Januari 02, 2022
0

 


BAB I

PENDAHULUAN

Bab I membahas : latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kepentingan penelitian meliputi  manfaat teoritis, manfaat praktis, metodologi, definisi istilah dan sistematika penulisan.  

 

Latar Belakang Masalah

 

Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah pendidikan yang berisiajaran-ajaran kekristenan.  Pengertian ini lebih menekankan kepada anak didik atau umat.  Pengajaran Agama Kristen adalah bagian dari pendidikan Agama Kristen, yang berisi penyampaian ajaran-ajaran pendidikan Agama Kristen yang  mengubah dan membentuk sikap/karakter anak  dalam penerapan kehidupan sehari-hari berdasarkan pada Firman Tuhan.[1]

Pendidikan yang paling utama bagi anak ialah pendidikan di dalam keluarga walaupun anak-anak mendapatkan pendidikan disekolah dan digereja namun keluarga memiliki peran penting bagi pembinaan rohani anak-anak.  Dari segi program dan pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen (PAK) lebih banyak dikerjakan oleh pihak sekolah dan gereja, tetapi juga orang tua merupakan materi yang hidup.[2]Materi yang hidup disini lebih cenderung mengarah pada keteladanan hidup orang tua kepada anak-anaknya sehari-hari dan pengajaran secara langsung dari orang tua kepada anak mengenai doktrin Kristen yang benar.

Anak memang mendapatkan pendidikan digereja dan di sekolah, akan tetapi itu hanya pada saat proses pembelajaran disekolah, sedangkan di keluarga anak bertemu dengan orang tuanya setiap hari dan setiap malam bahkan tanpa batas.  Oleh sebab itu  pendidikan dari orang tua sangatlah penting bagi anak untuk membentuk karakter menjadi serupa dengan Kristus.  Dalam pelaksanaan PAK dikeluarga, orang tualah yang bertanggung jawab mengajarkan PAK kepada anggota keluarganya.  Kepala keluarga menjadi pemimpin yang baik kepada keluarganya, agar keluarganya menjadi keluarga Kristen yang mencerminkan teladan hidup Kristus.[3]

Kasih orang tua kepada anak-anak membuat mereka mengharapkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Oleh karena itu,orang tua memiliki tanggung jawab dalam mendidik anak-anak, menyiapkan anak-anak menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab di hari depannya.  Walaupun orang tua memiliki banyak pekerjaan akan tetapi orang tua tetap memberi waktunya bagi anak mereka.[4]Karena orang tua yang menjadi peran utama di dalam keluarga baik dalam mencukupi kebutuhan jasmani, rohani, maupun dalam mendidik mereka  dengan kasih sayang.

Anak 6-12 tahunmerupakanmasa yang sangatpenting, sangatkristisdansangatrentanterpengaruholehprilakudanpergaulanlingkungan sekitar.[5]Banyak orang tua Kristen tidak mengerti, betapapentingnyapembentukankaraktermasaanak-anak di dalam keluarga, sehinggaorang tuatidakmengerti tanggung jawab  dalam mendidik anak-anak, dengan demikian banyak anak-anak Kristen yang tidak memiliki karakter seperti Kristus dan mudah terpengaruh dengan ajaran-ajaran Liberal, humanis, dan pengajaran sesat pada saat ini yang begitu populer.  Dengan demikian banyak anak-anak Kristen yang mudah terpengaruh dengan pergaulan yang terbuka,  apabila anak-anak tidak di didik sejak dini maka anak-anak Kristen tidak dapat membedakan mana pergaulan yang baik dan mana pergaulan yang buruk, maka anak-anak Kristen akan jatuh ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan, seperti minum minuman keras, merokok, mencuri, melawan orang tua, seks bebas, pornografi, pembunuhan, tauran dan lain-lain. maka dengan hal ini sebagai orang tua bertaggung jawab menolong anak-anak tersebut agar anak  melihat diri mereka sebagai ciptaan Tuhan yang indah.[6]

Berdasarkan pengamatan penulis Desa Tuhemberua merupakan desa terpencil yang berada di pulau Nias, Kecamatan Lolomatua, Kabupaten Nias Selatan.   Di Desa Tuhemberua Dusun Imemiliki  penduduk 100%  Kristen,  tetapi beberapa orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I belum mengenyam Pendidikan disebabkan faktor ekonomi, malas karena tempat sekolah jauh, dan beberapa orang tua melarang anaknya untuk bersekolah, dengan alasan lebih baik bekerja daripada bersekolah atau lebih baik langsung menikah.[7]

Karena beberapa faktor diatas maka orang tua saat ini tidak mengerti mengenai tugas dan tanggung jawab yang utamadalam mendidik anak-anak di dalam keluarga.  Sehingga anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I  kurang mendapatkan pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga,  memang dalam suatu rumah tangga sebenarnya orang tualah yang menjadi teladan bagi anak untuk membawa anak mengenal Tuhan sebagai Juruselamat dan hidup dalam iman kepada Tuhan. Namun hal itu tidaklah dilaksanakan oleh beberapa orang tua yang ada di Desa Tuhemberua Dusun I Nias selatan.   Oleh sebab itu anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I tidak memiliki karakter yang baik dan kurang memiliki pertumbuhan rohani seperti Kristus.[8]

Dilapangan ditemukan bahwa Anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I ada beberapa  anak yang suka memaki, mencuri, melawan orang tua, malas kegereja,merokok,dan lain-lain. disebabkan kurangnya pendidikan Agama Kristen dari orang tua ke anak-anaknya, dikarenakan orang tua kurang pengetahuan bagaimana cara mendidik anak secara benar, tentang kebenaran sesuai dengan Firman Tuhan.  Orang tua hanya mendengar di gereja tapi itu melalui khotbah, orang tua juga tidak bisa membaca sehingga  tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak secara Kristiani.[9]Orang tua memang menyuruh anak pergi ke gereje tapi tidak memberitahukan kepada anak siapa itu Yesus dan mengapa pergi ke gereja, sehingga anak-anak pergi kegereja hanya sebagai simbol saja.  Dengan demikian orang tua sebenarnya harus mengerti bagaimana cara mendidik anaksecara berulang-ulang sejak dini sesuai dengan perintah Firman Tuhan di dalam Kitab Ulangan 6:4-9.[10]

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.  Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

 

Di dalam nas ini mencatatperintah Allah kepadatiap orang tuauntukmendidikanak-anaknyamengenalTuhan.[11]Dalam hal inimenjelaskan bahwa yang menjadipusat pendidikan agama Kristen terletak pada keluarga, terutama orang tua yang bertanggung jawab atas pendidikan Kristen bagi anak di dalam keluarga.[12]

Orang tua, dalamhalinisebagaipemegangperjanjianbertanggungjawabatastigatugasutama, pertama,harusmengajaranaknyatentangTuhan, danmendidikanakdalamajarandannasihatTuhan, dalammendidikbukanhanyasekedarmentransferpengetahuanataupengajaran, tetapilebihdariitu, membawaanakmerekauntukpercayadanmenjadimuridYesus, danmenstimulasianakuntukhausakankebenaranfirmanTuhan.  Kedua,seorang ayah haruslahmengambilperansebagaikepalaataupemimpindalamkeluarga. Ketiga, orang tuaharusbertanggungjawabatasdisiplinanakdankeluarga. Ayah yang dimuridkan, akanmemuridkananaknyadankeluarganya, sehinggarumahadalahtempatpusatuntukmembimbingperkembangankarakteranak.[13]

Oleh sebab itu orang tua terus mengingatkan kepada anak agar Firman Tuhan itu tertanam di dalam pikiran anak sehingga anak-anak mengalami perubahan perkembangan karakter dalam kehidupan mereka sehari-hari.  Sebagai orang tua mengajarkan anak-anaknya dengan cara berulang-ulang sampai mengerti dan dilakukan.[14]

Ulangan 6:4-9 ini mengingatkan kepada orang tua supaya mengajarkan Firman Tuhan pada anak-anak secara terus menerus, membicarakanya dirumah, diperjalanan, bahkan pada saat berbaring beristirahat maupun pada saat bangun mengerjakan sesuatu.  Tuhan harus benar-benar menjadi Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan anak-anakNya. Oleh sebab itu pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua yang sangat besar.  Masa-masa “pra-sekolah” justru adalah masa-masa pendidikan yang paling primer, karena 75% dari kepribadiannya (pertumbuhan seutuhnya yaitu fisik, jiwa, emosi, sosial, intelek, dan moral), terbentuklah sebelum anak tersebut 6 tahun.  Pada masa-masa itu, orang tua harus dapat menanamkan kehausan dan kebutuhan akan “kebenaran.”[15]

 Ulangan 6:5. merupakan sebagai hukum yang pertama dan hukum yang terutama, yang perlu diajarkan kepada anak-anak secara berulang-ulang oleh orang tua di dalam keluarga, agar anak-anak dapat mengasihi Tuhan dan tidak melupakan Tuhan di dalam dirinya.[16]

Saat orang tuamenyadaribetapapentingnyaPengajaran Agama Kristen di dalamkeluarga, untukmenjadikananak-anakmerekamemilikikaraktersepertiKristussejakdini, makaanak-anak Kristen akandapatmemfilterpadasaatdewasasaatmemilihpergaulan.  Karenabilamanusiamelewatimasaanak-anakdengankegagalan, dimungkinkanakanmengalamikegagagalandalamperjalananhiduppadamasaberikutnya.  Sebaliknyabilamasaanak-anakdiisidenganpenuhkesuksesan, kebaikan, kegiatan yang produktifdanberhasilgunadalamrangkamenyiapkandiriuntukmemasukitahapkehidupanberikutnya, dimungkinkananak-anakakanmemilikikaraktersepertiKristus, danakanmendapatkankesuksesandalamperjalananhidupselanjutnya.[17]

Berdasarkan latarbelakang diatas maka penulis menulis judul skripsi tentang: “Peran Orang Tua Kristen  Dalam MendidikAnak 6-12 TahunBerdasarkan Ulangan 6:4-9 Terhadap Perkembangan Karakter Anak Di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan”.

 

 

 

Identifikasi Masalah

 

Merujuk kepada latar belakang masalah sebagaimana dipaparkan diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai bertikut:

1.      Di lapangan ditemukan bahwa ada beberapa orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I belum mengenyam Pendidikan disebabkan faktor ekonomi, malas karena tempat sekolah jauh, karena beberapa faktor diatas maka, anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I kurang mendapatkan pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga. Mengapa Pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga itu sangat penting?

2.      Di lapangan ditemukan bahwa ada beberapa orang tua yang tidak mengerti arti Kitab Ulangan 6:4-9. pertanyaan mengapa orang tua tidak mengerti Ulangan 6:4-9 dan bagaimana cara agar orang tua dapat mengerti?

3.      Di lapangan ditemukan bahwa ada beberapa keluarga Kristen yang tidak mengerti tugas utama dalam mendidik anakberdasarkan Ulangan 6:4-9. maka muncullah pertanyaan,  sejauhmana orang tua Kristen mengerti akan perintah Tuhan dikitab Ulangan 6:4-9 dalam mendidik anak-anak mereka?

4.      Dilapangan ditemukan ada beberapa anak yang kurang mendapatkan pendidikan agama Kristen di dalam keluarga, sehingga perkembangan karakter anak tidak mencerminkan karakter kristus pertanyaanya. bagaimana cara agar anak-anak yang kurang mendapatkan pendidikan dapat mengalami perkembangan karakter?

5.      Orang tua seharusnya menyadari betapa pentingnya Pengajaran Agama Kristen di dalam keluarga, untuk menjadikan anak-anak mereka memilih karakter seperti Kristus sejak dini, bagaimana peran orang tua Kristen dalam mendidik anak berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan karakter anak di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan

6.      Dilapangan ditemukan bahwa ada beberapa anak yang suka memaki, mencuri, melawan orang tua, malas kegereja, merokok, minum-minuman yang memabukkan dan lain-lain. Pertanyaan bagaimana cara orang tua mendidik anak tersebut berdasarkan Ulangan 6:4-9?.

 

Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi beberapa masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini, ialah 1, 3, 5

1.      Di lapangan ditemukan bahwa ada beberapa orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I belum mengenyam Pendidikan disebabkan faktor ekonomi, malas karena tempat sekolah jauh, karena beberapa faktor diatas maka, anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I kurang mendapatkan pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga. Mengapa Pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga itu sangat penting?

2.      Di lapangan ditemukan bahwa ada beberapa keluarga kristen yang tidak mengerti tugas utama mereka dalam mendidik anak,berdasarkan Ulangan 6:4-9 maka muncullah pertanyaan,  sejauhmana orang tua Kristen mengerti akan perintah Tuhan di dalam kitab Ulangan 6:4-9 dalam mendidik anak-anak mereka?

3.      Orang tua seharusnya menyadari betapa pentingnya Pengajaran Agama Kristen kepada anak-anak mereka di dalam keluarga, supaya mereka bertumbuh dalam kerohaniannya sehingga mereka mempunyai karakter seperti Kristus, Bagaimana peran orang tua Kristen dalam mendidik anak 6-12 tahun berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan karakter anak di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan.

 

Rumusan Masalah

 

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah  diatas, maka peneliti menetapkan beberapa rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1.      Mengapa Pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga itu sangat penting?

2.      Sejauhmana orang tua mengerti akan Perintah Tuhan di Kitab Ulangan 6:4-9 dalam mendidik anak-anak mereka?

3.      Bagaimana Peran Orang Tua Kristen Dalam Mendidik Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 Terhadap Perkembangan Karakter Anak Di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan.

 

 

Tujuan Penulis

 

Penulis skripsi ini bertujuan sebagai berikut:

1.      Untuk menjelaskan kepada orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan bahwa Pendidikan Agama Kristen di Keluarga itu penting bagi perkembangan karakter anak.

2.      Untuk menjelaskan kepada orang tua apa maksud perintah Tuhan di dalam Kitab Ulangan 6:4-9 dalam mengajar anak-anak mereka.

3.      Untuk mengetahui sejauhmana orang tua mengerti cara mendidik anak sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan di dalam kitab Ulangan 6:4-9 dalam perkembangan karakter anak.

 

Kepentingan Penelitian

 

Dalam penulis skripsi ini dapat memberi beberapa mafaat sebagai berikut:

Kepentingan Teoritis

Seca teoritis,  untuk dimengertidan memperdalam pengetahuan bagaimana cara mendidik anak 6-12 tahun berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan anak.

 

 

 

 

 

Kepentingan Praktis

1.      Bagi STTIE : untuk dapat  memberikan tambahan Informasi bagi para pembaca dan untuk memperlengkapi para pengajaran bahwa betapa pentingnya pendidikan di dalam keluarga, berdasarkan Ulangan 6:4-9

2.      Bagi penulis    : agar penulis dapat mendidik anak di dalam keluarga berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan karakter anak

3.      Bagi orang tua : mengerti dan mampu mendidik anak 6-12 tahunberdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan anak

4.      Bagi anak : agar anak mengalami perkembangan karakter sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan berdasarkan Ulangan 6:4-9

5.      Bagi gereja:agar gereja dapat menjelaskan kepada jemaat mengenai Tugas mereka sebagai orang tua berdasarkan Ulangan 6:4-9 bagi perkembangan karakter anak.

6.      Bagi mahasiswa PAK:  untuk mengetahui dan mendapat pemahaman mengenai cara mendidik anak 6-12 tahun berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan karakter anak.

 

Metodologi Penelitian 

 

Dalam  penulisan skripsi ini, penulis akan membahas mengenai metode penulisan dan metode pengumpulan data.

 

 

Metode Penulisan

 

Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode kualitatif yang merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa lisan dari orang-orang yang diamati.[18] Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis, didalam penelitian kualitatif. Landasan teori diperoleh untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.[19]

 

Metode Pengumpulan Data

 

Dalam hal ini metode pengumpulan data di dalam proposal ini dapat diperoleh melalui obsevasi, wawancara dan dokumentasiterhadapsekelompok  orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan.

 

 

 

 

 

 

 

Definisi istilah

 

Peran adalah segala sesuatu kegiatan karena kedudukan yang dimilikinya atau status dan peran seseorang baik dalam lingkup yang kecil maupun besar dengan demikian peran adalah tugas utama yang dimiliki oleh seseorang.[20]

Orang tuaadalah Wakil Allah dalam upaya mendidik anak.  Mengajar anak-anak mereka adalah pekerjaan yang paling penting bagi ayah dan Ibu.[21]

Mendidik merupakan menyampaikan  pengajaran, norma-norma dan nilai-nilai hidup, aturan dan hukum maupun cerita-cerita serta pengalaman yang mengandung didikan dan mengajarkan pengenalan akan Tuhan.  Isi utama dari ajaran atau aturan yang disampaikan konsep-konsep dari Firman Tuhan, karena Firman Tuhan mempunyai kuasa mendidik orang dalam kebenaran.[22]

Anak adalah Milik Allah dan anugerah Allah yang dipercayakan kepada sepasang suami istri yang harus dipertanggung jawabkan.  Maka dengan itu orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memperkenalkan Kristus sebagai juruselamat dan mengikuti rencana Allah.[23]

Ulangan 6:4-9 :suatu peran orang tua dalam mendidik anak secara Kristiani,untuk mengingatkan kepada orang tua supaya mereka mengajarkan Firman Tuhan pada anak-anak secara terus menerus karena itu merupakan tugas utama orang tua di dalam keluarga[24].

Karakter adalah kata “ watak” yang diartikan sebagai sifat batin manusia yang memengaruhi segenap pikiran, tingkah laku, budi pekerti, dan tabiat.[25]

 

Sistematika Penulisan

 

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pokok-pokok pembahasan ke dalam lima.  Adapun pembagian dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BabI, menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kepentingan penelitian meliputi  manfaat teoritis, manfaat praktis, metodologi, definisi istilah dan sistematika penulisan. 

Bab II, memamparkan kajian teori yang terdiri dari pembahasan peran orang tua Kristen dalam mendidik anak 6-12 tahun berdasarkan Ulangan 6:4-9, kedua pendidikan anak dalam keluarga terhadap perkembangan karakter anak di Desa Tuhemberua Dusun I Nias selatan

Bab III, menguraikan tentang metodologi penelitian, yang terdiri dari tujuan dilaksanakannya penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab V, menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan.

Bab VI, penutup yang berisi kesimpulan, saran dan implikasi yang dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis pada khususnya.



[1]Hardi Budiyana, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta:Berita Hidup Seminary, 2011), hlm 2-5.

[2]KelompokkerjaPendidikan Agama Kristen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.BeryumbuhdalamKristus, (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009),hlm 100.

[3]Ibid. hlm 12.

[4]Phyllis Kilbourn, Children In Crisis: A New Communitment, (Malang: Yayasan Sunfokus Indonesia, 2002),  hlm. 9.

[5]Myer Pearlman, PenyelidikanAnak, Growing In Discipleship, (Malang,Gandum Mas 1986), hlm  82.

[6]Paul Lewis, cara mengarahkan anak, (bandung: Yayasan Kalam Hidup, [t. Th] ),hlm 96.

[7]Manisa Laia, Wawancara  Sabtu, 25 April 2019, jam 20:00 WIB.

[8]J. Waterink dan G.M.A. Nainggolan, dengan Bimbingan Ibu (Jakarta : Gunung Mulia, 1980),  hlm 10.

[9] Ibid. Manisa Laia WawancaraSabtu, 25 April 2019, jam  09:04 WIB.

[10]Jenny Gichara, Mendidik Anak Sepenuh Jiwa,  (Jakarta: Pt Elex Media Komputindo, 2013),  hlm 197.

[11]KelompokkerjaPendidikan Agama Kristen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.BeryumbuhdalamKristus, (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009), hlm, 100.

[12]Hengki Wijaya, Khotbah Untuk Pendidikan Warga Jemaat,  (Makassa: Sekolah Tinggi Teologi Jafrray, 2018), hlm 51.

[13]Tan Giok Lie, GenerasikeGenerasi, (Bandung: VisiAnugerah Indonesia, 2017), hlm 18.

[14]Jarot Wijanarko, Ester Setiawati, Ayah Ibu Baik, (Jakarta Selatan: Keluarga Indonesia Bahagia, 2016),  hlm 53.

[15] Yakub B. Susabda, Pembinaan Keluarga Kristen, ( malang: Lembaga Bina Keluarga Kristen 1990)hlm 80-84.

[16]A. Simanjuntak,Tafsiran Alkitab Masa Kini, (Jakarta Pusat: Bpk Gunung Mulia, 1983), hlm 317.

[17]Myer Pearlman, PenyelidikanAnak, Growing In Discipleship, (Malang,Gandum Mas 1986), hlm 5.

 

[18] Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Hidayatul Quran Kuning, 2019).  hlm 100.

[19]Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2016), hlm 15

[20] Utin S. dan Abrori,  body Image ({t.t}: PT Sahabat Alter Indonesia, 2007),hlm 23.

[21] Joyce Coon, Isaac & Margaret Simbiri, Rencana Allah Bai Rumah Tangga Kristen, (Kalam Bandung : Hidup, 1978), hlm 196.

[22] Jarot Wijanarko, Mendidik Anak Dengan Hati, (Jakarta : Keluarga Indonesia Bahagia, 2018) hlm. 107.

[23] Joyce Coon, Isaac & Margaret Simbiri, Rencana Allah Bai Rumah Tangga Kristen. hlm 194.

[24]Kelompok kerjaPendidikan Agama Kristen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.Beryumbuhdalam Kristus, (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009), hlm 100.

[25] H. Soemarno Soedarsono, Membangun Kembali Jati Diri Bangsa, (Jakarta :PTElex Media Komputindo, 2008),  hlm 17.

0 komentar: