Maret 06, 2020
0
www.idntimes.com

CONTOH PROPOSAL
Oleh Yeti Y. G


BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini penulis akan membahas secara sistematis tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kepentingan penelitian meliputi kepentingan teoritis dan kepentingan praktis, metode penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan.

Latar Belakang Masalah
Keluarga Kristen ialah keluarga yang hidup bersama Yesus Kristus. Keluarga adalah akar dari sebuah kehidupan.  Di dalam keluarga kehidupan seorang anak dilahirkan dan dibentuk.  Sikap, karakter, tingkah laku, dan keberhasilan seorang anak nantinya tergantung dari bagaimana anak diasuh, dibesarkan dan dididik dalam keluarganya.[1]
Menurut Gunarsa dalam keluarga yang ideal ( lengkap ) maka ada dua individu yang memainkan peran penting yaitu peran ayah dan peran ibu.  Secara umum peran ibu adalah memenuhi kebutuhan biologis dan fisik, merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mendidik, mengatur, dan membimbing anak, serta menjadi contoh dan teladan bagi anak.  Secara umum peran ayah adalah sebagai pencari nafkah, menjadi suami yang penuh perhatian, memberi rasa aman, berpatisipasi dalam pendidikan anak, sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, dan membimbing anak.[2]
 Keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama bagi setiap anak.  Di dalam keluarga anak mendapat rangsangan, hambatan, dan pengaruh yang pertama dalam pertumbuhan dan perkembangannya, baik biologis maupun psikologis.  Di dalam keluarga, anak juga mempelajari norma atau aturan dalam hidup bermasyarakat.  Melalui kehidupan dalam keluarganya, anak dilatih tidak hanya mengenal norma tetapi juga menghargai dan mengikuti norma-norma dan pedoman hidup dalam masyarakat.  Seringkali anak mengenal dan meniru model-model dari orang tua sebagai anggota masyarakat.[3]
Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua.  Orang tua merupakan dasar pendidikan pertama bagi anak,  di mana anak akan mendapatkanbanyak hal, termasuk juga dalam pembentukan pribadi atau karakter anak.[4]  Maka dari itu pola asuh dalam keluarga sangat dibutuhkan.  Polaasuh merupakan suatu proses interaksi antara anak dan orang tua selama anak dalam pengasuhan.  Di dalam kegiatan pengasuhan, orang tua bukan hanya mengurus segala kebutuhan anak tetapi bagaimana cara mendidik, membimbing, mendisiplin serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.[5]
Demikian juga terjadi di keluarga-keluarga yang ada di Desa Ternate Selatan, di mana keluarga yang ideal yaitu anak di asuh oleh kedua orang tuanya.  Tetapi kenyataannya tidak demikian, ada beberapa keluarga yang anaknya diasuh oleh orang tua wali.  Hal tersebut terjadi karena diantara mereka melahirkan atau hamil di luar nikah.
Kepala Desa Ternate Selatan mengatakan bahwa,  ada 25 keluarga wali atau keluarga yang mengasuh anak di luar nikah.  Sedangkan anak-anak yang lahir di luar nikah berjumlah 27 orang.  Orang tua wali pekerjaannya adalah petani dan nelayan, yang hampir setiap hari mereka di ladang dan di laut.  Waktu orang tua wali bertemu dengan anak-anak juga pada pagi hari dan malam hari, sehingga waktuyang orang tua wali miliki untuk berinteraksi dengan anak-anak sangat sedikit.[6]
Bapak Kalep Pulingdaka memaparkan bahwa di desa ternate selatan banyak anak yang hamil di luar nikah dikarenakan dengan kebiasaan-kebisaan yang ada di kampung contohnya pergaulan anak begitu bebas, orang tua lebih sibuk dengan pekerjaannya dari pada membimbing anak remaja dalam hal pacaran. Di Desa Ternate Selatan juga karena sering ada acara-acara pesta atau doa penghiburan untuk orang sakit, sehingga anak-anak remaja sering menggunakan kesempatan ini, untuk bertemu dengan lawan jenis di tempat yang gelap-gelap. Faktor lain juga karena tidak ada hiburan lain, selain anak-anak disuruh orang tua untuk bekerja keras, sehingga di saat anak-anak remaja mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan lawan jenis, anak-anak remaja akan melakukan hubungan seks. Faktor adat juga yang dari dulu sudah ditanamkan oleh nenek-moyang yang ada di Desa Ternate Selatan bahwa kawin dulu baru menikah. Dikarenakan belum ada persiapan yang cukup dari pihak laki-laki dan perempuan yang menikah sehingga menyebabkan banyak anak-anak yang sudah hamil di luar pernikahan. Walaupun ini bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan.[7]
Kehamilan di luar nikah merupakan salah satu dampak dari perilaku seks bebas yang melanda remaja.  Perilaku seksual di luar nikah pada remaja adalah perilaku karena adanya dorongan seksual yang dilakukan oleh lawan jenis dan belum resmi terikat dalam pernikahan.  Perilaku seksual dapat menimbulkan beberapa akibat, seperti kehamilan di luar nikah yang tidak dikehendaki, kurang sehatnya ibu dan bayi, putus sekolah bagi yang masih sekolah, penyakit menular dan depresi.[8]
Berdasarkan pengamatan penulis di Desa Ternate Selatan, dan wawancara dengan kepala Desa ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja hamil di luar nikah yaitu : rendahnya interaksi di tengah-tengah keluarga, keluarga yang tertutup terhadap informasi seks dan seksualitas, orang tua yang tidak merestui hubungan anak-anak, dan juga karena terpengaruh gaya hidup modern misalnya menonton video porno.[9]
Dalam kehidupan seorang anak, terdapat banyak faktor yang secara tidak langsung dapat membentuk karakter anak, salah satunya adalah pola asuh orang tua.  Di dalam keluarga, anak pertama kali mengenal lingkungan.  Dengan kata lain, keluarga adalah lingkungan sosial pertama bagi setiap anak.  Perlu diketahui bahwa di dalam budaya Indonesia yang dimaksud dengan keluarga tidak hanya terdiri dari keluarga inti yakni Ayah, ibu, dan saudara kandung, tetapi juga keluarga besar yang mencakup kakek, nenek, paman, bibi, dan seterusnya.  Pengaruh keluarga inti sangat kuat dalam pembentukkan karakter anak.[10]
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia.  “ menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia istilah karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti, tabiat, watak, yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak”.[11]
Menurut ibu Rosti, salah satu Guru di SD Desa Ternate Selatan menjelaskan bahwa anak-anak yang di asuh oleh orang tua wali, memiliki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik seperti, sering memukuli temannya tanpa alasan, melawan orang tua, suka memberontak dan juga tidak dengar-dengaran.  Dalam belajar mereka sangat taat karena takut kepada guru, tetapi waktu jam istrahat pasti ada kejadian-kejadian aneh yang akan mereka buat contohnya seperti memukuli teman-teman, ada yang sudah mulai merokok, dan bolos sekolah.  Di karenakan anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua yang mengasuhnya, sehingga banyak anak yang memiliki  karakter yang kurang baik.[12]
Yerimson Hinadang seorang Guru Agama Krsiten di SMP Negeri Ternate Selatan menjelaskan bahwa anak-anak yang lahir di luar nikah lebih banyak berdiam diri.  Dalam pembelajaran, mereka sering tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh Guru.  Dan di dalam masyarakat atau di lingkungan keluarga, mereka memiliki karakter yang pemberontak dan tidak mau di atur.[13]
            Ibu Leti selaku orang tua wali memaparkan bahwa cara mendidik anak-anak yang di luar nikah, biasanya menggunakan cara yang kurang baik.  Dikarenakan anak-anak yang lahir di luar nikah memiliki sifat pemberontak.  Contohnya disaat anak-anak yang lahir di luar nikah tidak mematuhi perintah orang tua wali, maka ada kata-kata makian yang dilontarkan, ada juga yang memukul dengan rotan, ada juga yang mengeluarkan kata kutuk, ada juga yang mengumpat.  Di tambah lagi dengan anak-anak sering menonton acara televisi yang kurang mendidik, sehingga membentuk karakter anak menjadi pemberontak.  Bagi anak yang penurut tidak akan mengalami hal seperti yang di atas, tetapi bagi anak yang tidak penurut, akan mengalami hal seperti ini.  Di tambah lagi jika anak-anak melakukan perlawanan dengan orang tua wali, kadang anak-anak yang lahir di luar nikah di usir dari rumah.[14]
Merujuk pada permasalahan diatas mendorong penulis untuk menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Wali Kristen Terhadap Pembentukan Karakter Anak Yang Lahir Di Luar Nikah Di Desa Ternate Selatan”.  Diharapkan melalui karya ilmiah ini penulis dapat memberikan konstribusi terhadap masyarakat yang ada di Desa Ternate Selatan khususnya penulis tentang pembentukan karakter anak

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diidentifikasikan beberapa masalah yang dianggap sangat penting untuk dibahas dalam penulisan skripsi, diantaranya:
1.      Pola asuh orang tua adalah hubungan interaksi antara orang tua dengan anak. Pemberian pola asuh yang baik, dapat mengupayakan anak menjadi pribadi yang utuh dan berintegrasi.  Karakter, emosi dan kemandirian anak tidak terjadi begitu saja, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.Salah satu yang sangat mempengaruhi adalah pola asuh orang tua di dalam keluarga.  Jika demikian bagaimana pola asuh orang tua yang baik terhadap anak?
2.      Hamil di luar nikah merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh orang tua, gereja dan bahkan juga bagi masyarakat.Anak-anak  yang hamil di luar nikah membuat orang tua merasa tidak berhasil dalam mendidik karakter anak.  Bagaimana cara orang tua mendidik anak agar tidak terjadi hamil di luar nikah?
3.      Keluarga merupakan tempat di mana seorang anak bertumbuh dan berkembang, sehingga keluarga banyak berperan dalam membentuk karakter atau kepribadian seorang anak.  Bagi kebanyakan anak, keluarga merupakan tempat yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, baru setelah itu sekolah dan masyarakat.  Jadi pembentukan karakter pada anak merupakan tanggung jawab bagi setiap orang tua.  Jika demikian bagaimana cara membentuk karakter anak?
4.       Di jaman sekarang banyak remaja yang gagal dalam pedidikan karena hamil di luar nikah.  Remaja yang hamil di luar nikah membuktikan bahwa remaja tidak dapat mengambil keputusan yang baik dalam pergaulaunnya. Salah satu dampak negatif dari remaja yang hamil di luar nikah adalah putus sekolah. Banyak hal yang membuat remaja bisa hamil di luar nikah. Jika demikian faktor-faktor apakah penyebab remaja hamil di luar nikah?
5.      Anak adalah anugerah Tuhan yang dipercayakan kepada setiap keluarga. Demikian juga anak-anak yang ada di Desa Ternate Selatan.  Anak-anak yang hamil di luar nikah memiliki orang tua tetapi bukan orang tua kandung.  Orang tua yang bertanggung jawab akan mengasuh anak dengan baik supaya memiliki karakter yang baik.  Begitu pula sebaliknya, orang tua yang acuh tak acuh akan membiarkan anak berkembang sendiri, akan memiliki karakter yang kurang baik.  Jika demikian, bagaimana pengaruh pola asuh orang tua wali Kristen terhadap pembentukkan karakter anak yang lahir di luar nikah di Desa Ternate selatan?

Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah penulisan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Wali Kristen Terhadap Pembentukkan Karakter Anak Yang Lahir Di Luar Nikah Di Desa Ternate Selatan “ hanya terletak pada nomor  3, 4, dan 5 :
1.      Keluarga merupakan tempat di mana seorang anak bertumbuh dan berkembang, sehingga keluarga banyak berperan dalam membentuk karakter atau kepribadian seorang anak.  Bagi kebanyakan anak, keluarga merupakan tempat yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, baru setelah itu sekolah dan masyarakat.  Jadi pembentukan karakter pada anak merupakan tanggung jawab bagi setiap orang tua.  Jika demikian bagaimana cara membentuk karakter anak?
2.      Di jaman sekarang banyak remaja yang gagal dalam pedidikan karena hamil di luar nikah.Remaja yang hamil di luar nikah membuktikan bahwa remaja tidak dapat mengambil keputusan yang baik dalam pergaulaunnya.  Salah satu dampak negatif dari remaja yang hamil di luar nikah adalah putus sekolah.  Banyak hal yang membuat remaja bisa hamil di luar nikah. Jika demikian faktor-faktor apakah penyebab remaja hamil di luar nikah?
3.      Anak adalah anugerah Tuhan yang dipercayakan kepada setiap keluarga. Demikian juga anak-anak yang ada di Desa Ternate Selatan.  Anak-anak yang hamil di luar nikah memiliki orang tua tetapi bukan orang tua kandung.  Orang tua yang bertanggung jawab akan mengasuh anak dengan baik supaya memiliki karakter yang baik.  Begitu pula sebaliknya, orang tua yang acuh tak acuh akan membiarkan anak berkembang sendiri, akan memiliki karakter yang kurang baik.  Jika demikian, bagaimana pengaruh pola asuh orang tua wali Kristen terhadap pembentukkan karakter anak yang lahir di luar nikah di Desa Ternate selatan?

Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut diatas, maka penulis menetapkan rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara membentuk karakter seorang anak ?
2.      Faktor-faktor apakah penyebab remaja hamil di luar nikah?
3.      Bagaimana pengaruh pola asuh orang Tua Wali Kristen terhadap pembentukan karakter anak yang lahir di luar nikah di Desa Ternate selatan?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk menjelaskan cara membentuk karakter seorang anak.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan remaja hamil di luar nikah.
3.      Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua wali kristen terhadap pembentukan karakter anak yang lahir di luar nikah di Desa Ternate Selatan

Kepentingan Penelitian
            Dalam penulisan skripsi ini penulis mengajukan dua manfaat dalam penelitian digolongkan dalam dua bagian, yaitu: manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat Teoritis
1.      Kepentingan teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam PAK keluarga khususnya dalam pembentukan karakter anakyang sesuai dengan iman Kristen.
2.      Memberikan wawasan tentang pentingnya perang orang tua dalam mendidik anak.

Manfaat Praktis
1.      Bagi Penulis melalui skripsi ini dapat menambah pengetahuan, serta dapat memperluas wawasan terkait dengan judul skripsi.
2.      Bagi Orang Tua Wali Kristen supaya memiliki pemahaman yang benar dalam mengasuh anak dengan baik supaya memiliki karakter seperti Kristus.
3.      Bagi Masyarakat Desa Ternate Selatansupaya dapat meningkatkan pemahaman mengenai pola asuh dan  pembentukkan karakter yang baik.
4.      Bagi sekolah Paud, TK, SD, SMP Ternate Selatan supaya dapat meningkatkan pemahaman mengenai pembentukan karakter yang baik. 
5.      Bagi Sekolah Tinggi Teologi Injili Efrata diharapkan dapat dipergunakan sebagai tambahan informasi dan referensi dalam penelitian secara umum, dan Pendidikan Agama Kristen secara khusus, yang berkaitan dengan pembentukan karakter anak.

Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian terdiri dari dua bagian yaitu metode penulisan dan metode pengumpulan data.     

Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif untuk pengolahan data.  Penelitian kualitatifadalah suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.  Yang menjadi karakteristik dari metode kualitatif yaitu datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagaimana adanya dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.[15]

Metode Pengumpulan Data
            Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data.  Penulis akan mewawancarai orang tua wali untuk mendapatkan data mengenai pola asuh orang tua wali Kristen dalam pembentukan karakter anak yang lahir di luar nikah.  Penulis mulai melakukan observasi sejak awal penelitian.
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala- gejala yang diteliti, observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data.  Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis.  Dalam menggunakan tenik observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti.[16]
Wawancara adalah untuk memperoleh data berupa tanya jawab.  Menurut Husaini wawancara adalah “Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung”.  Melakukan tanya jawab berhubungan dengan bagaimana pola asuh orang tua wali dan juga berhubungan dengan masalah anak.  Wawancara dan pengumpulan data diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua, saudara, atau anggota keluarga lainnya.[17]
Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.  Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik observasi, dan wawancara, merupakan data primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama.  Penulis mengumpulkan data dengan cara memotret kondisi peserta didik, dan orang tua wali untuk melengkapi data primer yang didapat melalui observasi, dan wawancara.[18]

Definisi istilah
Pada bagian ini penulis akan mendefinisikan beberapa kata penting yang ada pada judul skripsi ini.  Tujuan penjelasan ini yaitu untuk mengerti arah penulisan dari skripsi ini.
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kota pola memiliki arti sebagai sistem; cara kerja dan bentuk (struktur) yang tetap.  Sedangkan kata asuh memiliki arti sebagai menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu, melatih dan sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri.  Jadi pola asuh adalah sistem, cara kerja atau bentuk dalam upaya menjaga, merawat, mendidik dan membimbing anak kecil supaya dapat berdiri sendiri.[19]
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, orang tua wali adalah orang yang menurut hukum agama, adat diserahi kewajiban mengurus anak yatim serta hartanya selama anak itu belum dewasa.[20]
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti, yang membedakan seorang akan yang lain, tabiat, watak seseorang yang diberikan Tuhan sejak lahir untuk menjadi serupa dengan Kristus.[21]Karakter adalah suatu kepribadian yang ditinjau dari segi etis dan moral.  Karakter mengandung nilai-nilai khas misalnya tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan memberi dampak baik terhadap lingkungan yang terpatri dalam diri dan mewujud dalam perilaku.  Secara koheren, karakter adalah hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang.[22]
Di luar nikah adalah belum menikah secara sah.  Pengesahan nikah dilakukan oleh tiga lembaga yang ada yaitu : pertama, oleh pemerintah yang biasa disebut Pencatatan Sipil (PS ); kedua, oleh Gereja yang disebut Pemberkatan Nikah; ketiga, oleh lembaga masyarakat yang ada, yang biasa disebut Nikah adat. Hubungan suamiistri tanpa oleh ketiga lembaga ini disebut dengan hubungan di luar nikah.[23]
Desa Ternate Selatan adalah salah satu desa yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Alor, Kecamatan Alor Barat Laut.

Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pokok- pokok pembahasan kedalam lima bab.  Pembagian dari masing- masing bab adalah sebagai berikut:
            Bab pertama, menguraikan tentang Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kepentingan Penelitian yang meliputi kepentingan teoritis dan kepentingan praktis, Metode Penelitian, Definisi Istilah dan Sistematika Penulisan.
Bab kedua menguraikan kajian teori, kerangka berpikir dan hipotesa.
Bab ketiga menguraikan tentang metode penelitian, yang terdiri dari tujuan yang dilaksanakannya penelitian, waktu dan lokasi penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab keempat menguraikan tentang hasil penelitian dan analisa data.
Bab kelima memuat kesimpulan, implikasi dan saran yang dapat bermanfaat bagi pembaca terkhususnya bagi penulis.





[1] Timotius Adi Tan dan Wenny Kristianty, Smart Parenting, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2009 ), hlm. 8
[2]Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2002 ), hlm. 35
[3]Kartini Kartono, Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak, ( Jakarta : Rajawali Press, 1992), hlm. 27
[4]Ibid, hlm. 35
[5]Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-Kanak, ( Jakarta : Prenada Media Group 2015 ), hal.10
[6]Wawancara kepada : Yefta Hoydjadi, 28 Feberuari 2018. 11.11 
[7]Wawancara kepada : Kalep Pulingdaka, 26 April 2018. 20.16
[8]Eprints.ums.ac.id/15960/2/BAB_I.Pdf (diakses pada hari Kamis, 8 Februari 2018, jam 11.00 )
[9]Pengamatan penulis diDesa Terante Selatan, mulai Januari, 2018
[10]E. B. Surbakti, Kenalilah Anak Remaja Anda, ( Jakarta : PT Elex Media Komputindo kelompok Gramedia, 2009 ), hlm. 29-30
[11]Saptono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter, ( Jakarta : Erlangga, 2014 ), hlm. 17
[12]Wawancara kepada : Ibu Rostiana Pulingdaka, 28 Feberuari 2018. 18.43 
[13]Wawancara kepada : Yerimson Hinadang, 14 Maret 2018. 09.55
[14]Wawancara kepada : Leti Kidengsing, 21 Maret 2018. 02.19
                [15]Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal 81-82.
                [16]Ibid. Hal 54.
[17]Ibid. Hal 57-58
[18]Ibid. hlm 73
[19]Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka 1989 ), hal. 54, 692 
[20]Sampurna K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ( Surabaya : Cipta Karya 2003 ), hal. 470
[21]B. S Sidjabat, Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani ( Bandung : Kalam Hidup 1994 ), hal. 389
[22]Dyah Sriwilujeng, Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter ( Surabaya : Erlangga 2017 ), hal. 2
[23]Andreas Adu Rihi, Perilaku Seksual Di Luar Nikah Dalam Masyarakat Sawu Di Desa Matawai Atu : Suatu Analisa Sosiologis ( Sidoarjo : Sekolah Tinggi Teologi Injili Efrata 2007 ), hal 10

0 komentar: