Januari 02, 2022
0

 


BAB I
PENDAHULUAN

 

Dalam pendahuluan ini akan dituliskan mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kepentingan penelitian, metodologi penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan.

 

Latar Belakang Masalah

Gereja Yesus Kristus terutama merupakan sebuah organisme hidup dan kedua sebagai organisasi.  Segala sesuatu tentang gereja melibatkan kehidupan.  Yesus Kristus, kepala gereja adalah Juruselamat yang hidup.  Gereja termasuk individu yang dihidupkan secara rohani sebagai akibat dari kelahiran baru (Yoh. 3:3; Ef. 2:1-3) baik secara individu atau secara lembaga gereja didiami oleh Roh yang hidup (Yoh. 14; I Kor. 3:16-17).  Karena gereja berdenyut seiring kehidupan orang percaya, Kristus berharap gereja bertumbuh, kecuali pertumbuhannya dihambat oleh penyakit.  Gereja telah bertumbuh sejak kelahirannya pada hari Pentakosta.  Gereja harus bertumbuh karena gereja itu hidup.[1]

Keadaan sebuah gereja tidak selalu mengalami pertumbuhan yang dinamis.  Ada kalanya sebuah gereja mengalami jatuh bangun yang membuat gereja tersebut tidak bisa bertumbuh sebagaimana gereja yang sehat.  Hambatan-hambatan ini pun bisa akibat dari dalam maupun dari luar gereja.  Hal-hal ini tidak bisa dihindari dalam sebuah gereja tetapi yang diperlukan adalah bagaimana pemimpin gereja dan jemaat saling bergandengan tangan dalam menjalankan misi gereja.[2]

Hal-hal yang menghambat pertumbuhan gereja sebagaimana gereja pada umumnya, juga dialami oleh GKKA-I (Gereja Kebangunan Kalam Allah - Indonesia) yang terletak di Jontai, Kalimantan Timur.  GKKA-I Jontai berdiri sejak tahun 1997 oleh Pdt. Adam Amtaran, S.Th. Sejak GKKAI-I Jontai berdiri, tidak pernah mengalami pergantian pemimpin selain Pdt. Adam Amtaran, S.Th.  Sebelum Injil menyentuh tanah Jontai, kepercayaan yang ada di Jontai terdiri dari animisme dan dinamisme dan selain itu yang masih dipercayakan sampai saat ini adalah upacara belian. 

Awal-awal GKKA-I Jontai berdiri jumlah jemaat tercatat 80 orang tetapi jemaat yang aktif hadir di gereja hanya sekitar lima belas sampai dua puluh lima orang.  Kondisi jemaat GKKA-I Jontai ini berlangsung sampai saat ini.  Setiap ibadah tidak ada pertambahan jemaat meskipun jemaat yang tercatat mencapai 80 orang.  GKKA-I Jontai tetap stagnan, tidak mengalami pertumbuhan secara dinamis.  Ketidakaktifan jemaat dalam setiap persekutuan-persekutuan ibadah terutama pada hari Minggu, berakibat juga pada kualitas iman jemaat GKKA-I Jontai.

Berdasarkan wawancara dari bapak gembala GKKA-I Jontai, Pdt. Adam Amtaran S.Th berkaitan dengan keadaan jemaat GKKA-I Jontai, mengatakan bahwa “Kondisi jemaat yang tidak bertumbuh baik secara kuantitas dan kualitas dikarenakan oleh kondisi jemaat yang masih dipengaruhi adat istiadat.  Sehingga gembala sulit untuk mengatur, menegur, menasehati, membimbing  jemaat ke dalam kebenaran.  Jemaat lebih dominan pergi ke ladang dari pada pergi persekutuan-persekutuan dan ibadah hari minggu.[3]  Hal ini berakibat pada pertumbuhan yang gereja yang tidak sehat baik dari segi pertambahan jumlah kehadiran jemaat maupun pada kualitas ini.  Gembala akhirnya tidak bergairah di dalam melayani jemaat dan lebih terbengkalai karena gembala juga bekerja mengurus keluarga dan mengajar.”

Kepercayaan Dayak Benuaq lebih dari Animisme dan Dinamisme, tetapi meyakini bahwa alam semesta dan semua makhluk hidup mempunyai roh dan perasaan sama seperti manusia, kecuali soal akal.[4]Oleh sebab itu bagi Suku Dayak Benuaq segenap alam semesta termasuk tumbuh-tumbuhan dan hewan harus diperlakukan sebaik-baiknya dengan penuh kasih sayang.   Dengan kepercayaan yang dianut orang Dayak Benuaq maka tidaklah heran bahwa orang Dayak begitu menghargai alam semesta termasuk berladang.[5]  Masyarakat Dayak Benuaq begitu suka membuat ladang di gunung-gunung bagi orang Dayak alam semesta harus di pelihara dan diperlakukan dengan kasih sayang.

Konsep seperti di atas terjadi dengan jemaat kampung Jontai, masyarakat kampung Jontai sangat menghargai alam semesta seperti berladang oleh sebab itu masyarakat kampung Jontai sekian rupa menjaga ladang seperti membuat rumah, menaman padi, menginap di ladang berbulan-bulan, beternak ayam dan babi.  Selain itu, masyarakat kampung Jontai masih melakukan upacara belian (upacara penyembuhan), tradisi kuno warga Dayak Benuaq penganut kepercayaan kaharingan ini digelar untuk mencegah roh jahat, mengahalau bala, dan menyembuhkan penyakit. Prosesi yang disebut Belian ini diselenggarakan karena sejumlah warga Benuaq yang menetap di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.[6]

Mereka meyakini bahwa sakit penyakit muncul akibat gangguan roh-roh jahat. Karena itu, warga setempat sepakat mengundang roh putih  Hyang Walib Jadi untuk mengusir dan memerangi roh jahat tersebut.  Selama acara belian berlangsung, keluarga yang sakit dan peserta hajatan berkumpul di rumah panjang atau lamin. Gong, gendang, dan kelontangan dari rumah panjang terus ditabuh.  Awir atau patung kayu di gantung di depan balai-balai yang di penuhi sesaji prosesi belian dimulai.[7]  Dengan adat istiadat yang begitu kuat yang telah di jelaskan di atas maka sangatlah sulit untuk mengubah pandangan masyarakat suku Dayak Benuaq terkhususnya masyarakat kampung Jontai atau jemaat GKKA-I Jontai. Jadi dengan kepercayaan yang di anut masyarakat kampung Jontai atau jemaat GKKA-I Jontai masih di pengaruhi oleh adat istiadat. Jadi secara iman masih terbagi tidak sepenuhnya percaya penuh kepada Yesus Kristus. 

Berkaitan dengan pertumbuhan GKKA-I Jontai yang sudah lama keberadaannya, tetapi mengalami persoalan atau kendala dalam pertumbuhannya, ini merupakan masalah yang menjadi perhatian khusus bagi penulis.  Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memberikan judul karya ini Studi Kasus Tentang Pertumbuhan Gereja Kebangunan Kalam Allah Indonesia Jontai: Analisa Permasalahan Dan Pemecahannya.

 

Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada topik penelitian ini, serta menunjuk kepada latar belakang masalah sebagaimana yang dipaparkan di atas, maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1.      Apa masalah sehingga GKKA-I Jontai tidak mengalami pertumbuhan?

2.      Apa faktor-faktor gembala tidak bergairah dalam melayani?

3.      Apa peran seorang gembala dalam pelayanan? 

4.      Apakah jemaat GKKA-I  Jontai bertumbuh secara kuantitas dan kualitas?

5.      Apa penyebab jemaat GKKA-I Jontai lebih memilih pergi ke ladang dari pada beribadah hari minggu?

6.      Bagaimana prilaku jemaat dalam mengikuti ibadah hari minggu?

7.      Bagaimana kehidupan sehari-hari jemaat?

8.      Apa masalah sehingga jemaat tidak mau terlibat dalam pelayanan?

9.      Apa penyebab sehingga jemaat masih terpengaruh adat istiadat?

10.  Apa masalah sehingga jemaat masih terlibat dalam upacara belian?

11.  Apa yang menjadi penghalang sehingga jemaat tidak sungguh-sungguh  percaya kepada Yesus Kristus?

 

Pembatasan Masalah

Menunjuk pada identifikasi masalah di atas, maka penulis skripsi membatasi masalah yang akan dibahas dalam skripsi sebagai berikut:

1.   Apa masalah sehingga  GKKA-I Jontai tidak mengalami pertumbuhan?

2.   Apa peran seorang gembala dalam pelayanan?

3.   Apa penyebab jemaat GKKA-I Jontai lebih memilih pergi ke ladang dari pada beribadah hari minggu?

4.   Apa masalah sehingga jemaat tidak mau terlibat dalam pelayanan?

5.   Apa masalah sehingga jemaat masih terlibat dalam upacara belian?

 

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut di atas, maka penulis menetapkan rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1.      Apa masalah sehingga  GKKA-I Jontai tidak mengalami pertumbuhan?

2.      Apa peran seorang gembala dalam pelayanan?

3.      Apa penyebab jemaat GKKA-I Jontai lebih memilih pergi ke ladang dari pada beribadah hari minggu?

4.      Apa masalah sehingga jemaat tidak mau terlibat dalam pelayanan?

5.      Apa masalah sehingga jemaat masih terlibat dalam upacara belian?

 

Tujuan Penelitian

Dengan mengacu kepada judul penelitian dan merunjuk kepada masalah penelitian di atas, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk menjelaskan apa masalah sehingga GKKA-I Jontai tidak mengalami pertumbuhan

2.      Untuk menjelaskan apa peran seorang gembala dalam pelayanan

3.      Untuk menjelaskan apa penyebab jemaat GKKA-I Jontai lebih memilih pergi ke ladang dari pada beribadah hari minggu

4.      Untuk menjelaskan apa masalah sehingga jemaat tidak mau terlibat dalam pelayanan

5.      Untuk menjelaskan Apa masalah sehingga jemaat masih terlibat dalam upacara belian

 

Kepentingan Penulisan

            Hasil penulisan mengenai “Studi Kasus Tentang Pertumbuhan Gereja Kebangunan Kalam Allah Indonesia Jontai: Analisa Permasalahan Dan Pemecahannya” ini diharapkan akan membawa signifikansi yang nyata dalam lingkup dinamika kekristenan, baik kepentingan secara teoritis maupun kepentingan secara praktis sebagai berikut.

 

 

Kepentingan Teoritis

Secara teoritis, hasil penulisan mengenai pokok ini akan membawa kepentingan yang signifikan, antara lain:

1.    Skripsi ini secara teoritis diharapkan akan memberikan sumbangsih yang penting bagi gembala dan jemaat terutama dalam pemahaman studi kasus tentang pertumbuhan gereja.

2.    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai pertumbuhan gereja yang benar dan memberikan pemahaman, pengembangan pengetahuan serta wawasan para gembala dan jemaat tentang gereja yang sehat dan bertumbuh.

 

Kepentingan Praktis

1.      Bagi penulis, melalui penulisan karya tulis ini penulis dapat menambah wawasan, pengetahuan terkait dengan judul karya tulis ini.

2.    Bagi jemaat GKKA-I Jontai,  melaui penulisan karya tulis ini diharapkan jemaat lebih mengerti dan memiliki pemahaman yang benar tentang pertumbuhan gereja yang sehat dan bertumbuh.

3.    Bagi gembala sidang, melaui penulisan karya tulis ini membuat gembala lebih tahu dan lebih paham tentang pertumbuhan gereja yang benar.

4.    Bagi mahasiswa teologi, untuk menambah wawasan tentang pertumbuhan gereja yang sehat dan bertumbuh dengan baik, baik secara kuantitas dan kualitas.


Metodologi Penelitian

Dalam metodologi penelitian ini akan dijelaskan dua hal yaitu metode penulisan dan metode pengumpulan data. 

 

Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.  Usman mengatakan bahwa metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam suatu peristiwa tertentu.[8]  Untuk metode penulisan, penelitian karya tulis ini menggunakan metode deskriptif (descritive research).  Metode ini memberikan gambaran mengenai suatu obyek (kasus, fakta-fakta, keadaan, peristiwa, dan sebagainya) secara sistemastis, detail dan objektif.  Muhamad Nazir memberikan pengertian tentang metode deskriptif sebagai berikut:  “Sebagai suatu metode dalam status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.[9]  Tujuannya adalah yakni untuk memaparkan suatu pemahaman yang aktual yang benar-benar terjadi tentang pertumbuhan gereja GKKA-I Jontai diwilayah Kecamatan Nyuatan.

 

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis berupa riset lapangan, berupa wawancara kepada gembala sidang dan jemaat di GKKA-I Jontai wilayah Kalimantan Timur, dengan tujuan wawancara yang ada kepada gembala sidang, majelis dan jemaat untuk meminta  penjelasan mengenai gereja yang tidak bertumbuh.  

 

Definisi Istilah

Pada bagian ini, penulis akan mendefinisikan beberapa kata penting yang berkaitan pada judul skripsi ini.

1.    Menurut C. Peter Wagner pertumbuhan gereja adalah pertumbuhan gereja sebagai ilmu pengetahuan untuk menolong memaksimumkan penggunaan tenaga dan kekayaan lainnya bagi kemuliaan Allah.[10]

2.    Analisa berasal dari kata Yunani Kuno “analusis” yang berarti melepaskan.  Analuisis terbentuk dari dua suka kata yaitu “ana” yang berarti kembali dan “luein” yang berarti melepaskan.  Sehingga pengertian analisa yaitu suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.[11]

 

Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini akan disusun secara sistematis sebagai berikut:

Pada bab pertama, akan dibahas pendahuluan yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, signifikansi penulisan, metodologi penulisan, definisi istilah dan sistematika penulisan.

Bab kedua, berisi landasan kajian teori yaitu: definisi gereja, pertumbuhan gereja, definisi pertumbuhan gereja, dasar pertumbuhan gereja, dan ciri-ciri pertumbuhan gereja.

Bab tiga, berisi urian metodologi penelitian: tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dokumentasi dan wawancara.

Bab empat, akan menjelaskan tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan.

Bab lima, berisi penutup yang didalamnya mencakup: kesimpulan, implikasi dan saran.



[1]Ron Jenson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbzuhan Gereja  (Malang : Gandum Mas, 1996), hlm 7.

[2]Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta : Bpk Gunung Mulia, 2013), hlm 1.

[3]Wawancara Bapak Pdt. Adam Amtaran S.Th, Gembala Sidang Di Gereja Kebangunan Kalam Allah Indonesia GKKA-I Jontai, Sidoarjo Mei 2019, 2:30 WIB.

[4]https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak_Benuaq.

[5]Reody Haryo Widjono AMZ, Dilema Transformasi Budaya Dayak, (Lembaga Literasi Dayak 2016), hlm 118-119.

[6]Reody Haryo Widjono AMZ, Masyarakat Dayak Menatap Hari Esok, (Jakarta: Pt Gramedia 1998), hlm 89.

[8]Moh. Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta : Ghalia Indo, 1985), 13.

[9]Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Angkasa, 1996), 81.

[10]C. Peter Wagner, Gereja Saudara dapat Bertumbuh (Malang : Gandum Mas, 1990), 40.

0 komentar: