar nikah membuktikan bahwa remaja tidak dapat
mengambil keputusan yang baik dalam pergaulaunnya. Salah satu dampak negatif
dari remaja yang hamil di luar nikah adalah putus sekolah. Banyak hal yang
membuat remaja bisa hamil di luar nikah. Jika demikian faktor-faktor apakah
penyebab remaja hamil di luar nikah?
5. Anak
adalah anugerah Tuhan yang dipercayakan kepada setiap keluarga. Demikian juga
anak-anak yang ada di Desa Ternate Selatan.
Anak-anak yang hamil di luar nikah memiliki orang tua tetapi bukan orang
tua kandung. Orang tua yang bertanggung
jawab akan mengasuh anak dengan baik supaya memiliki karakter yang baik. Begitu pula sebaliknya, orang tua yang acuh
tak acuh akan membiarkan anak berkembang sendiri, akan memiliki karakter yang
kurang baik. Jika demikian, bagaimana
pengaruh pola asuh orang tua wali Kristen terhadap pembentukkan karakter anak
yang lahir di luar nikah di Desa Ternate selatan?
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah
penulisan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Wali Kristen
Terhadap Pembentukkan Karakter Anak Yang Lahir Di Luar Nikah Di Desa Ternate
Selatan “ hanya terletak pada nomor 3, 4,
dan 5 :
1. Keluarga
merupakan tempat di mana seorang anak bertumbuh dan berkembang, sehingga
keluarga banyak berperan dalam membentuk karakter atau kepribadian seorang
anak. Bagi kebanyakan anak, keluarga
merupakan tempat yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, baru setelah itu
sekolah dan masyarakat. Jadi pembentukan
karakter pada anak merupakan tanggung jawab bagi setiap orang tua. Jika demikian bagaimana cara membentuk
karakter anak?
2. Di
jaman sekarang banyak remaja yang gagal dalam pedidikan karena hamil di luar
nikah.Remaja yang hamil di luar nikah membuktikan bahwa remaja tidak dapat
mengambil keputusan yang baik dalam pergaulaunnya. Salah satu dampak negatif dari remaja yang
hamil di luar nikah adalah putus sekolah.
Banyak hal yang membuat remaja bisa hamil di luar nikah. Jika demikian faktor-faktor
apakah penyebab remaja hamil di luar nikah?
3. Anak
adalah anugerah Tuhan yang dipercayakan kepada setiap keluarga. Demikian juga
anak-anak yang ada di Desa Ternate Selatan.
Anak-anak yang hamil di luar nikah memiliki orang tua tetapi bukan orang
tua kandung. Orang tua yang bertanggung
jawab akan mengasuh anak dengan baik supaya memiliki karakter yang baik. Begitu pula sebaliknya, orang tua yang acuh
tak acuh akan membiarkan anak berkembang sendiri, akan memiliki karakter yang
kurang baik. Jika demikian, bagaimana
pengaruh pola asuh orang tua wali Kristen terhadap pembentukkan karakter anak
yang lahir di luar nikah di Desa Ternate selatan?
Rumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut diatas, maka penulis
menetapkan rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimana
cara membentuk karakter seorang anak ?
2. Faktor-faktor
apakah penyebab remaja hamil di luar nikah?
3. Bagaimana
pengaruh pola asuh orang Tua Wali Kristen terhadap pembentukan karakter anak
yang lahir di luar nikah di Desa Ternate selatan?
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka penulis memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk
menjelaskan cara membentuk karakter seorang anak.
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan remaja hamil di luar nikah.
3. Untuk
mengetahui pengaruh pola asuh orang tua wali kristen terhadap pembentukan
karakter anak yang lahir di luar nikah di Desa Ternate Selatan
Kepentingan
Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis
mengajukan dua manfaat dalam penelitian digolongkan dalam dua bagian, yaitu:
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat
Teoritis
1.
Kepentingan teoritis
dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam PAK keluarga
khususnya dalam pembentukan karakter anakyang sesuai dengan iman Kristen.
2.
Memberikan wawasan
tentang pentingnya perang orang tua dalam mendidik anak.
Manfaat
Praktis
1. Bagi
Penulis melalui skripsi ini dapat menambah pengetahuan, serta dapat memperluas
wawasan terkait dengan judul skripsi.
2. Bagi
Orang Tua Wali Kristen supaya memiliki pemahaman yang benar dalam mengasuh anak
dengan baik supaya memiliki karakter seperti Kristus.
3. Bagi
Masyarakat Desa Ternate Selatansupaya dapat meningkatkan pemahaman mengenai
pola asuh dan pembentukkan karakter yang
baik.
4. Bagi
sekolah Paud, TK, SD, SMP Ternate Selatan supaya dapat meningkatkan pemahaman
mengenai pembentukan karakter yang baik.
5. Bagi
Sekolah Tinggi Teologi Injili Efrata diharapkan dapat dipergunakan sebagai
tambahan informasi dan referensi dalam penelitian secara umum, dan Pendidikan
Agama Kristen secara khusus, yang berkaitan dengan pembentukan karakter anak.
Metode
Penelitian
Dalam
penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian terdiri dari dua
bagian yaitu metode penulisan dan metode pengumpulan data.
Metode
Penulisan
Dalam
penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif untuk pengolahan
data. Penelitian kualitatifadalah suatu
prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Yang menjadi karakteristik dari metode
kualitatif yaitu datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagaimana
adanya dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau bilangan, sedangkan
perkataan penelitian pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan atau proses
pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara
bekerja atau metode yang sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.[15]
Metode
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis
melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Penulis akan mewawancarai orang tua wali
untuk mendapatkan data mengenai pola asuh orang tua wali Kristen dalam
pembentukan karakter anak yang lahir di luar nikah. Penulis mulai melakukan observasi sejak awal
penelitian.
Observasi
ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala- gejala yang
diteliti, observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data. Observasi merupakan proses yang kompleks,
yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dalam menggunakan tenik observasi yang
terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti.[16]
Wawancara
adalah untuk memperoleh data berupa tanya jawab. Menurut Husaini wawancara adalah “Tanya jawab
lisan antara dua orang atau lebih secara langsung”. Melakukan tanya jawab berhubungan dengan
bagaimana pola asuh orang tua wali dan juga berhubungan dengan masalah
anak. Wawancara dan pengumpulan data
diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua, saudara, atau anggota keluarga
lainnya.[17]
Dokumentasi
yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik
dokumentasi merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan
dengan teknik observasi, dan wawancara, merupakan data primer atau data yang
langsung didapat dari pihak pertama. Penulis
mengumpulkan data dengan cara memotret kondisi peserta didik, dan orang tua
wali untuk melengkapi data primer yang didapat melalui observasi, dan
wawancara.[18]
Definisi
istilah
Pada bagian ini penulis
akan mendefinisikan beberapa kata penting yang ada pada judul skripsi ini. Tujuan penjelasan ini yaitu untuk mengerti
arah penulisan dari skripsi ini.
Pola asuh terdiri dari
dua kata yaitu pola dan asuh. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kota pola memiliki arti sebagai sistem; cara kerja
dan bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan
kata asuh memiliki arti sebagai menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil,
membimbing (membantu, melatih dan sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri. Jadi pola asuh adalah sistem, cara kerja atau
bentuk dalam upaya menjaga, merawat, mendidik dan membimbing anak kecil supaya
dapat berdiri sendiri.[19]
Menurut Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, orang tua wali adalah orang yang menurut hukum agama, adat
diserahi kewajiban mengurus anak yatim serta hartanya selama anak itu belum
dewasa.[20]
Karakter adalah
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti, yang membedakan seorang akan
yang lain, tabiat, watak seseorang yang diberikan Tuhan sejak lahir untuk
menjadi serupa dengan Kristus.[21]Karakter
adalah suatu kepribadian yang ditinjau dari segi etis dan moral. Karakter mengandung nilai-nilai khas misalnya
tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan memberi
dampak baik terhadap lingkungan yang terpatri dalam diri dan mewujud dalam
perilaku. Secara koheren, karakter
adalah hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa
seseorang.[22]
Di luar nikah adalah
belum menikah secara sah. Pengesahan
nikah dilakukan oleh tiga lembaga yang ada yaitu : pertama, oleh pemerintah
yang biasa disebut Pencatatan Sipil (PS ); kedua, oleh Gereja yang disebut
Pemberkatan Nikah; ketiga, oleh lembaga masyarakat yang ada, yang biasa disebut
Nikah adat. Hubungan suamiistri tanpa oleh ketiga lembaga ini disebut dengan
hubungan di luar nikah.[23]
Desa Ternate Selatan
adalah salah satu desa yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten
Alor, Kecamatan Alor Barat Laut.
Sistematika Penulisan
Dalam
penulisan skripsi ini penulis membagi pokok- pokok pembahasan kedalam lima
bab. Pembagian dari masing- masing bab
adalah sebagai berikut:
Bab pertama, menguraikan tentang
Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kepentingan Penelitian yang
meliputi kepentingan teoritis dan kepentingan praktis, Metode Penelitian, Definisi
Istilah dan Sistematika Penulisan.
Bab
kedua menguraikan kajian teori, kerangka berpikir dan hipotesa.
Bab
ketiga menguraikan tentang metode penelitian, yang terdiri dari tujuan yang
dilaksanakannya penelitian,
waktu dan lokasi penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan
teknik analisis data.
Bab
keempat menguraikan tentang hasil penelitian dan analisa data.
Bab
kelima memuat kesimpulan, implikasi dan saran yang dapat bermanfaat bagi
pembaca terkhususnya bagi penulis.
[1] Timotius Adi Tan dan Wenny
Kristianty, Smart Parenting, (
Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2009 ), hlm. 8
[2]Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (
Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2002 ), hlm. 35
[3]Kartini Kartono, Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak, (
Jakarta : Rajawali Press, 1992), hlm. 27
[4]Ibid, hlm. 35
[5]Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-Kanak,
( Jakarta : Prenada Media Group 2015 ), hal.10
[6]Wawancara kepada : Yefta
Hoydjadi, 28 Feberuari 2018. 11.11
[7]Wawancara kepada : Kalep
Pulingdaka, 26 April 2018. 20.16
[8]Eprints.ums.ac.id/15960/2/BAB_I.Pdf
(diakses pada hari Kamis, 8 Februari 2018, jam 11.00 )
[9]Pengamatan penulis diDesa Terante Selatan, mulai Januari,
2018
[10]E. B. Surbakti, Kenalilah Anak Remaja Anda, ( Jakarta :
PT Elex Media Komputindo kelompok Gramedia, 2009 ), hlm. 29-30
[11]Saptono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter, ( Jakarta : Erlangga, 2014 ),
hlm. 17
[12]Wawancara kepada : Ibu Rostiana
Pulingdaka, 28 Feberuari 2018. 18.43
[13]Wawancara kepada : Yerimson
Hinadang, 14 Maret 2018. 09.55
[14]Wawancara kepada : Leti
Kidengsing, 21 Maret 2018. 02.19
[17]Ibid. Hal 57-58
[18]Ibid.
hlm 73
[19]Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka 1989 ), hal. 54, 692
[20]Sampurna K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ( Surabaya : Cipta Karya 2003 ),
hal. 470
[21]B. S Sidjabat, Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif
Kristiani ( Bandung : Kalam Hidup 1994 ), hal. 389
[22]Dyah Sriwilujeng, Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan
Karakter ( Surabaya : Erlangga 2017 ), hal. 2
[23]Andreas Adu Rihi, Perilaku Seksual Di Luar Nikah Dalam
Masyarakat Sawu Di Desa Matawai Atu : Suatu Analisa Sosiologis ( Sidoarjo :
Sekolah Tinggi Teologi Injili Efrata 2007 ), hal 10
0 komentar:
Posting Komentar