Maret 04, 2020
0
skripsi-fkip-inggris.blogspot.com


Contoh Proposal
Oleh: Nita Harefa



BAB I

PENDAHULUAN


Pada bagian awal skripsi ini penulis akan memaparkan delapan pokok bahasan yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat teoritis penelitian, manfaat praktis penelitian, definisi istilah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan yaitu sebagai berikut:

Latar Belakang Masalah
Alkitab merupakan kitab suci yang di akui oleh umat Kristen sebagai Firman Allah.Alkitab berasal dari pemakaian kata Yunani yaitu Biblia (buku-buku) atau disebut kumpulan kitab-kitab[1].  Didalam Alkitab juga berisikan kitab-kitab yang berkarakterisik sejarah, nubuatan, laporan.  Contohnya, kitab Hosea pasal 4 merupakan kitab nubuatan yang memiliki cara atau gaya bicara dari teks atau disebut Genre. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Genre merupakan jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya atau ragam sastra[2].  Misalnya puisi berbeda dari prosa, roman perjalanan berbeda dengan laporan perjalanan.  Genre bisa digolongkan macamnya sebagai narasi, hukum, puisi, nubuat dan hikmat. Berbagai macam jenis-jenis genre yang ada dalam kitab-kitab juga berfungsi untuk memberikan kesan dan makna kepada pembaca.  Namun didalam karya ilmiah ini, penulis memfokuskan teks Hosea 4:14.
Teks Hosea 4:14 merupakan teks yang bersastra puisi yang mengungkapkan suatu penghukuman terhadap bangsa Israel[3].  Puisi adalah salah satu bentuk sastra yang memilki keindahan dalam ungkapan bahasa melalui rima, irama, kata-kata kias.  Menurut Sumardjo, Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memadukan kata-kata kias dengan permainan bunyi[4].  Fungsi dari sastra puisi ibrani untuk menarik perhatian pembaca dan untuk menanamkan kesan dan pengertian yang mendalam bagi pembaca.  Karakteristik puisi ibrani yang paling umum ialah pengulangan atau disebut paralelisme, dimana dapat menjelaskan penekanan pada teks[5].
Adapun struktur puisi dan tipe-tipe paralelisme yang terdapat pada teks Hosea 4:14 yaitu sinonimi dan varian penyeimbang sebagai berikut;
Aku tidak akan mengunjungi, anak-anak perempuanmu/sekalipun mereka berzinah,
atau menantu-menantumu perempuan/sekalipun mereka bersundal;
sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama/dengan perempuan-perempuan sundal
dan mempersembahkan korban bersama-sama/dengan sundal-sundal bakti/dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh[6].
Empat baris pertama lebih mungkin memperlihatkan suatu tipe paralelisme sinonimi, karena anak-anak perempuanmu/menantu-menantumu dan berzinah/bersundal dan mengasingkan diri/mempersembahkan korban dan perempuan-perempuan sundal/sundal-sundal bakti memiliki makna yang sama. Paralelisme sinonimi terjadi ketika baris kedua mengulang yang pertama[7].  Namun baris kedua, (mengasingkan diri/mempersembahkankan korban dan perempuan sunda/sundal-sundal bakti) merupakan paralelisme sinonimi tetapi frasa terakhir (dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh) merupakan varian penyeimbang(ballast variant).  Dimana baris kedua bukan saja paralelisme sinonimi tetapi juga terdapat varian penyeimbang.  Varian penyimbang ini terjadi ketika baris kedua menganti elemen yang hilang dengan menambahkan suatu pemikiran lanjutan[8].  Melalui struktur paralelisme pengulangan kata dan frasa dalam teks Hosea 4:14 menjelaskan keindahan dan kewibawaan kitab Hosea.
Dalam puisi ibrani tidak terlepas daripada rangkaian puisi.  Rangkaian puisi ini membentuk satu kesatuan yang utuh dan memperoleh makna puisi dari rangkaian puisi.
Struktur dari perikop teks Hosea  4:14, sebagai berikut;
A.         Ungkapan atau pengaduan perselisihan Allah terhadap dosa-dosa bangsa israel  (ay 1-2)
B.                      Hukuman atas dosa-dosa bangsa israel (ay  3-11)
C.             Dosa-dosa bangsa israel (ay12-13)
D.                     Tuhan tidak akan menghukum bangsa Israel  (ay 14)
C. ‘Dosa-dosa bangsa israel (ay 15-18)
B. ‘Hukuman atas dosa-dosa bangsa israel (ay 19)
Adapun struktur perikop diatas merupakan salah satu langkah yang penting untuk memahami dan mempermudah pembaca dalam memahami alur pokok pemikiran penulisan kitab Hosea 4:14.  Tema-tema dalam struktur diatas menekankan tentang penghukuman, dimana ungkapan penghukuman diulang-ulang pada awal dan akhir ayat.  Namun dalam teks Hosea 4: 14 mengungkapkan bahwa tidak ada penghukuman.  Dalam terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) teks Hosea 4:14 diterjemahkan “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh”.  Apakah frasa dari teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau sebaliknya tidak merunjuk pada penghukuman? Jika demikian, Mengapa Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan teks Hosea 4:14 “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh?
Teks Hosea 4:14 terdiri dari frasa לֹֽא־אֶפְק֙וֹד akar kata paqad diterjemahkan dalam bahasa inggris visit artinya mengunjungi.  Namun dalam terjemahan LAI, menerjemahkan dengan istilah kata menghukum. Dalam BDB Hebrew lexicon menggunakan kata paqad yaitu visit artinya mengunjungi[9].  BDB merupakan Kamus Bahasa Ibrani dan Bahasa Inggris dari Perjanjian Lama oleh Francis Brown, S. R.Driver, dan Charles A. Briggs. Terjemahan Bible works greek LXX menerjemahkan kata paqad yaitu ἐπισκέψωμαι terdiri dari kata kerja subjetif aorist orang pertama tunggal diterjemahkan visit (mengunjungi). Frasa לֹֽא־אֶפְק֙וֹד terdiri dari kata kerja qal imperfek orang pertama tunggal maskulin.  Kata kerja Qal imperfek merupakan kata kerja aktif yang berlaku pada masa dulu, sekarang dan masa depan.  Menurut J. Wash Watts kata kerja Qal impefek menyatakan suatu tindakan yang tengah berlangsung (belum selesai, berulang, berlanjut, atau berketergantungan), sering merupakan pergerakan menuju suatu sasaran.  Biasanya bentuk ini digunakan untuk tindakan di Masa Kini dan Masa Depan[10].  Robert B. Chisholm, Jr. Dari Eksegesis kepada Eksposisi, berkata;
Sukarlah untuk mengurangi hakikat dari bentuk imperfect menjadi suatu konsep tunggal, karena meliputi baik aspek maupun modusnya.  Kadang-kadangbentuk imperfect ini digunakan dalam suatu cara indikatif dan membuat suatu pernyataan yang obyektif.  Di kesempatan yang lain bentuk ini memandang suatu tindakan secara lebih subyektif, yaitu sebagai bersifat hipotetis, berketergantungan, kemungkinan, dan selanjutnya[11].

Jika demikian, kata mengunjungi dan menghukum merupakan kata kerja aktif dan memiliki pergertian yang sama, namun berubah menjadi pasif karena menggunakan kata partikel negatif yaitu tidak. Didalam kata kerja pasif juga kemungkinan aktif, jika dilihat dalam konteks teks Hosea 4:14, dimana bangsa Israel diangkut dalam pembuangan oleh raja Asyur.  Frasa “Aku tidak akan mengunjungi” dan “Aku tidak akan menghukum” dalam teks Hosea 4:14 memiliki pengertian yang sama.  Gaya bahasa puisi teks Hosea 4:14 sebenarnya sangat mendalam mengungkapkan tentang penghukuman Allah terhadap bangsa Israel yang tidak setia.  Pemakaian frasa “Aku tidak akan menghukum” dalam konteks teks Hosea 4:14, sebenarnya sangat lemah.  Allah murka atas ketidaksetiaan bangsa Israel, Allah menghukum umatNya dengan memakai bangsa lain.  Sebaliknya frasa “Aku tidak akan mengunjungi” merupakan ungkapan yang mendalam bahwa Allah tidak akan mengunjungi bangsa Israel.  Dalam kondisi bangsa Israel berbalik kepada Allah dan menyembah Allah lain, terlalu najis jika Allah mengunjungi umatNya.  Allah tidak akan mengunjungi bangsa Israel namun bukan berarti Allah tidak menghukum bangsa Israel bahwa Allah tetap menghukum bangsa Israel melalui bangsa lain (Hosea 8:8-10).  Jika demikian, Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi lebih tepat digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan menghukum” dalam terjemahan LAI?
Kasus ini menuntut penjelasan sistematis yang jelas, untuk memperoleh makna teologi yang valid.  Berdasarkan data-data yang telah penulis paparkan diatas maka penelitian ini sangat penting dan keragaman terjemahan bagian ini menarik maka studi analisis eksegetis dan memahaminya dalam perspektif sebatang puisi.  Hal inilah yang menjadikan alasan penulis untuk mengeksegesis Hosea 4:14.  Oleh karena itu penulis mengambil judul skripsi “Studi eksegetis pemakaian kata “לֹֽא־אֶפְק֙וֹד” dalam kitab Hosea 4:14”.

                                                       Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah yang di mana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah[12].  Tujuan identifikasi masalah yaitu agar pembaca memahami sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul skripsi dari Penulis.  Adapun beberapa Identifikasi yang akan di paparkan di dalam penelitian ini:
1.      Teks Hosea 4:14 merupakan suatu ungkapan penghukuman Allah Terhadap Bangsa Israel. Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi lebih tepat digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan menghukum” dalam terjemahan LAI?
2.      Tema-tema dalam struktur teks Hosea 4:1 menekankan tentang penghukuman Allah terhadap bangsa Israel, dimana ungkapan penghukuman diulang-ulang pada awal dan akhir ayat. Namun dalam terjemahan LAI teks Hosea 4:14 diterjemahkan “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh”. Apakah frasa dari teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau sebaliknya tidak merunjuk pada penghukuman?
3.      Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan teks Hosea 4:14 “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh.  Apakah makna puisi teks Hosea 4:14 yang disampaikan oleh terjemahan LAI kepada pembaca?
4.      Kitab Hosea umumnya berisi pemberitaan nabi yang menggambarkan kemarahan dan hukuman Allah kepada umatNya yang berdosa, namun juga terdapat pengharapan umat dalam tanah perjanjianNya. Apakah pemakaian frasa “Aku tidak akan menghukum dalam teks Hosea 4:14 lebih tepat dibandingkan dengan frasa “Aku tidak akan mengunjungi?

Batasan Masalah
Dalam pernyataan judul skripsi ini “Studi eksegetis kitab Hosea 4:14 pemakaian kata “לֹֽא־אֶפְק֙וֹד, penulis akan membatasi dalam 3 masalah, yakni nomor 1, 2, 3:

1.      Teks Hosea 4:14 merupakan suatu ungkapan penghukuman Allah Terhadap bangsa Israel. Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi lebih tepat digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan menghukum”dalam terjemahan LAI?
2.      Tema-tema dalam struktur teks Hosea 4:14 menekankan tentang penghukuman, dimana ungkapan penghukuman diulang-ulang pada awal dan akhir ayat.  Namun dalam terjemahan LAI.Apakah frasa dari teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau sebaliknya tidak merunjuk pada penghukuman?
3.      Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan teks Hosea 4:14 “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh.  Apakah makna puisi teks Hosea 4:14 yang disampaikan oleh terjemahan LAI kepada pembaca?

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan oleh penulis, dalam skripsi ini penulis akan membahas tiga masalah utama dengan menggunakan metode eksegesis yaitu:
1.      Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi lebih tepat digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan menghukum” dalam terjemahan LAI?
2.      Apakah frasa dari teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau sebaliknya tidak merunjuk pada penghukuman?
3.      Apakah makna puisi teks Hosea 4:14 yang disampaikan oleh terjemahan LAI kepada pembaca?

Tujuan Penelitian
Penelitian teks Hosea 4:14 ini memiliki tujuan penelitian dan manfaat penelitian yaitu:
Tujuan Penelitaian
1.      Untuk menjelaskan Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi lebih tepat digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan menghukum” dalam terjemahan LAI.
2.      Untuk menjelaskan, Apakah frasa dari teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau sebaliknya tidak merunjuk pada penghukuman.
3.      Untuk menjelaskan, Apakah makna puisi teks Hosea 4:14 yang disampaikan oleh terjemahan LAI kepada pembaca.

Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
1.      Hasil penelitian ini akan menjadi sumbangsi untuk penyelidikan eksegesis dalam PL.
2.      Penulisan ini juga memberikan kontribusi yang penting dalam upaya pengembangan teologi Biblika.  Dalam hal ini sumbangsih dalam pemikiran dan perumusan teologi eksegetis.

Manfaat Praktis
1.      Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan tentang penyelidikan dengan menggunakan metode eksegesis puisi ibrani.
2.      Bagi pembaca, menyadarkan orang-orang Kristen masa kini, bahwa Allah adalah adil serta Allah juga kasih, didalam keberdosaan umatNya Allah juga menyatakan penghukumanNya untuk menjadikan umatNya sempurna.
3.      Bagi mahasiswa, sebagai panduan untuk eksegese PL.

Definisi Istilah

Dalam skipsi ini penulis akan menggunakan beberapa istilah yang menurut penulis penting untuk memperjelas artinya.
Eksegesis adalah usaha membawa “keluar” apa yang tersimpan didalam teks Alkitab[13].  Pengertian sederhana, eksegesis merupakan metode penyelidikan teks secara netral dan obyektif untuk menemukan makna teks yang sesungguhnya sesuai dengan maksud penulis teks tersebut.Eksegesis bertujuan untuk menemukan makna teologis yang paling akurat dari teks.
Genre merupakan jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya atau ragam sastra[14].
Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memadukan kata-kata kias dengan permainan bunyi[15].

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara berpikir untuk mencapai suatu tujuan penelitian.[16]  Dalam penulisan skripsi ini menggunakan 2 metode penelitian yaitu:

Metode Penulisan
Dalam skripsi ini, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang tidak diperoleh melalui wawancara, angket bentuk hitungan lainnya.[17] Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif karena metode ini dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikitpun tidak diketahui atau untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru diketahui.[18] Karena obyek penelitian penulis adalah teks Alkitab, penulis menggunakan metode pendekatan eksegesis dan kepustakaan.
Penulis akan meneliti teks Hosea 4:14 secara kata-per kata, menyelidiki tata bahasa, konteks sastra, dan konteks sejarah secara obyektif dengan dibantu oleh data-data kepustakaan. Lebih tepatnya penulis akan menggunakan riset teologi biblika yang mencakup teologi eksegesis dan kajian Alkitab.[19] Hasil penelitian ini akan penulis paparkan secara deskriptif.  Penulis akan menguraikan semua proses penelitian secara jelas, spesifik dan ilmiah.

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data, penulis menggunakan kajian literatur untuk membantu penulisan skripsi ini.  Proses pengumpulan data harus searah data-data kualitatif dengan metode penelitian biblika dengan pengolaan data[20].

Sistematika penulisan

Skripsi ini akan penulis uraikan secara sistematis dalam lima bab.  Dalam bab I penulis akan membuat pendahuluan.  Penulis akan memulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah,identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat toritis dan manfaat praktis, definisi istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.
Dalam bab II penulis akan menguraikan proses eksegesis. Penulis akan memaparkan semua proses penelitian penulis secara jelas dan sistematis sesuai dengan langkah-langkah eksegesis puisi ibrani, dimulai dari struktur puisi untuk memperkenalkan pola-pola puisi dalam satu rangkain puisi, analisa gaya bahasa, analisa bentuk, terjemahan literature dan terjemahan finali, analisa apparatus, analisa kata (kata kunci), analisa latar belakang, unit maknasampai pada tafsiran.
Dalam bab III penulis akan menguraikan temuan-temuan teologis dari hasil eksegesis Hosea 4:14 ini.
Pada bab IV, penulis akan menyimpulkan semua hasil penelitian ini dan juga akan menutup skripsi ini dengan saran dan implikasi.









[1]Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Bina Kasih, 1999),  28
[2]Http://Kbbi.Web.Id/Genre. Dikutip 6 Febuary 2017, Pada Hari Selasa. Pukul 13.00 Wib.
[3]W. S. Lasor Dan Dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 220
[4] Sumardjo, Dkk, Apesiasi Kesusateraan, (Jakarta: Gramedia, 1991), 18
[5] Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutic, (Surabaya: Momentum, 2012), 261
[6]Frasa ini merupakan varian penyimbang.  Varian penyeimbang ini terjadi ketika baris kedua menganti elemen yang hilang dengan menambahkan suatu pemikiran lanjutan.
[7]Ibid 264
[8]Ibid 268
[9]F. Brown. S. Driver And C. Briggs, Hebrew And English Lexicon, (New York: Boston, 1844), 303
[10]J. Wash Watts, Suatu Survei Sintaksis Dalam Perjanjian Lama Ibrani, 55. Dikutip Dari Pdf, Sabtu, 4 Febuari 2017/Pukul 10.45 Wib
[11]Robert B. Chisholm, Jr. Dari Eksegesis Kepada Eksposisi, (Yogyakarta: Viktor Book, 1998), 89
[13]W.R.F Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009), 91
[14]Http://Kbbi.Web.Id/Genre. Dikutip 6 Febuary 2017, Pada Hari Selasa. Pukul 13.00 Wib.
[15] Sumardjo, Dkk, Apesiasi Kesusateraan, (Jakarta: Gramedia, 1991), 18
[16]Asep Saepul Hamd, E. Bahruddin, Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: KTD, 2014), 3
[17]Anselm Straus & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teritorasi Data, (Yokyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), 4
[18]Ibid, 5
[19]Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif , (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 125
[20]Ibid 259

0 komentar: