BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini penelitian akan
membahas secara sistematis
tentang: latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, kepentingan penelitian
meliputi manfaat teoritis,
manfaat praktis, metodologi,
definisi istilah, dan
sistematika penulisan.
Latar
Belakang
Pendidikan Agama
Kristen adalah pendidikan
yang dilakukan dengan
sadar atau sengaja
kepada anak agar
supaya di dalamnya
mereka bertumbuh dan
berkembang mencapai kedewasaan
secara susila dan
nilai-nilai ke Kristenan
atas dasar iman Kristen.[1] Pada
hakekatnya orang tua
mempunyai harapan agar
anak-anak mereka bertumbuh
dan berkembang menjadi
anak yang baik.
Oleh karena itu,
orang tua harus menyadari peranan
mereka yang besar terhadap pengaruh
perkembangan jasmani anak maupun dalam
kerohanian.[2]
Keluarga Kristen adalah
pemberian Tuhan yang
tak ternilai harganya,
sebab keluargalah yang
memegang peranan penting
dalam pengajaran PAK
kepada anak-anak dan
anggota keluarga lainnya.
Karena keluarga mempunyai
tempat yang mutlak
dalam sejarah suci.
Dimana dalam Alkitab
kita melihat dan
menyaksikan pentingnya keluarga
yang dipakai oleh
Tuhan sebagai saluran
dan jalan keselamatan
yang dirancangkan Tuhan
bagi umat manusia.[3]
Apabila keluarga itu
disucikan dan dikuasai
oleh Yesus Kristus
sendiri, niscaya keluarga
itu menjadi taat
dan kuat dalam
tangan Tuhan untuk
memperkembangkan dan mematangkan
pribadi-pribadi Kristen yang
luhur. Dengan demikian
keluarga Kristen merupakan
suatu persekutuan anak-anak
dengan ayah-ibunya, yang
sanggup menciptakan suasana
Kristen sejati di
dalam lingkungan keluarga
sendiri.[4]
Di dalam Kitab Ulangan 6:1-9, 20-25
dan 11:18-20 mengisyaratkan bahwa
pendidikan harus terjadi
di dalam keluarga.
Ada perintah Tuhan
agar orang tua
mendengar Firman-Nya, mengesankan
Dia di dalam
kehidupan, mengasihi Dia
dengan segenap hati,
jiwa pikiran dan
kekuatan. Lalu, orang tua haruslah
mengajarkan takut akan
Tuhan itu kepada
anak-anaknya, dirumah maupun
di luarnya; secara
formal maupun informal.
Sebab orang tua
terpanggil untuk mendidik
anaknya bukan saja
dalam segi pengetahuan
dan keterampilan hidup,
tetapi juga dalam
perkara iman kepada
Allah. [5]
Pengajaran pendidikan agama dalam keluarga merupakan dasar bagi
seluruh pendidikan lainnya. Untuk
itu setiap keluarga harus mengajarkan
dasar pendidikan yang
benar kepada anak-anak
mereka dengan menceritakan Firman Tuhan, menjelaskan arti
Firman Tuhan dan
mempunyai waktu berpuasa dan berdoa
bersama-sama untuk mengajarkan
pentingnya pendidikan agama, dengan
begitu setiap anak
akan terbiasa hidup seperti Kristus.[6]
Setiap
orang tua mempunyai
tanggung jawab terhadap
pertumbuhan anak-anaknya, baik
secara jasmani dan
rohani. Alkitab sejak
masa Perjanjian Lama
telah menjelaskan tentang
tanggung jawab orang
tua untuk mendidik
kerohanian anak-anak yang
ada dalam Kitab Ulangan 6:7,
Amsal 26:6, Efesus
6:4, karena orang
tua sebagai orang
pertama yang ditemui
oleh anak-anak memiliki
tanggung jawab terhadap
pendidikan rohani anak-anaknya.[7]
Bagaimana pun juga, sudah merupakan rencana Allah bahwa orang tua bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan nilai-nilai rohani yang sejati kepada anak-anak. Allah telah menetapkan sejak dari mulanya bahwa orang tua harus mengajarkan nilai-nilai rohani kepada anak-anaknya, agar dewasa secara rohani, apalagi di masa usia dini tidak ada tempat yang lebih baik dan penting untuk menumbuhkan iman, dan menaburkan nilai-nilai Kristiani selain di dalam keluarga.[8] Pendidikan iman diusia dini sangat penting menentukan keberadaan dan kehidupan anak-anak dimasa depan, baik yang menyangkut kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan beriman maupun panggilan hidupnya.[9]
Konsili vatikan II telah
menegaskannya:
Orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka
yang pertama dan utama. Sebab merupakan kewajiban orangtua; menciptakan lingkup
keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap
sesama sedemikian rupa, sehingga
menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka.
Karena
sesungguhnya, pendidikan dimulai
dari keluarga dimana anak
harus dididik dan didorong untuk
menerapkan semua nilai
luhur sebagaimana diajarkan
Firman Tuhan, dan
dijauhkan dari segala
hal yang dilarang.
Hal yang penting
adalah agar orang tua memiliki
kerohanian yang berkualitas
dan terampil mendidik
anak dalam Tuhan,
dibutuhkan anugerah Allah,
kemauan, dan displin
diri untuk terus
meningkatkan pertumbuhan kerohanian.
Selain itu juga
diperlukan hasrat dan
motivasi yang tinggi
untuk memperlengkapi diri
guna meningkatkan kemampuan
yang berkaitan dengan
pendidikan anak.[10]
Tugas dan peran
orang tua dalam
keluarga adalah memberikan
pendampingan dan bimbingan
rohani bagi anak-anak
mereka dalam perjumpaan
dengan Tuhan Yesus
secara pribadi. Dengan
demikian, setiap anak
yang terlibat dalam
proses pembelajaran PAK
di dalam keluarga
memiliki keterpanggilan untuk
mewujudkan tanda-tanda Kerajaan
Allah dalam kehidupan
pribadi mereka.[11] Tujuan
Pendidikan Agama Kristen
dalam keluarga bagi
anak-anak adalah agar
anak dapat menerima
kepercayaan dan nilai-nilai
yang dianut oleh
orang tuanya, misalnya
belajar berdoa, bertumbuh
secara wajar dalam
iman Kristen. Setiap
keluarga Kristen harus
mendidik anak-anak sesuai
dengan prinsip-prinsip ajaran
Alkitab.[12]
Berdasarkan hasil penelitian
penulis berkaitan dengan
pengajaran PAK di
dalam keluarga terhadap
pertumbuhan kerohanian anak
di sekolah TK
Dwi Karya Pepelegi
Sidoarjo, maka peneliti
menemukan bahwa pertumbuhan
kerohani anak sangat
kurang dalam pengenalan
akan Tuhan Yesus dan
juga
pengetahuan mereka akan kebenaran
Firman Allah. Di
indikasikan karena orang
tua tidak berperan aktif dalam memberikan
pengajaran PAK kepada
anak-anak dalam keluarga.[13]
Ada beberapa hasil
wawancara yang penulis
dapatkan dari orang
tua murid dan
juga kepada satu guru agama
di sekolah TK
Dwi Karya. Dimana
wali murid di TK Dwi Karya Pepelegi
Sidoarjo
mengatakan dengan jujur bahwa mereka
kurang dalam mengajarkan
pembelajaran PAK kepada
anak-anak, dan juga
tidak ada waktu
kepada anak-anak untuk
bercerita Firman Allah
dan mengadakan persekutuan atau
saat teduh bersama-sama
dalam menaikkan doa
dan pujian kepada
Tuhan. [14]
Hasil wawancara kedua
yang penulis
dapatkan dari orang
tua mengatakan juga
hal yang sama
bahwa di dalam
keluarga tidak ada bersekutu bersama
dalam keluarga dengan
alasan seorang ibu
memberikan pernyataan bahwa
ayah dari anak-anak
tersebut atau suaminya sulit untuk diajak
mengambil waktu untuk
berdoa dengan anggota
keluarganya karena berlatar
belakang orang yang
belum percaya dengan
Tuhan Yesus, sehingga
waktu untuk bersekutu
dengan Tuhan itu
tidak.[15] Hasil
wawancara ketiga penulis
dengan guru agama di TK Dwi Karya
Pepelegi Sidoarjo memberikan
juga pernyataan bahwa
anak-anak sangat kurang
pengenalan mereka akan
Tuhan Yesus dan
juga akan kebenaran
Firman Allah di
sebabkan karena tidak
adanya pengajaran yang
tetap dari orang
tua di dalam
keluarganya.[16]
Di sekolah TK
Dwi Karya ini,
seringkali anak-anak tidak
tahu dan mengerti
akan kebenaran Firman
Allah ketika disampaikan.
Hal ini terjadi
karena orang tua
tidak ikut berperan
aktif sama sekali
dalam menceritakan dan
menyampaikan akan kebenaran
Firman Tuhan yang
terus menerus bagi anak-anak dan kurangnya
orang
tua memberikan waktu
untuk bersekutu bersama-sama
dengan anak-anak kepada
Tuhan dalam keluarga.[17] Agar
terlaksananya pengajaran PAK
di dalam keluarga
terhadap pertumbuhan kerohanian
anak, orang tua yang terdiri
dari ayah dan
ibu harus mengajak
anak untuk ke
gereja setiap minggu,
mengajak anak untuk
menutup mata dan
melipat tangan waktu
berdoa, membaca Alkitab
dan mengadakan saat
teduh bersama dan lain sebagainya.
Pikiran dan hati
nurani yang di kendalikan Firman
Tuhan menjadi sumber
bagi sikap dan
perilaku yang benar.[18]
Dalam pembahasan ini
penulis hanya fokus
membahas pembelajaran PAK
di dalam keluarga
terhadap pertumbuhan kerohanian
anak. Berdasarkan alasan
tersebut di atas,
peneliti mengambil judul
skripsi Dampak Pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen Di
Dalam Keluarga Terhadap
Pertumbuhan Kerohanian Anak
Usia 4-6 Tahun
Di Tk Dwi
Karya Pepelegi Sidoarjo
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
penulis
dapat mengidentifikasikan beberapa
masalah yang dianggap
sangat penting untuk dibahas
dalam penulisan skripsinya
1.
Peran orang
tua dalam keluarga
adalah memberikan pendampingan
dan bimbingan rohani
bagi anak-anak melalui
proses pembelajaran PAK
di dalam keluarga.
Apakah yang dimaksud PAK
dalam keluarga?
2.
Pembelajaran PAK
dalam keluarga begitu
penting bagi anak-anak.
Sejauh mana pertumbuhan
kerohanian anak dalam
pembelajaran PAK di
dalam keluarga?
3.
Pengajaran
PAK dalam keluarga
tidak hanya menjadi
alat atau sarana
yang sangat efektif
bagi iman Kristen,
tetapi juga mempunyai
kontribusi yang cukup
besar bagi pertumbuhan
dan perkembangan iman
anak-anak di masa
yang akan datang.
Bagaimana korelasi pengajaran
PAK dalam keluarga
terhadap pertumbuhan kerohanian
anak di sekolah
Tk Dwi Karya?
4.
Pengenalan
yang begitu mendasar
ini, akan mempengaruhi
cara orang tua
mendidik anak-anak dalam
keluarga. Bagaimanakah tindakan
utama dalam mengarahkan
pendidikan agama ke
Kristenan kepada anak-anak
dalam memiliki iman
yang benar dengan
Tuhan Yesus?
5.
Bagaimana dampak pembelajaran
PAK dari orang tua di
dalam keluarga terhadap
pertumbuhan kerohanian anak
pada umur 4-6 tahun?
Pembatasan
Masalah
Pembatasan masalah penulisan skripsi yang berjudul
Dampak
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Di
Dalam Keluarga Terhadap
Pertumbuhan Kerohanian Anak
Usia 4-6 Tahun
Di Tk Dwi
Karya
Pepelegi Sidoarjo
yaitu 1, 2
dan 3.
1.
Peran orang
tua dalam keluarga
adalah memberikan pendampingan
dan bimbingan rohani
bagi anak-anak melalui
proses pembelajaran PAK di
dalam
keluarga. Apa PAK begitu penting
dalam keluarga?
2.
Pembelajaran PAK
dalam keluarga begitu
penting bagi anak-anak.
Bagaimana peran orang
tua dalam mengajarkan
PAK di dalam
keluarga kepada anak?
3.
Pengajaran PAK
dalam keluarga tidak
hanya menjadi alat
atau sarana yang
sangat efektif bagi
iman Kristen, tetapi
juga mempunyai kontribusi
yang cukup besar
bagi pertumbuhan dan
perkembangan iman anak-anak
di masa yang
akan datang. Sejauh
mana dampak pembelajaran PAK
dalam keluarga terhadap
pertumbuhan kerohanian anak
di sekolah Tk
Dwi Karya?
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan
masalah tersebut diatas , maka penulis menetapkan rumusan masalah yang dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.
Peran orang
tua dalam keluarga
adalah memberikan pendampingan
dan bimbingan rohani
bagi anak-anak melalui
proses pembelajaran PAK di dalam
keluarga. Apa pentingnya
PAK dalam keluarga?
2.
Pembelajaran PAK
dalam keluarga begitu
penting bagi anak-anak.
Sejauh mana pertumbuhan
kerohanian anak dalam
pembelajaran PAK di
dalam keluarga?
3.
Pengajaran PAK
dalam keluarga tidak
hanya menjadi alat atau
sarana yang sangat
efektif bagi iman
Kristen, tetapi juga
mempunyai kontribusi yang
cukup besar bagi
pertumbuhan dan perkembangan
iman anak-anak dimasa
yang akan datang.
Bagaimana pertumbuhan pengajaran
PAK dalam keluarga
terhadap pertumbuhan kerohanian
anak di sekolah
Tk Dwi Karya?
Tujuan
Penulisan
Dengan mengacu kepada judul
penelitian dan merujuk kepada masalah penelitian di atas, maka adapun tujuan:
1.
Untuk menjelaskan
kepada orang tua dampak pembelajaran
pendidikan agama Kristen
di dalam keluarga
bagi anak.
2.
Untuk menjelaskan bahwa
begitu pentingnya kerohanian
dan pengenalan anak-anak
kepada Tuhan Yesus
dalam hidup mereka.
3.
Untuk menjelaskan
bahwa orang tua
yang terdiri dari
ayah ibu yang
lebih utama berperan
membawa anak-anak mereka
memiliki hubungan yang
benar dengan Allah.
Kepentingan
Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis
mengajukan dua manfaat
dalam penelitian digolongkan dalam dua
bagian, yaitu: manfaat
teoritis dan manfaat
praktis.
Manfaat
Teoritis
1.
Kepentingan
teoritis dari penelitian ini adalah untuk
memberikan kontribusi tentang
mengajar peserta didik untuk memiliki pemahaman dan pengetahuan yang luas
baik dan benar
2.
Memberi
sumbangsih sebagai bahan acuan untuk
membentuk kualitas hidup anak
diusia
TK
Manfaat
Praktis
1.
Diharapkan pada
wali peserta didik di Tk Dwi Karya Pepelegi
Sidoarjo
dapat memberikan pembelajaran
pendidikan Agama Kristen
di rumah kepada
anak.
2.
Untuk Sekolah
Tinggi Teologi Injili
Efrata, dapat membantu
untuk memberikan tambahan
informasi dan referensi
dalam penelitian pendidikan secara
umum dan Pendidikan
Agama Kristen secara
khusus yang berkaitan
dengan perkembangan kerohanian
anak.
3.
Bagi
guru-guru di
sekolah Tk Dwi
Karya Pepelegi Sidoarjo
dapat memberikan motivasi
kepada orang tua
peserta didik dalam
memberikan pembelajaran pendidikan
agama Kristen yang baik
kepada anak-anak di
rumah. s.
Metodologi Penelitian
Dalam penulisan skripsi
ini penulis menggunakan
metode penulisan dan
pengumpulan data: Metodologi
penelitian ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan yang terdapat
dalam peneltian. Ditinjau
dari sudut filsafat,
metodologi penelitian merupakan
epistemology penelitian. Yaitu
menyangkut bagaimana kita
mengadakan penelitian [19]
Metode Penulisan
Dalam penulisan
skripsi ini penulis
menggunakan metode analisa
deskriptif yang merupakan
penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpresikan sesuatu
masalah untuk mengetahui
latar belakang persoalannya.
Untuk mencari data
yang valid di
lapangan, penulis melakukan
penelitian dan pengamatan
langsung, sebagai sumber-sumber
untuk mengumpulkan data,
fakta dan informasi
yang akurat dan
nantinya akan disusun
secara sistematis. Dan
akan disajikan dalam
bentuk karya ilmiah, rekaman
hasil wawancara, foto
atau kombinasinya. Dengan
cara ini penulis
akan menulis sebuah
karya ilmiah secara
efesien, efektif dan
akurat.[20]
Metode Pengumpulan
Data
Untuk memperlengkapi data
dalam penelitian yang
akan dilaksanakan maka
penulis melakukan observasi
dan wawancara di
dalam mengumpulkan data.
Penulis akan mewawancarai
orang tua untuk
mendapatkan data mengenai
bagaimana dampak pembelajaran
pendidikan agama Kristen
di dalam keluarga
terhadap perkembangan kerohanian
anak di sekolah
TK Dwi Karya
Pepelegi Sidoarjo. Observasi
ialah pengamatan dan
pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang
diteliti. Observasi menjadi
salah satu teknik
pengumpulan data. Dalam
menggunakan teknik observasi
yang terpenting ialah
mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti.[21]
Menurut Husaini wawancara
adalah “tanya jawab
lisan antara dua
orang atau lebih
secara langsung”. Dimana
pewawancara disebut interviewer,
sedangkan orang yang
diwawancarai disebut interviewed.
Wawancara ini berhubungan
dengan penulis dan
klien yang akan
diwawancarai tujuannya dalam
mengumpulkan data [22]
.
Definisi
Istilah
Pada bagian ini
penulis akan mendifenisikan beberapa
kata penting yang
ada pada judul skripsi
ini. Tujuannya adalah
untuk mengajukan presepsi
tentang judul skripsi.
Menurut Hardi Sudiyana
dalam bukunya “Dasar-Dasar
Pendidikan Agama Kristen”,
berpendapat bahwa Pembelajaran
Pendidikan agama Kristen
adalah memberi pengajaran
dan kehidupan pada
nilai-nilai ke-Kristenan, nilai-nilai
moral yang berdasar
pada Firman Allah.[23] Menurut
E. G Homrighausen
dan I H
Enklaar dalam bukunya,
“Pendidikan Agama Kristen”
berpendapat Keluarga Kristen
merupakan suatu persekutuan
antara anak-anak dengan
ayah-ibunya, yang sanggup
menciptakan suasana Kristen
sejati di dalam
lingkungan mereka sendiri.[24]
Menurut Yakub Susabda
dalam bukunya Pembinaan
Keluarga Kristen” menerangkan
bahwa yang dimaksud
dengan perkembangan kerohanian
anak adalah membawa
anak-anak mengenal Kristus
dan menolong mereka
memiliki hubungan dengan-Nya
agar mereka bertumbuh
dewasa secara rohani.[25]
Dari beberapa pengertian
yang diatas maka yang dimaksud
pendidikan keluarga Kristen
adalah pendidikan yang
berisi ajaran tentang
iman Kristen. Sedangkan
yang dimaksud dengan
perkembangan kerohanian anak
adalah membawa mereka
lebih dalam mengenal
Allah.
Anak Paud yang
berumur 4-6 tahun
akan memiliki hubungan
yang baik dengan
Tuhan Yesus secara
benar.
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi
ini penulisan membagi
pokok-pokok pembahasan kedalam
lima bab. Adapun
pembagian dari masing-masing
bab adalah sebagai
berikut:
Bab pertama, menguraikan
tentang Pendahuluan, meliputi:
Latar Belakang, Identifikasi
Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kepentingan Penelitian,
Meteodologi Penelitian, Sistematika
Penulisan.
Bab kedua menguraikan
kajian teori yang berisikan pengertian
unsur-unsur, dan manfaat
pengajaran PAK di
dalam keluarga.
Bab ketiga menguraikan
tentang metode penelitian,
yang terdiri dari
tujuan yang dilaksanakannya penelitian,
waktu dan lokasi
penelitian, metode penelitian,
teknik pengumpulan data
dan teknik analisis
data.
Bab keempat, menguraikan
tentang hasil penelitian
dan analisa data.
Bab kelima, memuat
kesimpulan, saran dan
implikasi yang dapat
bermanfaat baik bagi
pembaca maupun bagi
penulis pada khususnya.
[1] Hardi Budiyana, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen,
(Solo: Berita Hidup Seminary, 2011), 4
[2] Singgih D. Gunarsa dan Yulia
Singgih D. Gunarsa, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja,
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2017), 7 1
[3] E. G. Homrighausen dan I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2012), 128- 129
[4] Ibid
[5] B. Samuel
Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen,
(Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994), 29
[6] Lewis dan Paul, Cara Mengarahkan Anak, (Bandung: Gandum
Mas, tth), 75
[7] Yakub Susabda, Pembinaan Keluarga Kristen, (Penerbit:
Mitra Pustaka, Bandung:2004), 147
[8] Yakub
Susabda, Pembinaan Keluarga Kristen,
(Penerbit: Mitra Pustaka, Bandung:2004),, 149
[9] L Prasetya, Pr, Dasar-Dasar
Pendampingan Iman Anak, (Yogyakarta:Kanisius, 2008), 17-18
[10] Harianto GP, Pendidikan Agama Kristen Dalam Alkitab Dan
Dunia Pendidikan Masa Kini, (Penerbit: ANDI, Yogyakarta, 2012), 70
[11] Yakub
Susabda, Pembinaan Keluarga Kristen,
(Bandung: Mitra Pustaka, 2004), 156
[12] Ibid, Yakub Susabda, Pembinaan Keluarga Kristen
[13] Pengamatan
Penulis November 2019 (di Sekolah Tk DWi Karya Pepelegi Sidaorjo)
[14] Wawancara
dengan Ibu Lidia, pukul 10.30 WIB, 6 Desember 2019, (Wawancara di sekolah TK
Dwi Karya Pepelegi Sidoarjo; tatap muka langsung)
[15]
Wawancara kepada Ibu Pinkan, pukul 10.30 Wib,13 Desember 2019, (Wawancara di
sekolah Tk Dwi Karya Pepelegi Sidaorjo; tatap muka langsung)
[16] Wawancara
kepada Ibu Susan, pukul 10.30 Wib,3 Januari 2020, (Wawancara di sekolah Tk Dwi
Karya Pepelegi Sidoarjo; tatap muka langsung)
[17] Pengamantan
Penulis 10 Januari 2020 (di Sekolah Tk Dwi Karya Pepelegi Sidoarjo)
[18] Tumpal Hutahaean, Keluarga Yang Berbuah Bagi Kristus Di Tengah
Tantangan Zaman Pascamilenial, (Surabaya: Momentum, 2019), 19
[19] Husaini Usman
dan Purnomo Setiady
Akbar, Metodologi Penelitian Sosia,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1996). 42.
[20] Ibid,S
21
[21] Ibid,
Husaini Usman dan
Purnomo Setiady Akbar,
Metodologi Penelitian Sosial, 54
[22] Ibid,
57-58
[23] Hardi
Budiyana, Dasar-Dasar Pendidikan Agama
Kristen, (Solo: Berita Hidup Seminary, 2011), 5
[24]
E. G Homrighausen dan I H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 129
[25] Yakub
Susabda, Pembinaan Keluarga Kristen,
(Penerbit: Mitra Pustaka, Bandung), hlm 149.
0 komentar:
Posting Komentar