BAB I
PENDAHULUAN
Bab I membahas : latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, kepentingan penelitian meliputi manfaat teoritis, manfaat praktis, metodologi,
definisi istilah dan sistematika penulisan.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama
Kristen (PAK) adalah pendidikan yang berisiajaran-ajaran kekristenan. Pengertian ini lebih menekankan kepada anak
didik atau umat. Pengajaran Agama
Kristen adalah bagian dari pendidikan Agama Kristen, yang berisi penyampaian
ajaran-ajaran pendidikan Agama Kristen yang
mengubah dan membentuk sikap/karakter anak dalam penerapan kehidupan sehari-hari
berdasarkan pada Firman Tuhan.[1]
Pendidikan yang paling
utama bagi anak ialah pendidikan di dalam keluarga walaupun anak-anak
mendapatkan pendidikan disekolah dan digereja namun keluarga memiliki peran
penting bagi pembinaan rohani anak-anak.
Dari segi program dan pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen (PAK) lebih
banyak dikerjakan oleh pihak sekolah dan gereja, tetapi juga orang tua
merupakan materi yang hidup.[2]Materi
yang hidup disini lebih cenderung mengarah pada keteladanan hidup orang tua
kepada anak-anaknya sehari-hari dan pengajaran secara langsung dari orang tua
kepada anak mengenai doktrin
Kristen yang benar.
Anak memang mendapatkan
pendidikan digereja dan
di sekolah, akan tetapi itu hanya pada saat proses
pembelajaran disekolah, sedangkan di keluarga anak bertemu dengan orang tuanya
setiap hari dan setiap malam bahkan tanpa batas. Oleh sebab itu pendidikan dari orang tua sangatlah penting
bagi anak untuk membentuk karakter menjadi serupa dengan Kristus. Dalam pelaksanaan PAK dikeluarga, orang
tualah yang bertanggung jawab mengajarkan PAK kepada anggota keluarganya. Kepala keluarga menjadi pemimpin yang baik
kepada keluarganya, agar keluarganya menjadi keluarga Kristen yang mencerminkan
teladan hidup Kristus.[3]
Kasih orang tua kepada
anak-anak membuat mereka mengharapkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Oleh karena
itu,orang tua memiliki tanggung jawab dalam mendidik anak-anak, menyiapkan
anak-anak menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab di hari depannya. Walaupun orang tua memiliki banyak pekerjaan
akan tetapi orang tua tetap memberi waktunya bagi anak mereka.[4]Karena
orang tua yang menjadi peran utama di dalam keluarga baik dalam mencukupi
kebutuhan jasmani, rohani, maupun dalam mendidik mereka dengan kasih sayang.
Anak 6-12 tahunmerupakanmasa yang
sangatpenting, sangatkristisdansangatrentanterpengaruholehprilakudanpergaulanlingkungan
sekitar.[5]Banyak
orang tua Kristen tidak mengerti, betapapentingnyapembentukankaraktermasaanak-anak di dalam keluarga, sehinggaorang tuatidakmengerti
tanggung jawab dalam mendidik anak-anak,
dengan demikian banyak anak-anak Kristen yang tidak memiliki karakter seperti
Kristus dan mudah terpengaruh dengan ajaran-ajaran Liberal, humanis, dan
pengajaran sesat pada saat ini yang begitu populer. Dengan demikian banyak anak-anak Kristen yang
mudah terpengaruh dengan pergaulan yang terbuka, apabila anak-anak tidak di didik sejak dini
maka anak-anak Kristen tidak dapat membedakan mana pergaulan yang baik dan mana
pergaulan yang buruk, maka anak-anak Kristen akan jatuh ke dalam hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti minum minuman keras, merokok, mencuri, melawan orang
tua, seks bebas, pornografi, pembunuhan, tauran dan lain-lain. maka dengan hal
ini sebagai orang tua bertaggung jawab menolong anak-anak tersebut agar
anak melihat diri mereka sebagai ciptaan
Tuhan yang indah.[6]
Berdasarkan pengamatan
penulis Desa Tuhemberua merupakan desa terpencil yang berada di pulau Nias,
Kecamatan Lolomatua, Kabupaten Nias Selatan. Di Desa
Tuhemberua Dusun Imemiliki penduduk 100%
Kristen,
tetapi beberapa orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I belum mengenyam Pendidikan disebabkan
faktor ekonomi, malas karena tempat sekolah jauh, dan beberapa orang tua
melarang anaknya untuk bersekolah, dengan alasan lebih baik bekerja daripada
bersekolah atau lebih baik langsung menikah.[7]
Karena beberapa faktor
diatas maka orang tua saat ini tidak mengerti mengenai tugas dan tanggung jawab yang utamadalam
mendidik anak-anak di dalam keluarga. Sehingga
anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I
kurang mendapatkan pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga, memang dalam suatu rumah tangga sebenarnya
orang tualah yang menjadi teladan bagi anak untuk membawa anak mengenal Tuhan
sebagai Juruselamat dan hidup dalam iman kepada Tuhan. Namun hal itu tidaklah
dilaksanakan oleh beberapa orang tua yang ada di Desa Tuhemberua Dusun I Nias
selatan. Oleh sebab itu anak-anak di Desa Tuhemberua
Dusun I tidak memiliki karakter yang baik dan kurang memiliki pertumbuhan rohani
seperti Kristus.[8]
Dilapangan ditemukan
bahwa Anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I ada beberapa anak yang suka memaki, mencuri, melawan orang
tua, malas kegereja,merokok,dan lain-lain. disebabkan kurangnya pendidikan
Agama Kristen dari orang tua ke anak-anaknya, dikarenakan orang tua kurang
pengetahuan bagaimana cara mendidik anak secara benar, tentang kebenaran sesuai
dengan Firman Tuhan. Orang tua hanya mendengar di gereja tapi itu
melalui khotbah, orang tua juga tidak bisa membaca sehingga tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak
secara Kristiani.[9]Orang tua memang menyuruh anak pergi
ke gereje tapi tidak memberitahukan kepada anak siapa itu Yesus dan mengapa
pergi ke gereja, sehingga anak-anak pergi kegereja hanya sebagai simbol
saja. Dengan demikian orang tua
sebenarnya harus mengerti bagaimana cara mendidik anaksecara berulang-ulang
sejak dini sesuai dengan perintah Firman Tuhan di dalam Kitab Ulangan 6:4-9.[10]
Dengarlah,
hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!Kasihilah TUHAN, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan
kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau
mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya
sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,dan
haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu
gerbangmu.
Di dalam nas ini mencatatperintah Allah kepadatiap
orang tuauntukmendidikanak-anaknyamengenalTuhan.[11]Dalam
hal inimenjelaskan bahwa yang menjadipusat pendidikan agama Kristen terletak pada
keluarga, terutama orang tua yang bertanggung jawab atas pendidikan Kristen
bagi anak di dalam keluarga.[12]
Orang tua,
dalamhalinisebagaipemegangperjanjianbertanggungjawabatastigatugasutama, pertama,harusmengajaranaknyatentangTuhan, danmendidikanakdalamajarandannasihatTuhan,
dalammendidikbukanhanyasekedarmentransferpengetahuanataupengajaran,
tetapilebihdariitu, membawaanakmerekauntukpercayadanmenjadimuridYesus,
danmenstimulasianakuntukhausakankebenaranfirmanTuhan. Kedua,seorang ayah haruslahmengambilperansebagaikepalaataupemimpindalamkeluarga.
Ketiga,
orang tuaharusbertanggungjawabatasdisiplinanakdankeluarga. Ayah yang
dimuridkan, akanmemuridkananaknyadankeluarganya,
sehinggarumahadalahtempatpusatuntukmembimbingperkembangankarakteranak.[13]
Oleh sebab itu orang tua terus mengingatkan kepada
anak agar Firman Tuhan itu tertanam di dalam pikiran anak sehingga anak-anak
mengalami perubahan perkembangan karakter dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sebagai orang tua mengajarkan anak-anaknya
dengan cara berulang-ulang sampai mengerti dan dilakukan.[14]
Ulangan 6:4-9 ini mengingatkan kepada orang tua
supaya mengajarkan Firman Tuhan pada anak-anak secara terus menerus,
membicarakanya dirumah, diperjalanan, bahkan pada saat berbaring beristirahat
maupun pada saat bangun mengerjakan sesuatu.
Tuhan harus benar-benar menjadi Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan
anak-anakNya. Oleh sebab itu pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua
yang sangat besar. Masa-masa
“pra-sekolah” justru adalah masa-masa pendidikan yang paling primer, karena 75%
dari kepribadiannya (pertumbuhan seutuhnya yaitu fisik, jiwa, emosi, sosial,
intelek, dan moral), terbentuklah sebelum anak tersebut 6 tahun. Pada masa-masa itu, orang tua harus dapat
menanamkan kehausan dan kebutuhan akan “kebenaran.”[15]
Ulangan 6:5.
merupakan sebagai hukum yang pertama dan hukum yang terutama, yang perlu
diajarkan kepada anak-anak secara berulang-ulang oleh orang tua di dalam
keluarga, agar anak-anak dapat mengasihi Tuhan dan tidak melupakan Tuhan di
dalam dirinya.[16]
Saat orang tuamenyadaribetapapentingnyaPengajaran
Agama Kristen di dalamkeluarga,
untukmenjadikananak-anakmerekamemilikikaraktersepertiKristussejakdini,
makaanak-anak Kristen akandapatmemfilterpadasaatdewasasaatmemilihpergaulan.
Karenabilamanusiamelewatimasaanak-anakdengankegagalan,
dimungkinkanakanmengalamikegagagalandalamperjalananhiduppadamasaberikutnya. Sebaliknyabilamasaanak-anakdiisidenganpenuhkesuksesan,
kebaikan, kegiatan yang
produktifdanberhasilgunadalamrangkamenyiapkandiriuntukmemasukitahapkehidupanberikutnya,
dimungkinkananak-anakakanmemilikikaraktersepertiKristus,
danakanmendapatkankesuksesandalamperjalananhidupselanjutnya.[17]
Berdasarkan
latarbelakang diatas maka penulis menulis judul skripsi tentang: “Peran Orang
Tua Kristen Dalam MendidikAnak 6-12 TahunBerdasarkan Ulangan 6:4-9 Terhadap Perkembangan Karakter
Anak Di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan”.
Identifikasi
Masalah
Merujuk kepada latar belakang masalah sebagaimana
dipaparkan diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai bertikut:
1. Di lapangan ditemukan bahwa ada beberapa
orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I belum mengenyam Pendidikan disebabkan
faktor ekonomi, malas karena tempat sekolah jauh, karena beberapa faktor diatas
maka, anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I kurang mendapatkan pendidikan Agama
Kristen di dalam keluarga.
Mengapa Pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga itu sangat penting?
2. Di lapangan ditemukan bahwa ada
beberapa orang tua yang tidak mengerti arti Kitab Ulangan 6:4-9. pertanyaan
mengapa orang tua tidak mengerti Ulangan 6:4-9 dan bagaimana cara agar orang
tua dapat mengerti?
3. Di
lapangan ditemukan bahwa ada beberapa keluarga Kristen yang tidak mengerti
tugas utama dalam mendidik anakberdasarkan Ulangan 6:4-9. maka muncullah pertanyaan, sejauhmana orang tua Kristen mengerti akan perintah Tuhan dikitab
Ulangan 6:4-9 dalam mendidik anak-anak mereka?
4.
Dilapangan ditemukan ada beberapa anak
yang kurang mendapatkan pendidikan agama Kristen di dalam keluarga, sehingga perkembangan
karakter anak tidak mencerminkan karakter kristus pertanyaanya. bagaimana cara
agar anak-anak yang kurang mendapatkan pendidikan dapat mengalami perkembangan
karakter?
5.
Orang tua seharusnya menyadari betapa
pentingnya Pengajaran Agama Kristen di dalam keluarga, untuk menjadikan
anak-anak mereka memilih karakter seperti Kristus sejak dini, bagaimana peran
orang tua Kristen dalam
mendidik anak berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan karakter anak di
Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan
6. Dilapangan ditemukan bahwa ada beberapa anak
yang suka memaki, mencuri, melawan orang tua, malas kegereja, merokok,
minum-minuman yang memabukkan dan lain-lain. Pertanyaan bagaimana cara orang
tua mendidik anak tersebut berdasarkan Ulangan 6:4-9?.
Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka
penulis membatasi beberapa masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini,
ialah 1, 3, 5
1. Di lapangan ditemukan bahwa ada beberapa
orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I belum mengenyam Pendidikan disebabkan
faktor ekonomi, malas karena tempat sekolah jauh, karena beberapa faktor diatas
maka, anak-anak di Desa Tuhemberua Dusun I kurang mendapatkan pendidikan Agama
Kristen di dalam keluarga.
Mengapa Pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga itu sangat penting?
2. Di
lapangan ditemukan bahwa ada beberapa keluarga kristen yang tidak mengerti
tugas utama mereka dalam mendidik anak,berdasarkan
Ulangan 6:4-9 maka muncullah pertanyaan,
sejauhmana orang
tua Kristen mengerti akan perintah Tuhan di dalam kitab Ulangan 6:4-9 dalam
mendidik anak-anak mereka?
3.
Orang tua seharusnya menyadari betapa
pentingnya Pengajaran Agama Kristen kepada anak-anak mereka di dalam keluarga, supaya mereka bertumbuh dalam kerohaniannya sehingga
mereka mempunyai karakter seperti Kristus, Bagaimana peran orang
tua Kristen
dalam mendidik anak 6-12 tahun
berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan karakter anak di Desa
Tuhemberua Dusun I Nias Selatan.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan
masalah diatas, maka peneliti menetapkan
beberapa rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Mengapa Pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga itu
sangat penting?
2. Sejauhmana
orang tua mengerti akan Perintah Tuhan di Kitab Ulangan 6:4-9 dalam mendidik
anak-anak mereka?
3.
Bagaimana
Peran Orang Tua Kristen Dalam Mendidik Anak Berdasarkan Ulangan 6:4-9 Terhadap
Perkembangan Karakter Anak Di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan.
Tujuan Penulis
Penulis
skripsi ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk
menjelaskan kepada orang tua di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan bahwa Pendidikan Agama Kristen di Keluarga itu
penting bagi perkembangan karakter anak.
2. Untuk
menjelaskan kepada orang
tua apa maksud perintah Tuhan di dalam Kitab Ulangan 6:4-9 dalam mengajar
anak-anak mereka.
3. Untuk
mengetahui sejauhmana orang
tua mengerti cara mendidik anak sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan di
dalam kitab Ulangan 6:4-9 dalam perkembangan karakter anak.
Kepentingan Penelitian
Dalam
penulis skripsi ini dapat memberi beberapa mafaat sebagai berikut:
Kepentingan
Teoritis
Seca teoritis, untuk dimengertidan memperdalam pengetahuan
bagaimana cara mendidik anak 6-12 tahun berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap
perkembangan anak.
Kepentingan Praktis
1. Bagi
STTIE : untuk dapat memberikan tambahan
Informasi bagi para pembaca dan untuk memperlengkapi para pengajaran bahwa
betapa pentingnya pendidikan di dalam keluarga, berdasarkan Ulangan 6:4-9
2. Bagi
penulis : agar penulis dapat mendidik
anak di dalam keluarga berdasarkan Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan karakter
anak
3. Bagi
orang tua : mengerti dan mampu mendidik
anak 6-12 tahunberdasarkan
Ulangan 6:4-9 terhadap perkembangan anak
4. Bagi
anak : agar anak mengalami perkembangan karakter sesuai dengan kebenaran Firman
Tuhan berdasarkan Ulangan 6:4-9
5. Bagi
gereja:agar gereja dapat menjelaskan kepada jemaat mengenai Tugas mereka
sebagai orang tua berdasarkan Ulangan 6:4-9 bagi perkembangan karakter anak.
6. Bagi
mahasiswa PAK: untuk mengetahui dan
mendapat pemahaman mengenai cara mendidik anak 6-12 tahun berdasarkan Ulangan
6:4-9 terhadap perkembangan karakter anak.
Metodologi Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membahas
mengenai metode penulisan dan metode pengumpulan data.
Metode Penulisan
Dalam penulisan
skripsi, penulis menggunakan metode kualitatif yang merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa lisan dari orang-orang yang
diamati.[18] Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis, didalam penelitian
kualitatif. Landasan teori diperoleh untuk memberikan gambaran umum tentang
latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.[19]
Metode Pengumpulan Data
Dalam hal ini metode pengumpulan data di dalam proposal
ini dapat diperoleh melalui obsevasi, wawancara dan
dokumentasiterhadapsekelompok orang
tua di Desa Tuhemberua Dusun I Nias Selatan.
Definisi istilah
Peran adalah segala sesuatu kegiatan karena
kedudukan yang dimilikinya atau status dan peran seseorang baik dalam lingkup
yang kecil maupun besar dengan demikian peran adalah tugas utama yang dimiliki
oleh seseorang.[20]
Orang tuaadalah Wakil Allah dalam upaya mendidik
anak. Mengajar anak-anak mereka adalah
pekerjaan yang paling penting bagi ayah dan Ibu.[21]
Mendidik merupakan menyampaikan pengajaran, norma-norma dan nilai-nilai
hidup, aturan dan hukum maupun cerita-cerita serta pengalaman yang mengandung
didikan dan mengajarkan pengenalan akan Tuhan.
Isi utama dari ajaran atau aturan yang disampaikan konsep-konsep dari
Firman Tuhan, karena Firman Tuhan mempunyai kuasa mendidik orang dalam
kebenaran.[22]
Anak adalah Milik Allah dan anugerah Allah yang
dipercayakan kepada sepasang suami istri yang harus dipertanggung
jawabkan. Maka dengan itu orang tua
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memperkenalkan Kristus sebagai
juruselamat dan
mengikuti rencana Allah.[23]
Ulangan 6:4-9 :suatu peran orang tua dalam mendidik
anak secara Kristiani,untuk mengingatkan kepada orang tua supaya mereka
mengajarkan Firman Tuhan pada anak-anak secara terus menerus karena itu
merupakan tugas utama orang tua di dalam keluarga[24].
Karakter adalah kata “ watak” yang diartikan sebagai
sifat batin manusia yang memengaruhi segenap pikiran, tingkah laku, budi
pekerti, dan tabiat.[25]
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pokok-pokok pembahasan
ke dalam lima. Adapun pembagian dari masing-masing bab adalah
sebagai berikut:
BabI, menguraikan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
kepentingan penelitian meliputi manfaat
teoritis, manfaat praktis, metodologi, definisi istilah dan sistematika penulisan.
Bab II, memamparkan kajian teori yang terdiri dari pembahasan peran orang
tua Kristen dalam mendidik anak 6-12 tahun berdasarkan Ulangan 6:4-9, kedua pendidikan anak dalam
keluarga terhadap perkembangan karakter anak di Desa Tuhemberua Dusun I Nias
selatan
Bab III, menguraikan tentang metodologi
penelitian, yang terdiri dari tujuan dilaksanakannya penelitian, tempat dan
waktu penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
Bab V, menguraikan tentang hasil penelitian dan
pembahasan.
Bab VI, penutup yang berisi kesimpulan, saran dan
implikasi yang dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis pada
khususnya.
[1]Hardi Budiyana, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen,
(Yogyakarta:Berita Hidup Seminary, 2011), hlm 2-5.
[2]KelompokkerjaPendidikan Agama
Kristen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.BeryumbuhdalamKristus, (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009),hlm 100.
[3]Ibid. hlm 12.
[4]Phyllis Kilbourn, Children In Crisis: A New Communitment,
(Malang: Yayasan Sunfokus Indonesia, 2002),
hlm. 9.
[5]Myer Pearlman, PenyelidikanAnak, Growing In Discipleship, (Malang,Gandum
Mas 1986), hlm 82.
[6]Paul Lewis, cara mengarahkan anak, (bandung: Yayasan Kalam Hidup, [t. Th] ),hlm
96.
[7]Manisa Laia, Wawancara Sabtu, 25 April 2019, jam 20:00 WIB.
[8]J.
Waterink dan G.M.A. Nainggolan, dengan Bimbingan
Ibu (Jakarta : Gunung Mulia, 1980),
hlm 10.
[9]
Ibid. Manisa Laia WawancaraSabtu,
25 April 2019, jam 09:04 WIB.
[10]Jenny Gichara, Mendidik Anak Sepenuh Jiwa,
(Jakarta: Pt Elex Media Komputindo, 2013), hlm 197.
[11]KelompokkerjaPendidikan Agama
Kristen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.BeryumbuhdalamKristus, (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009), hlm, 100.
[12]Hengki Wijaya, Khotbah Untuk Pendidikan Warga Jemaat, (Makassa: Sekolah Tinggi Teologi Jafrray,
2018),
hlm 51.
[13]Tan Giok Lie, GenerasikeGenerasi, (Bandung:
VisiAnugerah Indonesia, 2017),
hlm 18.
[14]Jarot Wijanarko, Ester Setiawati,
Ayah Ibu Baik, (Jakarta Selatan: Keluarga
Indonesia Bahagia, 2016), hlm 53.
[15] Yakub B. Susabda, Pembinaan Keluarga Kristen, ( malang:
Lembaga Bina Keluarga Kristen 1990)hlm 80-84.
[16]A. Simanjuntak,Tafsiran Alkitab Masa Kini, (Jakarta Pusat: Bpk Gunung Mulia, 1983), hlm 317.
[17]Myer Pearlman, PenyelidikanAnak, Growing In Discipleship, (Malang,Gandum
Mas 1986), hlm 5.
[18] Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Hidayatul
Quran Kuning, 2019). hlm 100.
[19]Sugiyono,
Metodologi Penelitian Pendidikan,
(Bandung : Alfabeta, 2016), hlm 15
[20]
Utin S. dan Abrori, body Image ({t.t}: PT
Sahabat Alter Indonesia, 2007),hlm
23.
[21] Joyce Coon, Isaac & Margaret
Simbiri, Rencana Allah Bai Rumah Tangga Kristen, (Kalam Bandung : Hidup, 1978),
hlm 196.
[22] Jarot Wijanarko, Mendidik Anak Dengan Hati, (Jakarta :
Keluarga Indonesia Bahagia, 2018) hlm. 107.
[23] Joyce Coon, Isaac & Margaret
Simbiri, Rencana Allah Bai Rumah Tangga Kristen. hlm 194.
[24]Kelompok kerjaPendidikan Agama
Kristen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.Beryumbuhdalam Kristus, (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009), hlm 100.
[25] H. Soemarno Soedarsono, Membangun Kembali Jati Diri Bangsa, (Jakarta
:PTElex Media Komputindo, 2008), hlm 17.
0 komentar:
Posting Komentar