BAB I
Pada bab ini akan menjelaskan secara
sistematis: latar belakang masalah, indentifikasi masalah, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, kepentingan penelitian meliputi manfaat
teoritis, manfaat praktis, metodologi, definisi istilah, dan sistematika
penulisan.
Latar Belakang Masalah
Salah
satu lembaga Kristen yang dikenal dengan nama Yayasan Cinta Orang Miskin (COM)
berada di Surabaya sejak tahun 2002 yang dipimpin oleh pdt. Gunawan Setia Dharma. Melalui penginjilan
yang dilakukan oleh Yayasan COM banyak orang-orang yang bertobat dan ingin
dibaptis, dengan banyaknya orang yang percaya maka pada tanggal 23 Juli 2004
Yayasan COM membentuk Gereja Bethel Indonesia (GBI) untuk
melaksanakan ibadah, bagi orang-orang yang telah di jangkau oleh Yayasan COM.[1]
Visi dari Yayasan COM yaitu untuk
memberi makan orang miskin. Misi Yayasan
COM diantaranya yaitu, pertama pelayanan sosial, kedua pembinaan
iman, dan ketiga pelayanan kemanusiaan. Melalui visi misi ini, pengurus Yayasan COM sangat semangat
melayani orang-orang miskin, baik di kalangan latar belakang non kristen maupun Kristen. Sehingga banyak
jemaat Yayasan COM berlatar belakang non kristen.[2]
Dengan melihat sebagian besar latar
belakang jemaat Yayasan COM yaitu beragama non kristen, maka bulan Agustus di tahun 2019, Yayasan
COM telah membuka ibadah khusus bagi pemuda-pemudi Yayasan
COM yang diawali oleh enam
pemuda-pemudi.[3] Dengan melihat kondisi kurangnya pengetahuan
mengenai ajaran kekristenan bagi pemuda-pemudi Yayasan
COM, dikarenakan banyak diantara mereka berlatar belakang non kristen, sehingga tidak mendapatkan pengajaran Doktrin Kristen sejak kecil. Maka Yayasan
COM melaksanakan pemuridan bagi pemuda-pemudi dengan metode Kelompok Tumbuh
Bersama (KTB), (Perkantas), dengan
tujuan pemuda-pemudi Yayasan COM dapat bertumbuh bersama dalam
pengajaran Kristen dan bertumbuh bersama akan pengenalan Yesus Kristus,
sehingga pemuda-pemudi Yayasan COM bisa menjadi seorang murid Kristus.
Seorang murid adalah seorang siswa,
seorang pelajar atau pengikut. Pemuridan
adalah suatu proses sengaja dimana seorang Kristen yang lebih dewasa (mentor)
berhubungan dengan satu atau lebih orang secara sengaja dan pribadi dalam suatu
priode waktu yang panjang, untuk membimbing, melatih, dan membantu muridnya
dalam kelompok untuk belajar mengenai sesuatu dan melakukan sesuatu tersebut
secara praktis, sehingga pada akhirnya kelompok berkembang menjadi orang
Kristen yang dewasa dan mampu mempertanggung jawabkan iman dan mampu mengambil
andil dalam pelayanan ibadah, dan memuridkan orang lagi.[4]
Oleh sebab itu pemuridan tidak pernah berbicara mengenai
belajar sendiri, tetapi dalam pemuridan ada kelompok, dan di dalam
pemuridan tidak pernah berbicara mengenai pergi sendiri. Oleh karena itu Saat Yesus mau naik ke Surga
Ia memerintahkan kepada muridNya untuk melaksanakan pemuridan, dan Yesus
memberikan jaminan bahwa Ia akan menyertai,[5] yang terdapat
dalam Injil Matius yang berbunyi:
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai akhir zaman (Mat. 28:19-20).
Perkataan ini adalah perkataan Yesus
saat Ia mau naik ke Surga, Yesus memberikan amanat Agung kepada orang-orang
yang menyaksikan kenaikanNya agar membuat murid, Yesus berasumsi para muridNya
akan melakukan hal yang Yesus lakukan pada mereka dan pada orang lain
lagi. Membuat murid, seperti Yesus
membuat murid adalah asumsi tindakan kekristenan mula-mula, untuk menunjukan
ketaatan mereka pada perintah Tuhan Yesus.[6]
Berdasarkan firman Tuhan diatas
Youth Yayasan COM melaksanakan program pemuridan
dengan metode KTB, untuk membentuk pertumbuhan kerohanian dan pengetahuan akan
pengajaran Kristen terhadap pemuda-pemudi Yayasan
COM. Dimana dalam masa peralihan antara permulaan masa anak menuju kedewasa,
oleh sebab itu sangatlah penting dilaksanakan pemuridan. Dikarenakan di masa remaja
pembentukan watak sedang ditempa, dan masa-masa remaja
sangatlah rentan dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu
perlulah usaha yang ekstra untuk membawa pemuda-pemudi kepada pengenalan akan
Kristus.[7]
Menurut Cavan banyak orang tua yang
belum memberikan kepercayaan kepada anak pemuda-pemudi, karena orang tua
menganggap bahwa anak-anak mereka belum mampu dibebani dengan tanggung jawab
yang besar, seperti orang dewasa. Masa
anak dan masa remaja adalah masa pembentukan, suatu tahap-ketahap kehidupan
yang lebih lanjut yang harus dilewati oleh setiap manusia. oleh karena itu pembentukan karakter dan
pertumbuhan rohani anak remaja merupakan hal yang penting untuk mempersiapkan
anak, agar mampu menghadapi masa yang akan datang, dan menjadikan gerenarasi
Kristen yang memiliki karakter Kristus.[8]
Banyak orang tua dan Gereja yang mengabaikan pemuridan, dan tidak terlalu memperhatikan kehidupan pemuda-pemudi Kristen, sehingga pemuda-pemudi
Kristen tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pengajaran Kristen, sehingga
banyak pemuda-pemudi Kristen tidak memiliki karakter seperti kristus, dan
pemuda-pemudi Kristen sangat mudah terpengaruh oleh orang sekitarnya dan
pengajaran-pengajaran agama lain.
Di Jerman pada tahun 1960 memiliki
umat Kristen sebesar 97% tetapi umat Kristen di Jerman setelah tahun 1960
setiap tahun ada penurunan persentase.
Pada saat ini di timur laut Jerman kehadiran jemaat di gereja mengalami
penurunan dimana-mana dan merosot hingga, terdapat 0,5% kelompok injili, 11%
umat katolik, 4% umat Lutheran. Ribuan
orang keluar dari keanggotaan gereja.[9] Ini dikarenakan
kurangnya pemuridan yang dilakukan oleh pihak gereja dan pihak keluarga, kepada
anak-anak pemuda-pemudi di Jerman. Oleh
sebab itu Dietrich Bonhoeffer mengatakan, “kekristenan tanpa pemuridan sama
dengan kekristenan tanpa Yesus” tanpa pemuridan tidak ada keristenan, karena
pemuridan yang menghidupkan keristenan.
Tanpa pemuridan gereja akan hancur.[10]
Melihat
kondisi di Jerman yang dimana setiap tahunnya turun presentase kekristenan, dan
melihat perintah dari amanat Agung dan melihat di lapangan kurangnya pengetahuan pengajaran kekristen
bagi pemuda-pemudi Yayasan COM dan terdapat di lapanagan banyaknya
pengaruh dari pihak keluarga dan teman yang mengajak pemuda-pemudi Yayasan
COM untuk masuk kembali pada agama
mereka semula, dan banyaknya tantangan sewaktu di sekolah melalui teman-teman
mereka yang bullying[11] akibat mereka
agama Kristen dan yang mempertanyakan pengetahuan mengenai ajaran Kristen.
Di lapangan
ditemukan bahwa pemuda-pemudi Yayasan COM kurang bergairah dalam beribadah
dan kurangnya pengetahuan pemuda-pemudi dalam pelayanan ibadah, dan di lapangan
ditemukan bahwa beberapa pemuda-pemudi Yayasan
COM mengikuti Bonek, ada juga yang masih merokok, mengikuti perkelahian, mudah
tersinggung, mudah marah, dan masih mau menyimpan dendam.[12]
Oleh
karena masalah-masalah tersebut maka Youth Yayasan
COM melaksanakan program pemuridan, yang dimana seorang mentor pemuda-pemudi
memiliki peran penting dalam menolong pemuda-pemudi untuk memiliki pertumbuhan
kerohanian yang semakin serupa dengan Kristus.
Karena itu Youth Yayasan COM melaksanakan pemuridan dengan cara
pendekatan yaitu memperhatikan kebutuhan pemuda-pemudi, dengan cara menghargai
mereka, menerima mereka, mengerti mereka, dan memperhatikan mereka. Karena dimasa kini sangat begitu banyak
bahaya yang mengagalkan kehidupan spiritual pemuda-pemudi, contohnya pengajaran
liberal, humanis, dan pengajaran sesat yang begitu banyak, dan juga pengaruh
pergaulan yang begitu terbuka, jika anak tidak memiliki pengetahuan dasar
doktrin Kristen yang benar, maka anak tidak akan bisa membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk dalam memilih pergaulan, maka pemuda-pemudi akan jatuh ke
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti minum-minuman yang memabukan, sex bebas,
pornografi, narkoba, pembunuhan, penipuan, mencuri dan lain-lain.
Oleh
karena permasalahan inilah pengurus Youth Yayasan
COM memiliki beban untuk membantu pemuda-pemudi Yayasan
COM, melalui sebuah program pemuridan dengan metode KTB untuk menjadikan
pemuda-pemudi berkarakter yang baik, takut akan Tuhan dan memiliki pertumbuhan
kerohanian yang serupa dengan Kristus. Dengan
cara mengumpulkan pemuda-pemudi dari berbagai latar belakang untuk belajar
bersama melalui pengajaran, pembinaan dan pembimbingan untuk menjadi seorang
murid Kristus yang sesuai Alkitabiah.
Sekarang
Youth Yayasan COM membina pemuda-pemudi sekitar tiga puluh pemuda-pemudi dan yang aktif
sekitar dua puluh sampai dengan dua puluh lima orang, yang memiliki umur yang berbeda-beda
dan jenjang pendidikan yang berbeda-beda diantaranya ada yang masih
berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA),
Perguruan Tinggi, dan ada juga yang sedang bekerja.[13]
Melalui
masalah-masalah yang telah terjadi di pemuda-pemudi Yayasan
COM Sehingga Youth Yayasan
COM melaksanakan program pemuridan di karenakan di dalam
pemuridan mengajarkan bagaimana hidup memiliki relasi dengan Allah dan relasi
dengan manusia.[14] Dan memberikan pengetahuan akan kebenaran
Firman Tuhan (Doktrin Kristen) secara pribadi maupun kelompok,[15] melalui
pemuridan akan menjadikan murid-murid yang mengerti konselor yang baik sesuai
firman Tuhan[16]
dan Melalui pemuridan juga akan memperlengkapi gereja setempat dengan generasi
pemimpin-pemimpin awam yang dewasa, yang berpusat pada Kristus dan FirmanNya.[17] Melalui pemuridan akan menghasilkan
pelipatgandaaan jemaat, karena mereka akan penginjilan dan memuridkan lagi.[18]Dengan
harapan melalui pemuridan dengan Metode KTB memiliki pengaruh untuk pertumbuhan
kerohanian terhadap pemuda-pemudi Yayasan COM.
Berdasarkan
latarbelakang diatas maka penulis menulis judul skripsi tentang: “Pengaruh
Pemuridan Dengan Metode Kelompok
Tumbuh Bersama (KTB) Terhadap Pertumbuhan Rohani pemuda-pemudi Yayasan COM di Surabaya”.
Identifikasi Masalah
Terkait topik penelitian dan latar belakang masalah diatas
maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang dianggap sangat penting
oleh penulis yakni:
1.
Di
lapangan ditemukan bahwa pemuda-pemudi
Yayasan COM menjadikan pemuridan bagian penting
untuk dalam perkembangan pertumbuhan rohani bagi pemuda-pemudi yang di Yayasan
COM. Apa yang dimaksud dengan pemuridan?
2.
Di
lapangan ditemukan bahwa pemuda-pemudi Yayasan
COM kurang bergairah dalam beribadah.
Dikarenakan metode dalam ibadah pemuda-pemudi terlalu monoton. Bagaimana pengaruh pemuridan terhadap
semangat ibadah pemuda-pemudi
Yayasan COM?
3.
Di
lapangan ditemukan bahwa pemuda-pemudi bermain-main dalam ibadah, masih suka
marah-marah, suka dendam, ada juga anak-anak yang mengikuti Bonek, masih suka dalam
perkelahian, merokok, dan pacaran dengan beda agama. Dikarenakan latar belakang keluarga agama mereka non kristen dan kurangnya pengetahuan doktrin
Kristen, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan kerohanian pemuda-pemudi Yayasan
COM. Bagaimana pengaruh pemuridan berdampak bagi pertumbuhan kerohanian
pemuda-pemudi Yayasan COM?
4.
Di
lapanagan ditemukan bahwa pemuda-pemudi tidak memiliki pengetahuan yang cukup
dalam pelayanan dan kepercayaan diri dalam pelayanan. Dikarenakan pemuda-pemudi Yayasan
COM tidak dapat pelatihan khusus.
Bagaimana pengaruh pemuridan terhadap semangat pelayanan dan pengetahuan
pelayanan pemuda-pemudi Yayasan COM?
5.
Di
lapanagan ditemukan bahwa anak-anak tidak memiliki pemahaman yang cukup
mengenai doktrin kekristenan. di karenakan beberapa diantara mereka memiliki latar belakang kehidupan yaitu agama non kristen. Bagaimana pengaruh pemuridan
terhadap pengetahuan doktrin Kristen bagi pemuda-pemudi Yayasan
COM?
6.
Di
lapangan ditemukan bahwa pemuda-pemudi Yayasan
COM tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengeai Doktrin Kristen, sehingga
pemuda-pemudi tidak memiliki kedewasaan kerohanian, di karenakan mereka
berlatar belakang non kristen.
Sehingga Yayasan COM mengharapkan Pengaruh pemuridan
dapat membentuk pertumbuhan kerohanian yang baik sesuai iman kristen. Bagaimana pengaruh pertumbuhan kerohanian
yang diharapkan melalui adanya pemuridan tersebut?
7.
Di
lapangan ditemukan bahwa Yayasan
COM memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pertumbuhan keroanian
pemuda-pemudi COM. Bagaimana cara mentor
memuridkan pemuda-pemudi sehingga pertumbuhan kerohanian semakin baik?
8.
Dalam
upaya membetuk pertumbuhan kerohanian pemuda-pemudi diperlukan pendekatan
anatar individu. Pendekatan seperti apa
yang digunakan untuk memahami setiap pemuda-pemudi di Yayasan
COM?
Batasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan identifikasi masalah skripsi
yang berjudul Pengaruh Pemuridan Dengan Metode KTB terhadap Pertumbuhan Rohani Pemuda-Pemudi di Yayasan COM di Surabaya diatas, maka penulis akan membatasi masalah
1,3, dan 6 sebagai berikut:
1.
Di lapangan
ditemukan bahwa pemuda-pemudi
Yayasan COM menjadikan pemuridan bagian penting
untuk dalam perkembangan pertumbuhan rohani terutama bagi pemuda-pemudi di
Yayasan COM. Apa yang dimaksud dengan
pemuridan?
2.
Di lapangan
ditemukan bahwa anak-anak bermain-main dalam ibadah, masih suka marah-marah,
suka dendam, ada juga anak-anak yang mengikuti Bonek, masih suka dalam
perkelahian, merokok, dan pacaran dengan beda agama. Di karenakan latar belakang agama keluarga mereka non kristen dan kurangnya pengetahuan doktrin
Kristen, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan kerohanian pemuda-pemudi Yayasan
COM. Bagaimana pertumbuhan
kerohanian yang diharapkan melalui adanya pemuridan KTB?
3.
Di
lapangan ditemukan bahwa pemuda-pemudi Yayasan
COM tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengeai Doktrin Kristen, sehingga
pemuda-pemudi tidak memiliki kedewasaan kerohanian sesuai dengan Alkitabiah, di
karenakan keluarga mereka berlatar belakang non kristen sehingga mereka tidak mendapatkan pendidikan Agama Kristen yang
cukup. Sehingga Yayasan
COM mengharapkan Pengaruh pemuridan dapat membentuk pertumbuhan kerohanian yang
baik sesuai iman kristen. Bagaimana pengaruh pemuridan KTB dapat membentuk pertumbuhan kerohanian
pemuda-pemudi Yayasan COM?
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan
identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan beberapa pokok masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apa
yang dimaksud dengan pemuridan?
2.
Bagaimana
pertumbuhan kerohanian yang diharapkan
melalui adanya pemuridan KTB?
3. Bagaimana pengaruh pemuridan KTB dapat membentuk pertumbuhan rohani pemuda-pemudi Yayasan COM?
Tujuan Penulisan
Adapun yang
menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
menjelaskan yang dimaksud dengan pemuridan?
2.
Untuk
menjelaskan pertumbuhan kerohanian melalui adanya pemuridan KTB?
3.
Untuk
menjelaskan pengaruh pemuridan KTB dapat membetuk pertumbuhan kerohanian
pemuda-pemudi di Yayasan COM?
Kepentingan Penelitian
Dalam
penulisan ini penulis akan membahas dua hal yaitu kepentingan teoritis dan
kepentingan praktis, sebagai berikut:
Kepentingan Teoritis
Penelitian ini secara teoritis akan
menambahkan pengetahuan mengenai pentingnya pemuridan terhadap pertumbuhan
kerohanian pemuda-pemudi Kristen pada zaman milenial dan memberikan refrensi
bagi mentor pemuda Gereja, dan pendeta di Gereja. Selain itu juga penelitian ini memberikan
kontribusi terhadap bidang keilmuan Teologi pratika, untuk membawa pertumbuhan kerohanian pemuda-pemudi
kristen.
Kepentingan Praktis
1.
Bagi
penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan serta
memperluas wawasan mengenai pengaruh pemuridan dengan metode KTB terhadap
pertumbuhan kerohanian pemuda-pemudi Kristen.
2.
Bagi
Yayasan COM Surabaya
Bagi Yayasan
COM Surabaya hasil penelitian ini secara praktis dapat mengukur sejauh mana
pemuridan dapat digunakan dalam pertumbuhan kerohanian pemuda-pemudi Yayasan COM Surabaya.
3.
Bagi
Sekolah Tinggi Teologi Injili Efrata Sidoarjo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi dalam penelitian prodi
Teologi secara khusus, yang berkaitan dengan pemuridan dan pertumbuhan
kerohanian pemuda-pemudi.
4.
Bagi
Pihak lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberi maanfaat informasi dan refrensi, sebagai bahan perbandingan serta
tambahan pengetahuan bagi yang sedang melakukan riset selanjutnya bagi bidang
yang sama atau sejenis.
Metodologi Penelitian
Dalam
metode penelitian akan membahas mengenai metode penulisan dan pengumpulan data
sebagai berikut:
Metode Penulisan
Penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif.
Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metode kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.[19] Penelitian kualitatif adalah upaya untuk
memahami situasi dalam keunikan mereka sebagai bagian dari konteks tertentu dan
interaksi dan instrument utama untuk pengumpulan dan analisis data.[20]
Adapun metode penelitian dalam skipsi
memakai studi pengaruh. Dimana dalam skripsi
ini akan diuji sejauh mana pengaruh X terhadap variable Y.
1.
Variable
bebas (X) : pemuridan
dengan metode KTB
2.
Variable
tergantung (Y) : pertumbuhan rohani.
Tempat penelitian, Yayasan COM
Surabaya. Adapun yang menjadi responden
dalam penelitian ini adalah
pengurus, mentor dan
pemuda-pemudi Yayasan COM dengan sampel 10 orang.
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data dalam skripsi yaitu melakukan observasi dan
wawancara. Menurut Moleong wawancara adalah
percakapan yang dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan, dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media
yang melengkapi kata-kata secara verbal.[21] Penulis akan mewawacarai, pemuda-pemudi yang mengikuti pemuridan, mentor yang melakukan pemuridan, dan pengurus yang melihat perkembangan kerohanian pemuda-pemudi dan penanggung jawab pemuda-pemudi
Yayasan COM untuk mendapatkan data mengenai,
Pengaruh Pemuridan dengan Metode KTB Terhadap Pertumbuhan Kerohanian
pemuda-pemudi Yayasan COM Surabaya.
Definisi Istilah
1.
Pemuridan
adalah suatu proses yang terencana dimana seorang Kristen yang lebih
dewasa (mentor) berhubungan dengan satu atau lebih orang secara sengaja dan
pribadi dalam suatu priode waktu yang panjang, untuk membimbing, melatih, dan
membantu muridnya dalam kelompok untuk belajar mengenai sesuatu dan melakukan
sesuatu tersebut secara praktis, sehingga pada akhirnya kelompok berkembang
menjadi orang Kristen yang dewasa dan mampu mempertanggung jawabkan iman dan
mampu mengambil andil dalam pelayanan ibadah, dan memuridkan orang lagi.[22] Pemuridan merupakan tindakan yang dilakukan
mentor kepada murid yang dibimbingnya, agar murid yang dibimbingnya bisa menjadi
murid Yesus dan pengikut Yesus, bukanlah pengikut mentor.[23]
2.
Pertumbuhan
rohani dimulai dengan adanya pembentukan spiritual. Kata “Pembentukan rohani”
dalam bahasa Ingris adalah “Spiritual
Formation” yang berasal dari kata “Spiritual”
(rohani), artinya hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan/kerohanian sedangkan
“Formation” (Pembentukan) yang
berarti adalah suatu tindakan yang dapat memberi bentuk pada sesuatu. Sehingga secara harafia, istilah pembentukan
rohani didefinisikan sebagai tindakan yang diambil untuk memberi bentuk kepada
kerohanian dan pertumbuhannya.
Pertumbuhan rohani adalah proses yang berlangsung terus-menerus, untuk
mencapai tujuan yang Allah inginkan untuk bertumbuh kearah Kristus dan semakin
serupa dengan Yesus.[24] Pertumbuhan rohani dapat dilihat dari
pengetahuan seseorang mengenai Firman Tuhan (doktrin Kristen) dan relasi
kehidupan seseorang yang semakin dekat kepada Allah dan perubahan karakter
menjadi serupa dengan Kristus[25]
3.
Pengaruh
adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu, seperti orang, benda
yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Dalam hal ini pengaruh lebih condong kedalam
sesuatu yang dapat membawa perubahan pada diri seseorang, untuk menuju arah
yang lebih positif atau negatif.[26] Bila pengaruh ini adalah pengaruh yang
positif maka, seseorang akan berubah menjadi lebih baik, yang memiliki visi
misi jauh kedepan. Maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengaruh
adalah sesuatu hal berupa kekuatan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kerohanian pemuda-pemudi Yayasan COM yang semakin hari semakin serupa
dengan Kristus.
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pokok-pokok pembahasan ke
dalam lima bab. Adapun pembagian dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab
pertama, menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan.
Bab kedua, menguraikan kajian teori yang berisi penjelasan tentang
pemuridan dengan metode KTB dan juga menjelaskan tentang pertumbuhan rohani
siswa, dan beberapa teori dalam beberapa pandangan yang menjadi dasar atau
dilaksanakannya penelitian dan kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis.
Bab ketiga, menguraikan tentang metodologi penelitian, yang terdiri dari
tujuan dilaksanakannya penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab keempat, menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan.
Bab kelima, penutup yang berisi kesimpulan, saran dan implikasi yang dapat
bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis pada khususnya.
[1] Saefnat,
Wawancara hari Sabtu 28-03-2020, jam 13:29
[2] Saefnat
Saetban, Wawancara hari Sabtu 28-03-2020, jam 13:40
[3] Saefnat
Saetban, Wawancara hari Sabtu 28-03-2020, jam 13:45
[4] Ronald W.
Leigh, melayani dengan efektif, (Jakarta:Gunung
Mulia, 2007), 128
[5] Eddie Gibs,
Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, (Jakarta:
Gunung Mulia, 2010), 87
[6] Bobby
Harrington, Buku Panduan Pembuat Murid, (Jatim:
Perkantas, ), 29
[7] Myer
Pearlman, Penyelidik Anak, (Malang:
Gandum Mas, 1969), 82-83
[8]Sofyan S. Willis, Remaja dan
Masalahnya, (Bandung: Alfabeta, 2014), 88
[9] Jason
Mandryk, Operation World (Yogyakarta:
Katalis, 2013), 533
[10] Bill Hull, Panduan lengkap Pemuridan, Menjadi dan
Menjadikan Murid Kristus (Yogyakarta: Katalis, 2014), 13
[11]Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang
dilakukan dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis
oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih
lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan dengan
tujuan membuat korban menderita
[12] Saefnat
Saetban, Wawancara hari Sabtu 28-03-2020, jam 13:55
[13]Saefnat
Saetban, Wawancara hari Sabtu 28-03-2020, jam
14:11
[14] Bobby
Harrington, Alex Absalom, Discilpleship
That Fits: Lima Konteks Relasi yang Dipakai Allah untuk Menolong Kita Bertumbuh
(Yogyakarta: Katalis, 2018), 41
[15]Kambium, Berakar Dalam Kristus: pemuridan Melalui
Waktu Teduh (Yogyakarta:Yayasan Gloria,
2011),7
[16] Neil T.
Anderson, Menjadi Gereja Pembuat Murid (Yogyakarta:Katalis
Media, 2016), 23
[17]Waylom. B.
Moore, Penggandaan Murid-Murid (Malang:
Gandum Mas, 2018) 16
[18] Ibid 1
[19] Suwardi
Endraswara, Metode, Teori, Teknik
Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), 85
[20] S. Aminah, Pengantar Metode Ilmu Politik,(Jakarta:
Prenadamedia, 2019), 53-54
[21] L.J. Moleong, Metodelogi Penelitian
Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 186
[22] Ronald W.
Leigh, melayani dengan efektif, (Jakarta:Gunung
Mulia, 2007), 128
[23] Ibid,130
[24] Benny
Hutahayan, Kepemimpinan Spiritual dan
Media Sosial pada Rohani Pemuda (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019), 68-70
[25] Yesri
Talan, Sinkritisme Dalam Gereja Suku:
Sebuah Tinjauan Bibiologis-Kontekstual (Bengkulu: Permata Rafflesia, 2020), 80
[26] Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), 747
0 komentar:
Posting Komentar