Januari 02, 2022
0

 


BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian awal ini, penulis akan menjelaskan pokok-pokok pembahasan secara berurutan tentang: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kepentingan Penelitian, Metode Penelitian, Defenisi Istilah dan Sistematika Penulisan  sebagai berikut:

 

Latar Belakang Masalah

            Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa yakni antara 12 tahun sampai dengan 21 tahun.[1]Masa remaja adalah masa yang mempesona dalam kehidupan.[2]Dalam membangun karakter remaja tentu membutuhkan keteladanan.  Di dalam perkembangan karakter merupakan kunci keberhasilan individu, dan membentuk karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup.  Remaja bisa tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula.

Pada masa remaja, remaja mulai terbuka matanya. Ia lebih mengenal diri dan lingkungannya. Remaja mulai berusaha berdikari dan mengubah segala sesuatu. Dalam hal ini orangtua harus bersikap sabar dan penuh pengertian pada remaja. Remaja perlu bimbingan dan penerangan yang jelas dan tegas.[3]

Oleh sebab itu orangtua merupakan guru pertama bagi remaja yang akan menjadi pendidik di dalam memberikan pendidikan rohani.[4]Karena Kedua orangtua merupakan guru-guru yang paling penting.  Orangtua diperintahkan Allah untuk mengajar remaja. Yang mana guru-guru disekolah hanya mengajar sedikit, guru-guru remaja pun hanya mengajar sedikit.  Akan tetapi, orangtua mengajar setiap hari di dalam rumah tangga di dalam memberikan pendidikan rohani.[5]

Mengasuh serta membesarkan dan mendidik remaja merupakan satu tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan dan tantangan.Telah banyak usaha yang dilakukan orangtua maupun pendidik untuk mencari dan membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan dan dengan perkembangan remaja.[6]  Namun tugas orangtua di dalam mendidik remaja memang merupakan suatu tantangan kompleks tersendiri.  Tetapi bagaimanapun juga tugas mendidik remaja merupakan tugas mulia yang dipercayakan Tuhan kepada orangtua.[7]

Setiap orangtua tentunya menyadari bahwa begitu banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang anak ketika usianya mulai memasuki jenjang remaja.  Mungkin ia lebih sensitif, pemarah ataupun menjadi seseorang yang orangtua mungkin tidak mengenali lagi bahwa dulunya si anak adalah pendiam dan penurut.  Sikap-sikap atau tingkahlakunya yang ditampilkannya juga akan mengalami perubahan-perubahan,  dan sebagai akibatnya sikap orang lain terhadap dirinya juga berubah-ubah menyesuaikan yang tertampil di dalam dirinya.[8]

Akan tetapi dalam mendidik remaja, sering ditemukan gejala membantah atau menentang, baik pada anak, maupun remaja.  Mudah disimpulkan bahwaremaja tidak mau diatur Sebaliknya mereka mau mengatur kehidupan mereka sendiri, bebas dari orangtua dan pengawasan orang dewasa lainnya.[9]

Oleh karena itu, mengapa sekarang banyak orang mengeluh tentang mengapa para remaja itu, terlalu bebas dan terlalu mengumbar keinginan mereka. Serta menjadi kurangajar dan tidak hormat, ini karena pendidikan rohani dalam keluarga tidak dimulai dengan benar.[10] Karena kadang-kadang orangtua telah berusaha mengajar, tetapi orangtua tidak berhasil.[11]

Jadi gereja dan sekolah dapat membantu orangtua untuk mendidik remaja.  Namun hal yang paling penting adalah pendidikan di rumah, yakni pendidikan dari orangtua sendiri.[12]Artinya orangtua harus bisa memberikan pengaruh yang baik kepada remaja bagaimana orangtua mendidik melalui pendidikan rohani. Dikatakan di dalam Amsal 6:23 “Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan”.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan meneliti bagaimana pengaruh pola pendidikan  orangtua terhadap pertumbuhankarakter  remaja di  Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya:

            Beberapa kondisi yang terjadi melalui pengamatan penulis berdasarkan fakta yang ada dilapangan yaitu: dimana  remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya ada 25remaja banyaknya.  Tetapi setiap minggu yang hadir di ibadah kurang dari 25 remaja.Kadang ada yang hadir 15 orang remaja dan kadang juga ada yang hadir 10 orang remaja.   Sebagian  remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya ini, banyak yang malas beribadah, disebabkanpengaruh handphone, dan tidak ada pengawasan dari orangtua. Akibatnya remaja lebih senang main game, nongkrong-nongkrong di warung untuk internetan daripada pergi ibadah.

            Berdasarkan data hasil wawancara yang diperoleh penulis dari salah satu guru sekolah minggu/remajadi Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya, dengan mengajukan sebuah pertanyaan: mengapakah remaja sekarang semakin hari semakin berkurang jumlah yang datang beribadah?  bahkan kalau dilihat sekarang karakter remaja sudah mulai buruk, apakah karena orangtua kurang dalam mendidik remaja.?

            Wawancara pertama: mengatakan bahwa akibat remaja menyalahgunakan pemakaian teknologi yang canggih sekarang ini. Membuat remaja terpengaruh dengan handphone,  kumpul-kumpul bersama teman-teman sebayanya. Sehinggadalam hal ini, membuat remaja tidak ada lagi hati pergi beribadah. Pengawasan orangtua juga kepada remaja kurang maksimal dalam mendidik maupun pembentukan karater,  disebabkan orangtua  sibuk bekerja.Sehingga orangtua sulit mengontrol  remaja dalam penggunaan hendphone di rumah maupun di sekolah.  Menjadikan setiap remaja yang tidak dikontrol oleh orang tua nya menjadi bebas.[13]

            Data hasil wawancara kedua yang dilakukan oleh penulis terungkap bahwa remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar  Surabaya, diindikasikan malas beribadah.  Hal ini disebabkan karenapengaruh  handphone.  Para remaja GKI Asemjajar Surabaya senantiasa bermain game hingga larut malam, apalagi pada hari weekend.  Dengan demikian, mereka akan bangun kesiangan sehingga tidak niat beribadah.  Meskipun para remaja Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya pergi beribadah hal tersebut hanyalah suatu formalitas.  Hal ini dapat diperhatikan bila ibadah berlangsung yang mana remaja hanya datang, duduk, diam dan sibuk memainkan handphone masing-masing tanpa memperhatikan penyampaian Firman Tuhan dengan baik.

            Keteranganberikutnya terungkap bahwa  para remaja malu karena sudah besar dan lebih memilih nongkrong diwarung untuk main game, kumpul dengan teman-teman sebaya yang memiliki pergaulan yang bebas.Bahkan jika orangtua memberikan uang untuk keperluan sekolah, remaja menggunakannya untuk beli kuota, dan tidak digunakan untuk keperluan sekolahnya.[14]

             Melalui hasil pengamatan penulis sendiri, sebagai guru sekolah minggu dan sekaligus dipercayakan sebagai pembina para remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya selama tiga (3) tahunlebih pelayanan, berdasarkan fakta yang ada dilapangan.  Ada beberapa orangtua yang membiarkanremajanya, sehinggaterpengaruh dengan lingkungan. Selain itu juga terpengaruh dengan teman sebayanya.Karena terkadang orangtua hanya mengajari, menyuruh tetapi tidak melakukan.Dimana seorang remajajuga membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua.Disebabkan juga orangtua di hari minggu memberikan waktunya sibuk bekerja, dan lain sebagainya.  Orangtua hanya datang ketika ada acara-acara penting di Gereja, seperti hari natal, hari paskah, hari ulang tahun gereja dan acara-acara lainnya. Di indikasikan ada motivasi di dalam menerima hadiah di gereja, dan juga ada pembagian sembako, akan tetapi hari-hari lain orangtua jarang sekali datang beribadah.

Selain itu juga, remaja memiliki tempat tinggal yang jauh dari Gereja, sehingga malas pergi untuk beribadah.  Tetapi seharusnya remaja harus membagi-bagi waktu untuk bisa menjangkau tempat untuk beribadah. Dimana dengan remaja tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, maka akan membuat iman mereka semakin bertumbuh, dan akan terjauhkan dari karakter yang buruk.[15].

Jadi,orangtua yang tidak peduli terhadap kerohanian anaknya akan sangat berpengaruh bagi karakternya, remaja bisa saja mengabaikan hal-hal yang baik yang ditanamkan kepadanya.  Gereja juga dalam hal ini, berperan aktif di dalam mengajari firman Tuhan, melakukan pembinaan kepada seorang remaja untuk pertumbuhan karakternya agar menjadi lebih baik.[16]

Dari indikasi-indikasi yang terjadi melalui data hasil wawancara diatas dan pengamatan penulis sendiri,  maka penulis berkeinginan untuk menulis skripsi tentang “Pengaruh Pola Pendidikan  Orangtua TerhadapPertumbuhan Karakter Remaja di Gereja Kristus Injili AsemjajarSurabaya.

 

Identifikasi Masalah

1.        Sekarang banyak orang mengeluh tentang mengapa para remaja itu, terlalu bebas dan terlalu mengumbar keinginan mereka. Serta menjadi kurangajar dan tidak hormat,dan juga malasberibadah. bagaimana pengaruh pola pendidikan orangtuaterhadap pertumbuhan karakter remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya?

2.        Pendidikan kerohanian anak yang utama adalah dirumah, dan orangtua sebagai pendidik pada saat mereka dirumah.Diindikasikan ada orangtua yang kurang peduli, kurang perhatian, sehingga banyak remaja terlibat dalam  pergaulan bebas, seperti terlibat main game hinggalarutmalam tanpa sepengetahuan orangtua. Dalam hal ini dimunculkan pertanyaan, bagaimanaperan orangtua menerapkan pola pendidikan rohani pada remajanya pada saat dirumah?

3.        Dilapangan penulis menemukan remaja memiliki tempat tinggal yang  berjauhan dengan Gereja, sehingga mereka malas pergi untuk beribadah. Maka dari itu dimunculkan pertanyaan, bagaimanakah keaktifan kehadiran remaja dalam mengikuti ibadah di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya?

4.        Dilapangan penulis menemukan orangtua remaja tidak mau tahu dengan anaknya, membiarkan anaknya untuk hidup semau-maunya.Diindikasikan  karena orangtua sibuk bekerja. Bagaimanakah orangtua dapat mendidik anaknya agar terhindar  dari karakter yang buruk yang tidak diinginkan dalam keluarga?

5.        Dilapangan penulis menemukan remaja lebih tertarik nongkrong-nongkrong di warung daripada pergi beribadah.  Diindikasikan remaja kecanduan main Handphone.  Bagaimanakah cara orangtua  membatasi remaja bermain Handphone?

 

Pembatasan Masalah

            Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi beberapa poin yang dianggap penting dalam penelitian skripsi ini, yaitu nomor 1 dan nomor dan 2:

1.        Bagaimana pengaruh pola pendidikan orangtua  terhadappertumbuhan karakter remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya?

2.        Pendidikan kerohanian remaja yang utama adalah dirumah, dan orangtua sebagai pendidik pada saat mereka dirumah.  Diindikasikan  ada orangtua yang kurang peduli, kurang perhatian, sehingga  banyak remaja terlibat dalam  pergaulan bebas, seperti terlibat main game hinggalarutmalam tanpa sepengetahuan orangtua. Dalam hal ini dimunculkan pertanyaan, bagaimana peran orangtua menerapkan pola pendidikan  pada anak remajanya pada saat dirumah?

 

Rumusan Masalah

            Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka berikut peneliti menetapkan beberapa rumusan masalah:

1.       Bagaimana  pengaruh polapendidikan  orangtua terhadap pertumbuhan karakter remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya?

2.      Bagaimanaperan orangtua menerapkan pendidikan  pada remajanya pada saat dirumah?

 

Tujuan Penulisan

            Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas makan, penelitian memiliki tujuan sebagai berikut:

1.        Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh pola pendidikan  orangtua  terhadappertumbuhan karakter remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya?

3.      Untuk menjelaskan bagaimana  peran orangtua menerapkan pola pendidikan  pada  remajanya pada saat dirumah?

 

 

 

 

 

Kepentingan Penelitian

            Melalui penulisan hasil penelitian skripsi ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

Manfaat Teoritis

            Manfaat secara teoritis dalam penulisan skripsi ini, berguna untuk mempertajam dan memperluas pengetahuan orangtua dan juga untuk memberi pemahaman bahwa dengan menerapkan pendidikan rohani bagi  remaja akan meningkatkan pertumbuhankarakternyamenjadi lebih baik.

 

Manfaat Praktis

1.        Bagi Sekolah Tinggi Teologi Injili Efrata Sidoarjo

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi para pembaca dan menjadi referensi dalam mengembangan pendidikan, secara khusus dalam pendidikan  dan pertumbuhan karakter remaja.

2.        Bagi  remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi bagi remaja, agar selalu rajin di dalam beribadah dan terjauhkan dari karakter-karakter yang tidak diinginkan.

3.        Bagi Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, informasi, pemahaman bagi jemaat atau orangtua di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya. Supaya dapat membenahi diri di dalam memberikan pendidikan rohani yang baik bagi anaknya dan bukan hanya secara teori tetapi dilakukan supaya seorang anak dapat memiliki perkembangan karakter yang baik.

 

 

Metodologi Penelitian

            Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode penulisan dan pengumpulan data: metodologi penelitin ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.  Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian merupakan epistemologi penelitian artinya menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian.[17]

 

Metode Penulisan

            Dalam penelitian yang akan dilakukan penulis menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu cara berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri, di dalam mengumpulkan data.[18]

            Jadi dilakukannya metode kualitatif ini karena kurangnya teori-teori yang berkaitan dengan judul yang diatas.

 

 

 

 

Metode Pengumpulan Data

            Untuk  memperlengkapi data dalam peneletian yang akan dilaksanakan maka penulis melakukan observasi dan wawancara di dalam mengumpulkan data. Penulis akan mewawancarai orangtua untuk mendapatkan data mengenai bagaimana pengaruh pola pendidikan orangtua terhadappertumbuhan karakter  remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar Surabaya. Maka Penulis mulai melakukan observasi.

            Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti, observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti.[19]

           Menurut Husaini wawancara adalah “tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.”Dimana pewawancara disebut interviuwer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee.  Wawancara ini berhubungan dengan penulis dan klien yang akan diwawancarai tujuannya dalam mengumpulkan data.[20]

 

 

 

 

 

 

Definisi Istilah

            Sebelum jauh melihat pembahasan berikutnya, perlu melihat devinisi istilah untuk mengarahkan tujuan penjelasan dalam penulisan skripsi ini, sebagai berikut:

1.        Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 2 tahun 1989 dirumuskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, bagi peranannya dimasa yang akan datang. Proses pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Orangtua, guru dan para pimpinan dan orang dewasa lainnya dalam masyarakat, merupakan para pendidik, karena mereka minimal memberi contoh atau teladan kepada anak-anak dan remaja.[21]

2.        Karakter atau dalam bahasa inggrisnya dan juga dalam bahasa jerman dituliskan Character yang sama-sama berarti ciri atau benda khusus dari setiap manusia yang menunjukkan adanya suatu kekuatan atau kelemahan pada diri seseorang.  Melalui karakter seseorang, dapat dinilai apakah ia adalah orang yang di percaya karena selalu konsisten dengan pendapat-pendapatnya, atau apakah ia seseorang yang sulit dipercaya karena pendiriannya yang labil dan sangat mudah berubah sesuai dengan kondisi ditempat dia berada.Karakter muncul dari suatu proses pembelajaran yang berawal dari pola asuh dalam keluarga, dan kelak dilengkapi oleh sistem pendidikan tepat guna yang diatur pihak negara.Pendidika tepat guna ini artinya pembelajaran yang diberikan harus memperhatikan kesesuaian dengan perkembangan otak anak menurut usia yang telah dicapainya.[22]

 

Sistematika Penulisan

            Dalam penulisan Skripsi ini penulis membagi pokok-pokok pembahasan kedalam lima bab. Adapun pembagian dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

            Bab pertama berisi pembahasan tentang pendahuluan yang berisi tentang: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kepentingan penelitian, metode penelitian, defenisi istilah, sistematika penulisan. 

            Bab kedua, menguraikan kajian teori yang berisi penjelasan tentang beberapa teori mengenai pengaruh pola pendidikan orangtua terhadap pertumbuhan karakter remaja.

            Bab ketiga, menguraikan tentang metode penelitian yang terdiri dari tujuan dilaksanakannya penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data

            Bab keempat, menguraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh polapendidikan  orangtua terhadap pertumbuhan karakter anak remaja.

            Bab kelima, penutup yang berisi kesimpulan, saran dan implikasi yang dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis khusunya

 

 

 

 



                [1]Singgih D. Gunarsa&  Y. Singgih. D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (  Jakarta: BPK Gunung Mulia 2008).  203

                [2]James C. Dobson, Menjadi Orangtua Bukan Untuk Orang-orang Pengecut,  ( Jakarta 1996 ). 169

                [3]S. J, Sutjioni, Saling Membahagiakan, ( Yoyagkarta : jl. Jend. Sudirman 1987). 31

                [4]Hartono Singkaparan, Mencetak Superman Masa Depan, (Jakarta: Visimedia, 2012). 48

                [5]Ibid. 200

                [6]Singgih D. Gunarsa dan. Ny. Y Singgih. D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000).3

                [7]Yacinta Senduk, Mengasah Kecerdasan Orangtua Untuk Mendidik Anak, ( Jakarta: PT Elex Media Koputindo,  2007). 2

                [8]Singgih D. Gunarsa dan Yuliani Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000). 236-237

            [9]Ibid 131-134

                [10]Fery Yang, Ph.D, Pendidikan Kristen, ( Surabaya: Momentum, 2018). 140

                [11]Joyce coon, Isaac & Margaret Simbiri, Rencana Allah Bagi Rumah Tangga Kristen,  (Bandung:Kalam Hidup, 1978). 200.

                [12]Ibid. 27.

                [13]Wawancara Ana Mantovani. Guru remaja di Gereja Kristus Injili Asemjajar. Melalui telepon tanggal 24 Oktober 2019. Pukul 13:52 Wib

                [14]WawancaraYuni.Remaja Gereja Kristus Injili Asemjajar.  Melalui tatap muka tanggal 26 Oktober 2019. Pukul 18:00 Wib

                [15]Pengamatan Penulis selama pelayanan beberapa tahun di Gerea Kristus Injili AsamjajarSurabaya. Tanggal 24 Agustus 2019.

                [16]Pengamatan Penulis selama pelayanan beberapa tahun di Gerea Kristus Injili AsamjajarSurabaya. Tanggal 24 Agustus 2019

     [17]Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,  Metodologi Penelitian Sosial,  ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996). 42

   [18]Ibid. 81

   [19]Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,  Metodologi Penelitian Sosial,  ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996). 54

   [20]Ibid, 57-58

                [21]Nana SyaodihSukmadinata, LandasanPsikologi Proses Pendidikan, ( Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007). 8-11

   [22]Ratih Zimmer Gandasetiawan, Mendesain Karakter Anak Melalui Sensomotorik, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2011) cetakan 1. 15-16

0 komentar: