skripsi-fkip-inggris.blogspot.com
Contoh Proposal
Oleh: Nita Harefa
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian awal skripsi ini
penulis akan memaparkan delapan pokok bahasan yaitu latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat teoritis
penelitian, manfaat praktis penelitian, definisi istilah, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan yaitu sebagai berikut:
Latar
Belakang Masalah
Alkitab merupakan kitab suci yang di akui oleh umat
Kristen sebagai Firman Allah.Alkitab berasal dari pemakaian kata Yunani yaitu Biblia (buku-buku) atau disebut kumpulan
kitab-kitab[1]. Didalam Alkitab juga berisikan kitab-kitab
yang berkarakterisik sejarah, nubuatan, laporan. Contohnya, kitab Hosea pasal 4 merupakan
kitab nubuatan yang memiliki cara atau gaya bicara dari teks atau disebut Genre.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Genre
merupakan jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya atau
ragam sastra[2].
Misalnya puisi berbeda dari prosa, roman
perjalanan berbeda dengan laporan perjalanan.
Genre bisa digolongkan macamnya sebagai narasi, hukum, puisi, nubuat dan
hikmat. Berbagai macam jenis-jenis genre yang ada dalam kitab-kitab juga
berfungsi untuk memberikan kesan dan makna kepada pembaca. Namun didalam karya ilmiah ini, penulis memfokuskan
teks Hosea 4:14.
Teks Hosea 4:14 merupakan teks
yang bersastra puisi yang mengungkapkan suatu penghukuman terhadap bangsa
Israel[3]. Puisi adalah salah satu bentuk sastra yang memilki keindahan
dalam ungkapan bahasa melalui rima, irama, kata-kata kias. Menurut Sumardjo, Puisi merupakan sebuah
karya sastra yang memadukan kata-kata kias dengan permainan bunyi[4]. Fungsi dari sastra puisi ibrani untuk menarik
perhatian pembaca dan untuk menanamkan kesan dan pengertian yang mendalam bagi
pembaca. Karakteristik puisi ibrani yang
paling umum ialah pengulangan atau disebut paralelisme, dimana dapat
menjelaskan penekanan pada teks[5].
Adapun
struktur puisi dan tipe-tipe paralelisme yang terdapat pada teks Hosea 4:14
yaitu sinonimi dan varian penyeimbang sebagai berikut;
Aku tidak akan mengunjungi,
anak-anak perempuanmu/sekalipun mereka berzinah,
atau menantu-menantumu
perempuan/sekalipun mereka bersundal;
sebab mereka sendiri mengasingkan diri
bersama-sama/dengan perempuan-perempuan sundal
dan mempersembahkan korban
bersama-sama/dengan sundal-sundal bakti/dan umat yang tidak berpengertian
akan runtuh[6].
Empat baris pertama lebih mungkin memperlihatkan suatu
tipe paralelisme sinonimi, karena anak-anak perempuanmu/menantu-menantumu dan
berzinah/bersundal dan mengasingkan diri/mempersembahkan korban dan
perempuan-perempuan sundal/sundal-sundal bakti memiliki makna yang sama. Paralelisme
sinonimi terjadi ketika baris kedua mengulang yang pertama[7]. Namun baris kedua, (mengasingkan
diri/mempersembahkankan korban dan perempuan sunda/sundal-sundal bakti) merupakan
paralelisme sinonimi tetapi frasa terakhir (dan umat yang tidak berpengertian
akan runtuh) merupakan varian penyeimbang(ballast
variant). Dimana baris kedua bukan
saja paralelisme sinonimi tetapi juga terdapat varian penyeimbang. Varian penyimbang ini terjadi ketika baris
kedua menganti elemen yang hilang dengan menambahkan suatu pemikiran lanjutan[8]. Melalui struktur paralelisme pengulangan kata
dan frasa dalam teks Hosea 4:14 menjelaskan keindahan dan kewibawaan kitab
Hosea.
Dalam puisi ibrani tidak terlepas
daripada rangkaian puisi. Rangkaian
puisi ini membentuk satu kesatuan yang utuh dan memperoleh makna puisi dari
rangkaian puisi.
Struktur dari perikop teks
Hosea 4:14, sebagai berikut;
A.
Ungkapan atau pengaduan perselisihan Allah terhadap dosa-dosa
bangsa israel (ay 1-2)
B.
Hukuman atas dosa-dosa bangsa israel (ay 3-11)
C.
Dosa-dosa bangsa israel (ay12-13)
D.
Tuhan tidak akan menghukum bangsa Israel (ay 14)
C. ‘Dosa-dosa bangsa israel
(ay 15-18)
B. ‘Hukuman atas dosa-dosa bangsa israel (ay 19)
Adapun struktur perikop diatas merupakan salah satu
langkah yang penting untuk memahami dan mempermudah pembaca dalam memahami alur
pokok pemikiran penulisan kitab Hosea 4:14.
Tema-tema dalam struktur diatas menekankan tentang penghukuman, dimana
ungkapan penghukuman diulang-ulang pada awal dan akhir ayat. Namun dalam teks Hosea 4: 14 mengungkapkan
bahwa tidak ada penghukuman. Dalam
terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) teks Hosea 4:14 diterjemahkan “Aku
tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau
menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri
mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan
mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang
tidak berpengertian akan runtuh”. Apakah
frasa dari teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau
sebaliknya tidak merunjuk pada penghukuman? Jika demikian, Mengapa Lembaga
Alkitab Indonesia menerjemahkan teks Hosea 4:14 “Aku tidak akan menghukum
anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu
perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri
bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban
bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan
runtuh?
Teks Hosea 4:14 terdiri dari frasa לֹֽא־אֶפְק֙וֹד akar kata paqad
diterjemahkan dalam bahasa inggris visit
artinya mengunjungi. Namun dalam
terjemahan LAI, menerjemahkan dengan istilah kata menghukum. Dalam BDB Hebrew
lexicon menggunakan kata paqad yaitu visit artinya mengunjungi[9]. BDB merupakan Kamus Bahasa Ibrani dan Bahasa Inggris dari
Perjanjian Lama oleh
Francis Brown, S. R.Driver, dan Charles A. Briggs. Terjemahan
Bible works greek LXX menerjemahkan kata paqad
yaitu ἐπισκέψωμαι terdiri dari kata kerja subjetif aorist
orang pertama tunggal diterjemahkan visit
(mengunjungi). Frasa לֹֽא־אֶפְק֙וֹד terdiri dari kata kerja qal
imperfek orang pertama tunggal maskulin.
Kata kerja Qal imperfek merupakan kata kerja aktif yang berlaku pada
masa dulu, sekarang dan masa depan.
Menurut J.
Wash Watts kata kerja Qal impefek menyatakan suatu tindakan yang tengah
berlangsung (belum selesai, berulang, berlanjut, atau berketergantungan),
sering merupakan pergerakan menuju suatu sasaran. Biasanya bentuk ini digunakan untuk tindakan
di Masa Kini dan Masa Depan[10]. Robert B. Chisholm, Jr. Dari Eksegesis
kepada Eksposisi, berkata;
Sukarlah
untuk mengurangi hakikat dari bentuk imperfect menjadi suatu konsep tunggal,
karena meliputi baik aspek maupun modusnya. Kadang-kadangbentuk imperfect ini digunakan
dalam suatu cara indikatif dan membuat suatu pernyataan yang obyektif. Di kesempatan yang lain bentuk ini memandang suatu
tindakan secara lebih subyektif, yaitu sebagai bersifat hipotetis,
berketergantungan, kemungkinan, dan selanjutnya[11].
Jika demikian, kata mengunjungi dan menghukum
merupakan kata kerja aktif dan memiliki pergertian yang sama, namun berubah
menjadi pasif karena menggunakan kata partikel negatif yaitu tidak. Didalam
kata kerja pasif juga kemungkinan aktif, jika dilihat dalam konteks teks Hosea
4:14, dimana bangsa Israel diangkut dalam pembuangan oleh raja Asyur. Frasa “Aku tidak akan mengunjungi” dan “Aku
tidak akan menghukum” dalam teks Hosea 4:14 memiliki pengertian yang sama. Gaya bahasa puisi teks Hosea 4:14 sebenarnya sangat
mendalam mengungkapkan tentang penghukuman Allah terhadap bangsa Israel yang
tidak setia. Pemakaian frasa “Aku tidak
akan menghukum” dalam konteks teks Hosea 4:14, sebenarnya sangat lemah. Allah murka atas ketidaksetiaan bangsa
Israel, Allah menghukum umatNya dengan memakai bangsa lain. Sebaliknya frasa “Aku tidak akan mengunjungi”
merupakan ungkapan yang mendalam bahwa Allah tidak akan mengunjungi bangsa
Israel. Dalam kondisi bangsa Israel
berbalik kepada Allah dan menyembah Allah lain, terlalu najis jika Allah
mengunjungi umatNya. Allah tidak akan mengunjungi
bangsa Israel namun bukan berarti Allah tidak menghukum bangsa Israel bahwa Allah
tetap menghukum bangsa Israel melalui bangsa lain (Hosea 8:8-10). Jika demikian, Apakah Frasa “Aku tidak akan
mengunjungi lebih tepat digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak
akan menghukum” dalam terjemahan LAI?
Kasus ini menuntut penjelasan sistematis yang
jelas, untuk memperoleh makna teologi yang valid. Berdasarkan data-data yang telah penulis
paparkan diatas maka penelitian ini sangat penting dan keragaman
terjemahan bagian ini menarik maka studi analisis eksegetis dan memahaminya dalam
perspektif sebatang puisi. Hal inilah
yang menjadikan alasan penulis untuk mengeksegesis Hosea 4:14. Oleh karena itu penulis mengambil judul
skripsi “Studi
eksegetis pemakaian kata “לֹֽא־אֶפְק֙וֹד” dalam kitab Hosea 4:14”.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu
tahap permulaan dari penguasaan masalah yang di mana suatu objek tertentu dalam
situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah[12]. Tujuan identifikasi masalah yaitu agar
pembaca memahami sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul skripsi dari
Penulis. Adapun beberapa Identifikasi
yang akan di paparkan di dalam penelitian ini:
1.
Teks Hosea 4:14 merupakan suatu ungkapan penghukuman Allah
Terhadap Bangsa Israel. Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi lebih tepat
digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan menghukum” dalam
terjemahan LAI?
2.
Tema-tema dalam struktur teks Hosea 4:1 menekankan tentang
penghukuman Allah terhadap bangsa Israel, dimana ungkapan penghukuman
diulang-ulang pada awal dan akhir ayat. Namun dalam terjemahan LAI teks Hosea
4:14 diterjemahkan “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu
sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka
bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan
perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan
sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh”. Apakah
frasa dari teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau
sebaliknya tidak merunjuk pada penghukuman?
3.
Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan
teks Hosea 4:14 “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun
mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal;
sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan
sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan
umat yang tidak berpengertian akan runtuh.
Apakah makna puisi teks Hosea 4:14 yang disampaikan oleh terjemahan LAI
kepada pembaca?
4.
Kitab Hosea umumnya berisi pemberitaan nabi yang menggambarkan kemarahan dan
hukuman Allah kepada umatNya yang berdosa, namun juga terdapat pengharapan umat
dalam tanah perjanjianNya. Apakah pemakaian
frasa “Aku tidak akan menghukum dalam teks Hosea 4:14 lebih tepat dibandingkan
dengan frasa “Aku tidak akan mengunjungi?
Batasan Masalah
Dalam pernyataan judul skripsi
ini “Studi
eksegetis kitab Hosea 4:14 pemakaian kata “לֹֽא־אֶפְק֙וֹד”,
penulis akan membatasi dalam 3 masalah, yakni nomor 1, 2, 3:
1.
Teks Hosea 4:14 merupakan suatu ungkapan penghukuman Allah
Terhadap bangsa Israel. Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi lebih tepat
digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan menghukum”dalam terjemahan
LAI?
2.
Tema-tema dalam struktur teks Hosea 4:14 menekankan tentang
penghukuman, dimana ungkapan penghukuman diulang-ulang pada awal dan akhir
ayat. Namun dalam terjemahan LAI.Apakah
frasa dari teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau
sebaliknya tidak merunjuk pada penghukuman?
3.
Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan
teks Hosea 4:14 “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun
mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal;
sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan
sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan
umat yang tidak berpengertian akan runtuh.
Apakah makna puisi teks Hosea 4:14 yang disampaikan oleh terjemahan LAI
kepada pembaca?
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dipaparkan oleh penulis, dalam skripsi ini
penulis akan membahas tiga masalah utama dengan menggunakan metode eksegesis
yaitu:
1.
Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi lebih tepat
digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan menghukum” dalam
terjemahan LAI?
2.
Apakah frasa dari teks Hosea 4:14
merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau sebaliknya tidak merunjuk
pada penghukuman?
3.
Apakah makna puisi teks Hosea 4:14 yang
disampaikan oleh terjemahan LAI kepada pembaca?
Tujuan Penelitian
Penelitian
teks Hosea 4:14 ini memiliki tujuan penelitian dan manfaat penelitian yaitu:
Tujuan
Penelitaian
1.
Untuk menjelaskan Apakah Frasa “Aku tidak akan mengunjungi
lebih tepat digunakan dalam teks Hosea 4:14 dibandingkan “Aku tidak akan
menghukum” dalam terjemahan LAI.
2.
Untuk menjelaskan, Apakah frasa dari
teks Hosea 4:14 merupakan teks yang merujuk pada penghukuman atau sebaliknya tidak
merunjuk pada penghukuman.
3.
Untuk menjelaskan, Apakah
makna puisi teks Hosea 4:14 yang disampaikan oleh terjemahan LAI kepada
pembaca.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
1.
Hasil penelitian
ini akan menjadi sumbangsi untuk penyelidikan eksegesis dalam PL.
2.
Penulisan ini juga memberikan
kontribusi yang penting dalam upaya pengembangan teologi Biblika. Dalam hal ini sumbangsih dalam pemikiran dan
perumusan teologi eksegetis.
Manfaat Praktis
1.
Bagi penulis, untuk
menambah pengetahuan tentang penyelidikan dengan menggunakan metode eksegesis
puisi ibrani.
2.
Bagi pembaca,
menyadarkan orang-orang Kristen masa kini, bahwa Allah adalah adil serta Allah
juga kasih, didalam keberdosaan umatNya Allah juga menyatakan penghukumanNya
untuk menjadikan umatNya sempurna.
3.
Bagi mahasiswa,
sebagai panduan untuk eksegese PL.
Definisi Istilah
Dalam skipsi
ini penulis akan menggunakan beberapa istilah yang menurut penulis penting
untuk memperjelas artinya.
Eksegesis
adalah usaha membawa “keluar” apa yang tersimpan didalam teks Alkitab[13]. Pengertian sederhana, eksegesis merupakan
metode penyelidikan teks secara netral dan obyektif untuk menemukan makna teks yang
sesungguhnya sesuai dengan maksud penulis teks tersebut.Eksegesis bertujuan
untuk menemukan makna teologis yang paling akurat dari teks.
Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memadukan
kata-kata kias dengan permainan bunyi[15].
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara berpikir untuk mencapai
suatu tujuan penelitian.[16] Dalam penulisan skripsi ini menggunakan 2
metode penelitian yaitu:
Metode
Penulisan
Dalam
skripsi ini, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang tidak diperoleh melalui
wawancara, angket bentuk hitungan lainnya.[17]
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif karena metode ini dapat
digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang
sedikitpun tidak diketahui atau untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang
baru diketahui.[18] Karena
obyek penelitian penulis adalah teks Alkitab, penulis menggunakan metode
pendekatan eksegesis dan kepustakaan.
Penulis akan
meneliti teks Hosea 4:14 secara kata-per kata, menyelidiki tata bahasa, konteks
sastra, dan konteks sejarah secara obyektif dengan dibantu oleh data-data
kepustakaan. Lebih tepatnya penulis akan menggunakan riset teologi biblika yang
mencakup teologi eksegesis dan kajian Alkitab.[19]
Hasil penelitian ini akan penulis paparkan secara deskriptif. Penulis akan menguraikan semua proses
penelitian secara jelas, spesifik dan ilmiah.
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data, penulis menggunakan kajian literatur untuk membantu penulisan
skripsi ini. Proses pengumpulan data
harus searah data-data kualitatif dengan metode penelitian biblika dengan
pengolaan data[20].
Sistematika penulisan
Skripsi ini
akan penulis uraikan secara sistematis dalam lima bab. Dalam bab I penulis akan membuat
pendahuluan. Penulis akan memulai dari
latar belakang masalah, rumusan masalah,identifikasi masalah, batasan masalah,
tujuan masalah, manfaat toritis dan manfaat praktis, definisi istilah, metode
penelitian, sistematika penulisan.
Dalam bab II
penulis akan menguraikan proses eksegesis. Penulis akan memaparkan semua proses
penelitian penulis secara jelas dan sistematis sesuai dengan langkah-langkah
eksegesis puisi ibrani, dimulai dari struktur puisi untuk memperkenalkan
pola-pola puisi dalam satu rangkain puisi, analisa gaya bahasa, analisa bentuk,
terjemahan literature dan terjemahan finali, analisa apparatus, analisa kata
(kata kunci), analisa latar belakang, unit maknasampai pada tafsiran.
Dalam bab
III penulis akan menguraikan temuan-temuan teologis dari hasil eksegesis Hosea
4:14 ini.
Pada bab IV,
penulis akan menyimpulkan semua hasil penelitian ini dan juga akan menutup
skripsi ini dengan saran dan implikasi.
[1]Ensiklopedia Alkitab Masa Kini,
(Jakarta: Bina Kasih, 1999), 28
[3]W. S. Lasor Dan Dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1994), 220
[4] Sumardjo, Dkk, Apesiasi Kesusateraan, (Jakarta: Gramedia, 1991), 18
[5] Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutic, (Surabaya: Momentum,
2012), 261
[6]Frasa
ini merupakan varian penyimbang. Varian
penyeimbang ini
terjadi ketika baris kedua menganti elemen yang hilang dengan menambahkan suatu
pemikiran lanjutan.
[7]Ibid
264
[8]Ibid
268
[9]F.
Brown. S. Driver And C. Briggs, Hebrew
And English Lexicon, (New York: Boston, 1844), 303
[10]J.
Wash Watts, Suatu Survei Sintaksis Dalam Perjanjian Lama Ibrani, 55. Dikutip Dari Pdf,
Sabtu, 4 Febuari 2017/Pukul 10.45 Wib
[11]Robert
B. Chisholm, Jr. Dari Eksegesis Kepada Eksposisi, (Yogyakarta: Viktor
Book, 1998), 89
[12]Http://Www.Informasiahli.Com/2015/07/Pengertian-Identifikasi-Masalah-Dalam-Penelitian.
Dikutip Pada Hari Selasa 6 Spetember 2016, 11.05 Wib.
[13]W.R.F
Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta :
BPK Gunung Mulia, 2009), 91
[15] Sumardjo, Dkk, Apesiasi Kesusateraan, (Jakarta: Gramedia, 1991), 18
[16]Asep Saepul Hamd, E. Bahruddin, Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: KTD, 2014), 3
[17]Anselm Straus & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tata
Langkah dan Teknik-Teknik Teritorasi Data, (Yokyakarta : Pustaka Pelajar,
2003), 4
[18]Ibid, 5
[19]Andreas
B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif dan
Kualitatif , (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 125
[20]Ibid
259
0 komentar:
Posting Komentar