BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
bagian ini penulis
akan membahas secara berurutan
mengenai latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Kepentingan Penulisan, Definisi Istilah dan Sistematika Penulisan.
Latar Belakang Masalah
Injil dalam
bahasa aslinya kabar
gembira tentang Yesus
menyelamatkan dunia melalui
kematian dan kebangkitan-Nya. Jadi
bisa dikatakan bahwa
Yesus adalah Injil
itu sendiri. Pada
hakekatnya Pemberitaan Injil
sangat berguna mengenalkan
kepada orang-orang yang
belum mengenal Dia
agar mereka percaya
bahwa Yesus adalah
Sang Mesias.[1]
Menurut Joshua Project menyebutkan bahwa di Indonesia
terdapat lebih dari
200 suku yang belum mendengar
Injil.
Ironisnya menurut riset yang dilakukan
baik oleh IPN
(Indonesia Pelangi Nusantara) maupun Joshua
Project menyatakan bahwa banyak
suku-suku yang belum
mendengar Injil sebenarnya bertetangga dengan orang-orang
Kristen salah satunya adalah Suku Tengger.[2]
Suku
tengger atau juga
disebut orang Tengger
adalah suku yang
mendiami dataran tinggi sekitaran
kawasan penggunungan gunung Bromo Jawa Timur.
Penduduk Suku Tengger menempati sebagian wilayah kabupaten Pasuruan, kabupaten Lumajang, kabupaten Probolinggo dan kabupaten
Malang.
Masyarakat Tengger khususnya Desa Sapikerep
merupakan masyarakat adat yang
memeluk agama Hindu. Agama Hindu merupakan
Agama yang berkembang
dari alam pikiran
yang bersumber dalam kitab
Weda. Pengaruh Agama Hindu
cukup kuat mengubah pola dasar
kebudayaan orang Tengger
khususnya Desa Sapikerep.[3]
Kehidupan
orang-orang Tengger setiap harinya adalah bertani
dan ternak.
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka juga
mampu memelihara kerukunan dan keharmonisan
beragama. Hal ini dikarenakan
masyarakat Desa sapikerep
memiliki adat tradisi
Tengger yang mampu menyatukan
mereka dan menguatkan solidaritas diantara mereka sendiri
melampaui ikatan-ikatan keagamaan.[4]
Sesuai
dengan pengamatan peneliti di Desa
Sapikerep ada beberapa
strategi yang dilakukan oleh beberapa
Gereja
yang ada di
Desa Sapikerep. Salah satunya adalah kontekstual
melalui pastoral
dan pembagian sembako.
Dalam melaksanakan pastoral ini, Gereja-gereja
melakukan kunjungan dan mendoakan orang-orang sakit atau
yang dalam keadaan
kesulitan dan juga melakukan
pembagian sembako untuk orang-orang
yang membutuhkan.[5]
Dalam
pengamatan peneliti ini pastoral kurang kontekstual
dalam melakukan pendekatan kepada orang-orang Tengger khususnya Desa Sapikerep
apalagi pembagian sembako di Desa
Sapikerep. Karena Teologi pastoral adalah sebuah
cabang Teologis yang berfokus
pada perspektif pengembalaan pada semua
kegiatan dan fungsi
gereja dan pendeta.[6]
Kehidupan
orang tengger masih memegang budaya yang
sangat kuat kehidupan
mereka lebih memetingkan
budaya dari pada
Agama.
Sehingga kalau mengikuti kehidupan mereka, maka pendekatan
pastoral kurang pas
untuk orang Tengger.
Kehidupan orang Tengger sehari-hari bertani dan ternak. Dalam pengamatan
peneliti lebih kontekstual
pendekatan melalui ternak dikarenakan orang tengger lebih cenderung
keternak dan berkebun. Dalam kontekstual melalui ternak ini
menjadi bahan pembicaraan
kepada warga untuk
membangun sebuah komunikasi yang baik.
Sehingga melalui komunikasi bisa menyampaikan
kabar baik
tanpa ada kecurigaan.[7]
Berdasarkan latar belakang diatas,
merunjuk dalam kehidupan
orang tengger sehari-hari. Maka
penulis menerapkan kontekstual
melalui pendekatan sapi
perah. Menurut Pengamatan peneliti
ini lebih cocok
dan mudah masuk dalam
pemberitaan kabar baik,
kepada orang-orang tengger.[8]
Istilah
kontekstual adalah istilah yang dipakai
dalam bidang Misi. Setiap orang yang
memberitakan Injil dengan
istilah-istilah yang dapat
dipahami dan menarik
perhatian pendengarnya.
Dengan demikian seorang
pemberita Injil menghadapi persoalan yang
serius, ia berusaha
memahami Injil dan mengkomunikasikan Injil kepada
orang lain untuk dapat
dimengerti.[9]
Setiap
orang percaya yang
telah percaya kepada
Tuhan Yesus, harus melakukan
pemberitaan Injil dalam
kondisi apapun.
Injil adalah kabar baik
tentang karya Tuhan
Yesus di atas kayu
salib. Orang percaya
harus pergi sesuai
dengan perintah Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 yang
berbunyi:
Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, aku menyertai
kamu sampai kepada akhir zaman.
Identifikasi Masalah
Melihat
kepada latar belakang masalah sebagaimana dipaparkan di atas,
maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Suku Tengger
masyarakat yang beragama
Hindu. Sejauh mana
pengaruh Agama Hindu
mengubah pola dasar kebudayaan orang
Tengger khususnya Desa
Sapikerep?
2. Dalam
menyampaikan kabar baik harus berkontektual
Dalam menerapkan injil.
Salah satunya adalah di
suku Tengger.
Apa definisi dari kontekstual?
3. Kehidupan
orang Tengger lebih kepada pertanian
dan berternak.
Karakteristik apa saja yang terdapat di dalam
masyarakat pertanian dan ternak
di dalam Alkitab
dan Suku Tengger?
4. Bagaimana
Perjanjian Lama, Perjanjian
Baru, dan sejarah Gereja mula-mula
menerapkan kankontekstual di dalam
kehidupan pertanian dan berternak?
5. Hambatan
apa saja yang
dapat mempengaruhi kontekstual di Suku
Tengger?
6. Dampak
apa yang dihasilkan
dari penerapan kontekstual terhadap penginjilan di Suku
Tengger?
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas penulis membatasi dalam tiga masalah
yaitu nomor 2,5
dan 6.
1. Dalam menyampaikan
kabar baik harus
berkontekstual Dalam menerapkan
injil. Salah satunya
adalah di suku
Tengger. Apa definisi dari kontekstual?
2. Hambatan
apa saja yang
dapat mempengaruhi kontekstual di Suku
Tengger?
3. Dampak
apa yang dihasilkan
dari penerepan kontekstual terhadap penginjilan di Suku
Tengger?
Rumusan
masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah dan batasan
masalah di atas,
maka berikut ini ditetapkan
rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan penelitian:
1.
Apa definisi dari
kontekstual?
2. Hambatan
apa saja yang
dapat mempengaruhi kontekstual di Suku
Tengger?
3. Dampak
apa yang dihasilkan
dari penerapan kontekstual terhadap penginjilan di Suku
Tengger?
Tujuan
Penelitian
1.
Untuk menjelaskan
apa definisi dari kontekstual?
2.
Untuk menjelaskan hambatan
apa saja yang
dapat mempengaruhi kontekstual di
Suku Tengger?
3. Untuk menjelskan
dampak apa yang dihasilkan
dari penerapan kontekstual terhadap penginjilan di Suku
Tengger?
Kepetingan
penulisan
Dalam kepentingan penulisan ini dibahas dua hal
yaitu, kepentingan teoritis dan praktis.
Kepetingan Teoritis
Secara teoritis
hasil penulisan mengenai pokok ini
akan membawa kepentingan
yang signifikan, antara
lain:
1. Karya tulis ini secara teoritis diharapkan
akan memberikan pemahaman
tentang metode penginjilan untuk menjangkau suku Tengger.
2. Karya tulis ini
diharapkan memberikan penjelasan
yang lebih menolong dalam memberitakan
kabar
baik kepada orang yang
belum mendengar Injil.
3. Penelitian
ini juga diharapkan memberikan pemahaman mengenai Strategi Pengabaran
Injil melalui pendekatan
kontekstual
4. Penelitian
ini diharapkan memberikan sumbangsih keilmuan di bidang
teologi praktika khususnya terkait dengan penginjilan
kontekstual
Kepentingan Praktis
Sedangkan secara praktis,
karya tulis ini diharapkan akan membawa
manfaat-manfaat yang signifikan
sebagai berikut:
1. Bagi penulis,
melalui karya tulis ini penulis dapat menambah
wawasan, pengetahuan terkait dengan judul karya tulis.
2. Bagi
orang-orang yang
mengambil bagian dalam
menjangkau suku Tengger
diharapkan memahami pendekatan
kontekstual melalui ternak
dalam memberitakan Injil.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian
ialah suatu pengkajian
dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat
penelitian. Ditinjau dari
sudut filsafat, metodologi
penelitian merupakan epetomologi
penelitian. Yaitu menyangkut
bagaimana mengadakan penelitian.[10]
Metode penulisan
Dalam penelitian
yang akan dilakukan penulis menggunakan metode
kualitatif. Metode kualitatif
adalah suatu cara berusaha
memahami dan menafsirkan
makna peristiwa interaksi
tingkah laku manusia
dalam situasi menurut
perspektif penelitian sendiri,
didalam mengumpulkan data.
Jadi dilakukan metode
kualitatif ini karena
kurangnya teori-teori yang
berkaitan dengan judul
diatas.[11]
Metode
Pengumpulan Data
Untuk melengkapi
data dalam menerapkan
Strategi Pengabaran Injil
melelui pendekatan Kontekstual.
Penulis melakukan pendekatan riset lapangan, berupa wawancara kepada para
penginjilan yang
ada dilapangan. Adapun
tujuan wawancara ini untuk
mendapatkan data dan
penjelasan situasi di lapangan.
Definisi Istilah
Pada
bagian ini penulis
akan mendifenisikan beberapa
kata penting yang ada pada
judul skripsi. Tujuannya
adalah mengajukan presepsi
tentang judul skripsi.
Perhatikan menurut
Yakob Tomatala mendefinisikan kata
“kontekstualisasi” sebagai berikut:
kata “Kontekstualisasi” (Contextualisation) berasal
dari kata “konteks”
(context) yang diangkat
dari kata Latin
“Contextere” yang berarti menghubungkan
bersama (menjadi satu). Pengertian
ini menjelsakan bahwa
berbicara masalah kontekstualisasi perhatian
ditunjukan kepada dua atau
lebih komponen yang disatukan atau
dengan kata lain
“Kontekstualisasi” berbicara tentang penyatuan beberapa komponen.[12]
Sistematika Penulisan
Penulisan karya
tulis ini akan
disusun secara sistematis sebagai berikut:
Pada bab pertama akan dibahas
pendahuluan yang berkaitan
dengan latar belakang
masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, signifikansi penulisan,
metodologi penulisan, definisi istilah dan sistematika
penulisan.
Bab
kedua
berisi kajian teori dan hipotisis. Kajian teori
berisi tentang defenisi kontekstualisasi, kontekstualisasi dalam PB, kontektualisasi
dalam PB dan kontekstualisasi menurut para Ahli.
Bab
tiga
berisi Metodologi penelitian: tempat dan waktu penelitian, dokumentasi dan wawancara.
Bab
empat
menjelaskan mengenai Deskripsi hasil penelitian dan pembahasan.
Bab
lima merupakan Penutup: Kesimpulan, implikasi dan saran.
[1]
Will Metzger, Beritakan Kebenaran,
(Surabaya: Momentum, 2005), 15,17
[2] www.joshua project.net, 2004-2010. USA.
Joshua Project merupakan
sebuah lembaga
riset
Internasional yang meneliti tentang
suku-suku terabaikan yang ada
di seluruh
dunia.
[3]
Tri Wowosettya ningsih Menepak Langkah kehidupan Masyarakat Tengger (Surabaya: satubuku
2001), 24-25
[4] Pengamatan peneliti November 2020 ( Di Suku Tengger desa Sapikerep)
[5]
Ibid, 25-26
[6]
Ibid, 10
[7] Ibid, 35-36
[8]
Ibid, 18
[9] Yakob Tomatala Teologi Kontekstualisasi (suatu pengantar), (Malang Gandum Mas 2001) 12-14
[10]
Husaini Usman dan Purnomo
Setiady Akbar, Metodologi
penelitian sosia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996). 42.
[11]
Ibid. 21
[12]
Yakob Tomatala, Teologi Kontekstualisasi, (Malang: Gandum Mas 2001), 5.
0 komentar:
Posting Komentar